Bocoran Calon Pendamping Anies di Pilgub Jakarta, PKB Sudah Jadwal Pengumuman

Hajinews.co.id — Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah menyiapkan bakal calon wakil gubernur (cawagub) untuk pendamping Anies Baswedan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 nanti.

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan pihaknya segera umumkan sosok calon pendamping Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pengumuman bakal calon wakil Anies di Pilgub Jakarta, tiga hari lagi akan dilakukan.

“Nanti nanti ya tiga hari lagi kita keluarkan namanya, jangan sekarang,” jelas Jazilul Fawaid saat konferensi pers di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Kemudian Jazilul disinggung sosok Wakil Ketua Umum PKB Ida Fauziyah.

Dia menegaskan,  tak ada arah ke figur tersebut.

Jazilul mengklaim, Ida diklaim tak berminat.

“Beliau enggak berminat di situ, yang lain masih ada,” imbuhnya.

Sejauh ini, kata dia, belum ada keputusan konkret dari tiga parpol yang mengusung Anies perihal kandidat cawagub.

Ketiga parpol itu meliputi PKB, NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Cuma cara mengambil keputusannya yang masih belum, ya biasanya kan cara ngambilnya duduk bersama gitu. Ini gimana cara voting ya nanti (belum diputuskan),” ucapnya.

Wakil Ketua MPR itu mengatakan duduk bersama ketiga parpol juga belum diagendakan.

Gigi rapi dan senyum seputih salju? Veneer adalah cara terbaik untuk sekarang ini

“Justru di situ tuh, siapa yang akan memulainya, bagaimana polanya, apakah Pak Anies ikut disitu apa tidak, justru disitulah seninya di DKI,” kata Jazilul.

 

Dukung Anies

PKB telah mengusung Anies Baswedan sebagai cagub di Pilkada Jakarta 2024 dan tinggal mengumumkan secara resmi.

Hal tersebut disampaikan merespons keputusan DPP NasDem yang telah mengumumkan Anies sebagai cagub yang bakal diusung di Pilgub Jakarta 2024.

“Ya sama aja. Sama saja. Iya (DPP PKB) sudah dukung Pak Anies (di Jakarta). Pada saatnya diumumkan,” ucap Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (22/7/2024) malam.

Jazilul mengklaim PKB merupakan partai yang pertama kali mengusung Anies untuk maju di Jakarta.

Dengan begitu, PKB senang karena Nasdem telah resmi mengusung Anies di Jakarta.

“Tentu PKB senang sekali, karena pertama partai yang mendukung Pak Anies. PKB kan partai pertama yang sudah mengusung Pak Anies. Kan tinggal umumkan saja,” jelas dia.

Kemudian Jazilul disinggung apakah sudah ada surat rekomendasi untuk Anies, Jazilul mengatakan hanya tinggal diketik saja suratnya.

Jazilul mengingatkan bahwa waktu pendaftaran untuk Pilkada Serentak 2024 masih panjang.

“Yang jelas masyarakat DKI penting tahu aspirasi untuk dukung Pak Anies sudah disampaikan oleh DPW PKB DKI dari awal bulan apa itu,” ucap dia.

“Harapan sekarang partai-partai pendukung Pak Anies saatnya untuk duduk bersama gitu loh. Jadi kan ini deklarasi masing-masing saja.

Masing-masing deklarasi, sekarang duduk bersama, melengkapi apa yang menjadi kelengkapan seorang calon,” jelasnya.

Hasil survei

Berdasarkan Survei yang dilakukan CER Indonesia, elektabilitas Anies Baswedan tertinggi mengungguli nama-nama potensial lainnya seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, maupun anak Presiden, Kaesang Pangarep.

Dalam survei tersebut, nama Anies Baswedan unggul dari beberapa nama kandidat yang disebut akan menjadi kompetitor dalam Pilkada Jakarta 2024.

Pada simulasi elektabilitas 10 nama, Anies Baswedan memimpin dengan perolehan 46,4 persen, kemudian Basuki Tjahaja Purnama di posisi kedua dengan 26,3 persen, disusul RK 16,8 persen dan Kaesang Pangarep di angka 3,6 persen.

Dalam simulasi 4 Kandidat, perolehan suara Anies Baswedan lebih dari 50 persen, di tempat ke-2 ada Basuki Tjahaja Purnama dengan 27,1 persen, disusul Ridwan Kamil sebesar 19 persen dan Kaesang sebesar 3,5 persen.

CER juga melakukan simulasi 4 kandidat lainnya, dengan memasukkan Mantan KSAD Andika Perkasa untuk menggantikan Basuki Tjahaja Purnama, di mana Anies Baswedan tetap unggul dengan perolehan suara lebih dari 50 persen, disusul oleh Ridwan Kamil dengan 33,7 Persen, Kaesang dengan 7,8 persen dan Andika Perkasa dengan 4,1 persen.

Simulasi 3 Pasangan Calon juga memperlihatkan hal yang serupa, Anies Baswedan unggul dengan 56,3 persen dari Ridwan Kamil 38,4 persen dan Andika Perkasa 5,3 persen.

Dalam simulasi head to head dua pasangan, Anies Baswedan juga unggul saat dihadapkan dengan kandidat lain seperti Basuki Tjahaya Purnama, Ridwan Kamil, Andika Perkasa dan Kaesang.

Anies unggul melawan Basuki Tjahaja Purnama, dengan perolehan Anies 61,2 persen dan Basuki Tjahaja Purnama 38,8 persen, lalu melawan Ridwan Kamil, Anies juga unggul sebesar 58,4 persen dan RK 41,6 persen.

Saat dihadapkan dengan Andika Perkasa Anies makin jauh memimpin hasil survei, karena unggul 74,7 persen dan Andika yang hanya memperoleh 25,3 persen. Sedangkan melawan Kaesang, Anies juga unggul 70,9 persen dan Kaesang yang hanya memperoleh 28,6 persen.

Lawan Ahok Lagi di Pilkada DKI 2024, ini Tanggapan Anies

Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan angkat bicara soal kemungkinan dirinya kembali berhadapan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilgub Jakarta 2024.

Dia menyebut Pilkada Jakarta 2024 bukan tentang siapa yang berada dalam panggung pertarungan, melainkan untuk kepentingan warga Jakarta.

Hal tersebut disampaikan suami Fery Farhati itu usai mendapatkan dukungan maju Pilkada DKI Jakarta dari Ormas Kebangkitan Jawa dan Pengacara (Bang Japar) di Jakarta, Sabtu (20/7/2024).

Diketahui, pertarungan antara Anies Baswedan dan Ahok di Pilkada Jakarta pada 2017 berpeluang akan kembali terulang.

Adapun isu itu mencuat lagi setelah Ahok dalam salah satu wawancara eksklusif dengan televisi nasional memberikan pernyataan jika pertarungannya dengan Anies akan lebih menarik, karena untuk mengukur sampai mana bangsa Indonesia naik level menuju Bhinneka Tunggal Ika.

“Proses Pilkada ini adalah tentang warga Jakarta. Bukan tentang siapa yang berada di panggung. Ini yang harus jadi perhatian kami,” jelas Anies.

Tak hanya itu, Anies juga menyoroti perekonomian masyarakat di Jakarta. Dia melihat masyarakat Jakarta tertekan.

“Kami merasakan warung-warung, ojek, kemudian pedagang kaki lima, toko-toko semua sedang membutuhkan perhatian soal kebijakan perekonomian di sini. Itu yang jadi fokus. Jadi pilkada ini harus pilkada tentang rakyat, bukan pilkada tentang siapa yang berada di panggung saja,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Pengamat Politik Citra Institute Efriza mengatakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lawan kuat Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.

Karena nama kader PDIP tersebut berada pada peringkat kedua dalam survei elektabilitas terbaru yang dirilis Litbang Kompas.

“Jika melihat survei elektabilitas semestinya PDIP berani mengajukan Ahok, apalagi jelas bahwa PDIP masih suara kedua di Jakarta, juga sebelumnya PDIP adalah oposisi dari Anies. Ahok juga diyakini lawan tanding setimpal Anies karena representasi suara masyarakat yang tak suka Anies dan mengakui rekam jejak berhasil Ahok memimpin Jakarta menggantikan Jokowi,” ucap Efriza kepada Wartakotalive.com, Jumat (19/7/2024).

Efriza mengatakan apabila berkaca dari masa lalu PDIP bisa meraih koalisi, memungkinkan didukung banyak partai jika berani memajukan Ahok, hanya sekarang PDIP terkesan ingin bersama Anies mengalahkan Jokowi dan keluarga saja.

“Bukan semangat jiwa petarungnya yang bisa menunjukkan keberanian sebagai organisasi partai politik menghadirkan tiga pasangan calon dan menjadi lawan setimpal dari Anies,” ucapnya.

Efriza menyebut jika duel Anies dan Ahok terjadi, maka kemungkinan Ahok akan didukung banyak partai.

“Kemungkinan Ahok meraih dukungan dari banyak partai masih tinggi juga peluang menangnya memang juga masih tinggi sekitar peluangnya masih 50:50 persen, jika faktanya juga 30 persen masyarakat belum menentukan pilihan,” ungkapnya.

Menurut Efriza, PDIP harus berani mengajukan calon penantang Anies agar masyarakat Jakarta yang plural, heterogen, bisa memperoleh keterwakilan dari calon seperti Ahok.

“Sebab, pasangan Anies dan Sohibul Iman tidak membuat situasi Jakarta Aman seperti akronim AMAN karena pasangan ini satu warna dari basis Islam kanan dan isu identitas yang pernah dimainkan Anies dan PKS di Jakarta kala melawan Ahok masih menjadi memori kelam Pilkada Jakarta,” jelasnya.

Seharusnya, kata Efriza, partai berlogo banteng itu berani memberikan kesempatan kedua pada Ahok untuk maju di Jakarta kembali, karena Ahok sudah tidak amat tempramen.

“Dia (Ahok) juga sudah mengakui sudah lebih dewasa dalam pengelolaan kecerdasan emosional dan pengalamannya sudah tinggi dalam sepak terjang di politik,” tutupnya.

Sumber: Tribunnews

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *