Saat Kita Mengucapkan Terima Kasih, Allah Bertanya Apa Lagi Yang Kamu Inginkan? Ini Kata UAH

Saat Kita Mengucapkan Terima Kasih
Ustadz Adi Hidayat

Hajinews.co.idSaat seseorang mengucapkan terima kasih, biasanya kita membalasnya dengan: “Sama-sama”. Ini adalah respons yang sangat umum dalam percakapan sehari-hari dan menunjukkan kesopanan serta ungkapan terima kasih.

Meski jawaban ini sederhana, namun mencerminkan rasa saling menghormati dan mempererat hubungan sosial antar manusia.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Beda halnya ketika kita mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT. Allah tidak hanya membalas dengan sekadar “sama-sama,” melainkan dengan jawaban yang jauh lebih besar dan penuh berkah, yaitu “mau apa lagi?” Dalam hal ini, Allah menunjukkan bahwa rasa syukur dari hamba-Nya akan selalu diikuti dengan tambahan nikmat dan kebaikan.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube @Andhap_asor, Ustadz Adi Hidayat (UAH)menjelaskan bagaimana Allah SWT merespons ucapan terima kasih dari hamba-Nya. Menurut Ustadz Hidayat, ketika seseorang mengucapkan terima kasih kepada Allah, reaksi yang diberikan oleh Allah jauh lebih besar dan penuh berkah dibandingkan reaksi manusia terhadap ucapan terima kasih.

“Ketika manusia memberi sesuatu kepada orang lain dan orang tersebut mengucapkan terima kasih, biasanya si pemberi akan merasa senang dan mungkin memberikan lebih banyak lagi,” jelas Ustadz Hidayat.

“Namun, ini tidak berlaku untuk Allah. Allah SWT tidak hanya berhenti pada pemberian yang sudah ada, tetapi selalu siap untuk menambah nikmat-Nya.”

Allah SWT Sangat Dermawan

Ustadz Adi menekankan bahwa Allah SWT sangat dermawan dan tidak hanya memberikan balasan yang sama atas ucapan terima kasih. Sebaliknya, Allah akan menanyakan, “Mau apa lagi?” sebagai bentuk kemurahan hati-Nya.

“Ini menunjukkan betapa besar dan luasnya kemurahan Allah,” tambah Ustadz Hidayat.

Ia mengutip ayat Al-Qur’an dari Surat Ibrahim, ayat 7, untuk mendukung penjelasannya. “Allah SWT berfirman:

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ,

“yang artinya, “Dan (ingatlah) tatkala Pemelihara kalian mengumumkan bahwasanya jika kalian bersyukur, maka sungguh Aku akan tambah untuk kalian (akan nikmat).”

Ini adalah janji Allah untuk menambah nikmat bagi mereka yang bersyukur.

Ustadz Adi juga menjelaskan bahwa ayat ini mengandung peringatan bagi mereka yang tidak bersyukur. “Jika kalian kufur, sesungguhnya siksa-Ku sangatlah pedih,” ujar UAH, mengutip bagian lain dari ayat tersebut. Ini menggarisbawahi pentingnya bersyukur dan menghindari kufur nikmat.

UAH juga merujuk pada hadis riwayat Ibnu Hibban yang menyebutkan bahwa dosa dapat menghalangi rezeki. “Sesungguhnya seorang hamba terhalangi dari rezeki karena dosa yang dia kenakan,” jelasnya.

Bersyukur maka Nikmat akan Ditambah

Hal ini menunjukkan bahwa bersyukur bukan hanya sebagai bentuk ibadah, tetapi juga sebagai cara untuk mendapatkan rezeki dan keberkahan dari Allah.

Menurut UAH, bersyukur adalah kewajiban setiap hamba Allah. “Dengan bersyukur, kita menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan kita terhadap nikmat Allah. Nikmat Allah sangat banyak dan tidak terhitung,” katanya. Allah SWT tidak meminta balasan selain dari ucapan syukur.

Meski banyak umat Islam yang mengetahui pentingnya bersyukur, Ustadz Hidayat mengingatkan bahwa sering kali kita lupa untuk melakukannya.

“Kita seringkali lupa untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Padahal, bersyukur adalah kewajiban kita sebagai hamba-Nya,” ujarnya.

Dalam video tersebut, Ustadz Hidayat berharap agar setiap Muslim dapat lebih sadar dan konsisten dalam bersyukur. “Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang selalu bersyukur atas segala sesuatu yang Allah SWT berikan,” tutup beliau. Ucapan syukur bukan hanya sebagai bentuk kewajiban, tetapi juga sebagai cara untuk mendapatkan tambahan nikmat dari Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *