Hikmah Malam: Beristighfarlah, Karena Para Nabi pun Tidak Pernah Meninggalkan Istighfar

Keridhaan Allah Ta’ala adalah anugerah terbesar bagi seorang hamba. Hal ini bisa didapatkan (salah satunya) dengan memperbanyak permohonan ampunan kepada-Nya melalui istighfar.

Karena nilai keutamaannya ini, menurut Asy-Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi (Dalam Pangkuan Sunnah), istighfar termasuk kebutuhan asasi manusia sehingga seorang nabi pun tetap membutuhkan istighfar.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Maka …

Nabi Ibrahim Khalilullâh beristighfar, “Ya Rabbana, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang Mukmin …” (QS Ibrahim, 14:41)

Nabi Nuh as. beristighfar, “Ya Rabbana, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk dengan beriman, dan semua orang beriman …” (QS Nuh, 71:28)

Rasulullah ﷺ pun beristighfar, memohon ampun kepada Allah Ta’ala, sebanyak 70 atau 100 kali dalam sehari … (HR Al-Bukhari dan Ahmad)

Sesungguhnya, dengan banyak beristighfar, kita akan mendapatkan apa yang Rasulullah ﷺ janjikan:

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

_”Barangsiapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”_ (HR Ahmad)

Team Tasdiqul Quran

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *