Daftar Donatur Palestina
Hajinews.co.id — Pengamat politik Citra Institute, Efriza meyakini PDIP tak akan mau jadi bagian pengusung Anies Baswedan jika cawagubnya adalah Sohibul Iman sebagaimana yang diinginkan PKS saat ini.
“PDIP mengusung Aman, adalah tindakan mengecilkan kualitas organisasi sebagai partai,” kata Efriza saat dihubungi, Selasa (9/7/2024).
Pasalnya, kata dia, jika nantinta PDIP ikut mengusung Anies saja itu pastinya bakal mengundang kekecewaan dari sejumlah kader partai berlogo banteng itu.
Sebab, ia meyakini ada cukup banyak para kader PDIP yang belum move on dari panasnya pertarungan di Pilkada Jakarta 2017 silam.
“Menerima Anies saja sudah memuncak kekecewaan kader-kader fanatik PDIP yang merasa Anies dan PDIP punya masa lalu 2017 di Pilkada yang menghasilkan memori buruk, apalagi jika akhirnya malah turut bersama PKS yang berbeda ideologinya,” papar Efriza.
Karenanya, Efriza meyakini PDIP sedang berusaha menegosiasikan Anies dengan kader PDIP lainnya.
“Jika tidak, maka PDIP memilih opsi baru menghadirkan tiga pasangan calon di Pilkada DKI Jakarta seperti 2017 lalu,” kata Efriza.
Sementara itu, menurut pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, nama mantan Panglima TNI yang kini menjadi kader PDIP, Jenderal (Purn) Andika Perkasa bisa menjadi titik temu untuk menjadi cawagub Anies.
Ke depan, ia memprediksi PKS akan melunak jika calon yang diusulkan menjadi pendamping Anies Baswedan adalah Andika Perkasa.
“Karena harus disadari elektabilitas Sohibul Iman itu masih rendah sekali di Jakarta jadi tidak menjual untuk menjadi pendamping Anies sedangkan Andika memiliki modal yang elektabilitas yang cukup bagus,” kata Ginting.
Tak hanya itu, jika PDIP mendukung duet Anies-Sohibul maka artinya mereka hanya sebagai pengikut di perhelatan Pilkada Jakarta 2024.
Sumber: Tribun
