WIKA Beber KCP Jakarta-Bandung Whoosh Penyebab Rugi Besar Perusahaan

WIKA Beber KCP Jakarta-Bandung Whoosh Penyebab Rugi Besar Perusahaan (foto istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengungkapkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh jadi salah satu penyebab kerugian yang ditanggung perusahaan pada tahun 2023.

Asal tahu saja, WIKA mencatatkan rugi Rp 7,12 triliun di tahun 2023. Kerugian bersih WIKA membengkak 11.860% dari kerugian Rp 59,59 miliar di tahun 2022.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi kerugian pada 2023, yakni tingginya beban bunga dan beban lain-lain. Salah satunya disebabkan oleh kerugian PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

PT PSBI adalah anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) yang memegang 60% saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Melansir laporan keuangan WIKA 2023, sejumlah beban WIKA memang tercatat membengkak. Paling besar, beban lain-lain naik 310,16% menjadi Rp 5,40 triliun dan beban keuangan meningkat 133,70% sebesar Rp 3,20 triliun di tahun 2023.

Beban keuangan ini mencakup beban bunga atas utang bank ataupun nonbank, beban provisi, dan beban administrasi bank terkait perolehan pinjaman yang diraih perseroan.

“Beban lain-lain ini di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI, Senin (8/7).

Menurut Agung, WIKA mengeluarkan dana yang cukup besar untuk proyek ini, yaitu sebesar Rp 6,1 triliun.

“Penyertaannya saja sudah Rp 6,1 triliun (untuk konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung). Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, sehingga hampir Rp 12 triliun,” paparnya.

Dana tersebut, kata Agung, dikumpulkan oleh WIKA dengan cara menerbitkan sejumlah obligasi. Alhasil, beban keuangan WIKA pun membengkak sepanjang tahun lalu.

“Untuk memenuhi uang ini, mau tidak mau WIKA harus melakukan pinjaman melalui obligasi,” pungkas dia.

sumber: kontan

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *