Kagumnya Gus Baha kepada Gus Dur, Tak Ada Darah yang Tertumpah Demi Kekuasaan

Kagumnya Gus Baha kepada Gus Dur
Gus Dur

Hajinews.co.idDalam rangka HUT ke-10 H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang digelar di Pondok Pesantren Tebuireng, kekaguman Gus Baha terhadap sosok Gus Dur menjadi pusat perhatian.

Gus Baha yang bernama lengkap KH. Ahmad Bahauddin Nursalim dan dikenal sebagai salah satu ulama terkemuka, memuji kepiawaian Gus Dur dalam persoalan fikih dan kiprahnya dalam menangani konflik politik yang muncul.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Melalui kanal YouTube @Ceritaislami836 pada Kamis (05/09), Gus Baha mengungkapkan kekagumannya terhadap Gus Dur, khususnya dalam konteks fikih.

Gus Baha dalam narasinya mengatakan, sebenarnya ia mengidolakan Gus Dur karena kepiawaiannya menangani persoalan fikih berdasarkan ilmu yang dipelajarinya.

Salah satu yang sangat diapresiasi oleh Gus Baha adalah cara Gus Dur menangani situasi politik pasca dicopot dari kursi presiden.

Gus Dur yang saat itu berada di bawah tekanan politik yang intens, dengan bijak mengelola konflik agar tidak terjadi pertumpahan darah.

Gus Dur Kedepankan Keselamatan Bangsa

Gus Baha menyatakan bahwa pencapaian Gus Dur dalam mengelola konflik tanpa mengorbankan darah manusia adalah sebuah prestasi besar.

Menurutnya, tindakan Gus Dur mencerminkan prinsip-prinsip fikih yang mengedepankan keselamatan dan keamanan tanpa mengutamakan kekuasaan.

Dalam pandangan Gus Baha, sikap Gus Dur sangat sejalan dengan kaidah fikih yang menekankan pentingnya menghindari kerugian dan pertumpahan darah.

Gus Baha menegaskan bahwa Islam selalu mengajarkan untuk menghindari kekerasan dan darah demi mencapai kekuasaan atau tujuan politik.

Gus Dur dianggap sebagai teladan dalam hal ini, karena meskipun menghadapi berbagai tantangan, beliau tetap menjaga prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan.

Keberhasilan Gus Dur dalam menghindari pertumpahan darah menunjukkan komitmennya terhadap ajaran Islam yang mementingkan keselamatan umat.

Gus Dur Tak Hanya Teori Saja

Dalam video singkat itu, Gus Baha juga menyoroti bahwa Gus Dur mampu menunjukkan bahwa prinsip fikih tidak hanya berlaku dalam teori tetapi juga dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Gus Baha sangat mengagumi dan menghormati sosok Gus Dur.

Peringatan haul ke-10 Gus Dur ini menjadi momen penting bagi banyak pihak untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa beliau.

Gus Baha, melalui kisah di video tersebut  memberikan penghormatan tinggi kepada Gus Dur dengan menekankan pentingnya prinsip fikih dalam menghadapi situasi krisis.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa dalam sejarah Islam, pengelolaan konflik tanpa kekerasan adalah salah satu bentuk penerapan ajaran yang paling murni.

Gus Dur, dengan kepemimpinan dan kebijaksanaannya, telah menjadi contoh nyata dari hal tersebut.

Ceramah Gus Baha di Pesantren Tebuireng menjadi refleksi mendalam tentang bagaimana prinsip fikih dapat diterapkan dalam situasi yang penuh tantangan.

Ini adalah pelajaran penting bagi umat Muslim untuk selalu mengedepankan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam setiap aspek kehidupan.

Di tengah dinamika politik dan sosial yang seringkali menimbulkan konflik, pesan Gus Baha tentang sikap Gus Dur menjadi relevan.

Menghindari pertumpahan darah dan kekerasan demi kekuasaan adalah prinsip yang harus dipegang teguh oleh setiap pemimpin dan umat Muslim.

Semoga penghargaan dan kekaguman Gus Baha terhadap Gus Dur menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus mempraktikkan ajaran Islam dengan penuh kebijaksanaan dan cinta damai.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *