Astagfirullah!… Usai Operasi Prostat di Rumah Sakit, Pria Lansia Mengaku Kehilangan Buah Testisnya

Pria Lansia Mengaku Kehilangan Buah Testisnya
Pria Lansia Mengaku Kehilangan Buah Testisnya
banner 400x400

HAJINEWS.CO.IDNasib malang Subandi, 61 tahun, warga Desa Tambakan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Lansia ini kehilangan dua testis usai menjalani operasi di RSUD Bangil. Hilangnya testis itu tanpa persetujuannya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ia pun mengadukan permasalahan yang dihadapinya kepada DPC Peradi Bangil.

Keluhan ini diajukan kemarin (11 Mei). Dia menuntut keadilan karena pihak rumah sakit menolak mengeluarkan penjelasan selama hampir dua tahun.

Subandi bercerita, dirinya jatuh sakit pada September 2022.

Mantri desa mengirimnya ke RSUD Bangil untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Pada tanggal 11 September, dia memeriksakan dirinya di poli bedah untuk pertama kalinya.

Saat itu, ia didiagnosa mengidap kanker prostat. Dua minggu kemudian, dia diperiksa kembali dan diminta memeriksakan kesehatannya ke bagian neurologi.

Mereka bilang dia menderita diabetes.

“Dua kali periksa dan dua kali mendapat diagnosa berbeda. Katanya kena prostat, namun pemeriksaan kedua disebut diabetes,” kata Subandi.

Karena itu, pada 7 Mei 2023, ia kembali datang dan memeriksakan kesehatannya. Dan disebut mengalami prostat.

Ia harus menjalani operasi untuk mengangkat kelenjar prostat di dalam testisnya.

Operasi pertama ini berhasil dilakukan. Namun ia masih harus menjalani operasi kedua pada 31 Mei. Saat operasi pertama dan kedua ini, testis miliknya masih ada.

Namun, setelah ia menjalani operasi ketiga pada 22 Juni, dua testisnya hilang. Pengangkatan testis ini tanpa sepengetahuan dirinya dan keluarga.

Ia sudah mencari keadilan dengan menanyakan hal ini ke rumah sakit. Sayangnya, ia tidak mendapat jawaban.

“Akibatnya, saya tidak bisa (maaf, red) ereksi. Istri saya pun kecewa. Saya bolak-balik meminta penjelasan juga belum berhasil,” ungkapnya di Kantor Hukum Suryono Pane, SH and Partner.

Kedatangannya ke kantor di Kecamatan Beji itu, untuk meminta keadilan.

Ia ingin dokter yang bertanggung jawab dalam operasi ini diproses hukum. Dan ia mendapatkan ganti rugi.

“Saya sangat dirugikan. Ini bisa berdampak pada hubungan rumah tangga saya dengan istri,” jelas Subandi.

Sementara itu, Ketua DPC Peradi Bangil, Suryono Pane menyebut, permohonan bantuan hukum secara tertulis kepada DPC Peradi Bangil sudah diterima.

Pihaknya akan turunkan tim advokat dari Pusat Bantuan Hukum Peradi untuk melakukan klarifikasi terlebih dulu kepada RSUD Bangil.

“Insyaallah, Senin (13/5) tim PBH akan turun ke RSUD Bangil,” jelasnya.

Sumber: jawapos

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *