Stroke, Terlambat Penanganan 1 Detik pun Bisa Fatal

RS PON Jakarta
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id,- Penyakit stroke melibatkan sel saraf yang ada di tubuh bisa berdampak membuat kerusakan yang tidak bisa kembali baik atau permanen. Maka, untuk penanganannya waktu adalah elemen yang paling penting untuk diperhatikan.

Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) dr Mursyid Bustomi, SpS(K), mengatakan jika penangan seperti kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak segera dipenuhi, maka akan semakin banyak jaringan yang rusak.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Golden hour untuk penyakit stroke itu harus sangat diperhatikan. Terlambat 1 detik saja, akibatnya bisa fatal. Jadi, penanganan untuk penyakit stroke ini harus dilakukan sesegera mungkin,” jelasnya pada detikcom, Jumat, (25/10).

 
Di RS PON sendiri, penanganan pasien harus segera ditangani kurang dari 4,5 jam. dr Mursyid mengatakan, sebenarnya dengan waktu sebanyak itu masih belum cukup, karena rumah sakit juga butuh waktu lebih untuk melakukan persiapan penanganan.

“Ada namanya door to middle, yaitu saat pasien dibawa masuk dari pintu rumah sakit sampai obat dimasukkan ke dalam tubuh. Itu harus dilakukan kurang dari 60 menit,” ujarnya.

“Bahkan, kalau kita mengikuti standar internasional, penanganan seperti ini harus diberikan kurang dari 30 menit, makin cepat kan. Semakin cepat diberikan obat, maka semakin baik. Disitulah tantangan untuk tenaga rumah sakit agar selalu siap sedia,” imbuhnya.

Selama jangka waktu 4,5 jam pasien harus segera diberikan obat stroke yang disuntikkan ke tubuh. Bila ini tidak berhasil, maka akan dilakukan cara selanjutnya yaitu trombektomi atau penyedotan sumbatan darah yang terjadi. Waktu yang dibutuhkan untuk bisa melakukan proses ini juga terbatas harus kurang dari 24 jam setelah stroke terjadi.

“Maka dari itu, kami menyarankan untuk segera mencegah penyakit stroke ini datang ke tubuh. Perhatikan gejala atau faktor risiko yang dapat memicunya. Mencegah lebih baik daripada mengobati,” tutur dr Mursyid.(fur/detik)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar