Kisah Gary Miller, Ilmuwan Kanada yang Memeluk Islam setelah Mencari Kesalahan Alquran

Foto: pinterest
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id-Gary Miller, adalah seorang ilmuwan matematika asal Kanada. Selain menjadi anggota dewan ahli di universitas, Miller juga aktif sebagai misionaris Kristen. Miller adalah ilmuwan yang sangat meminati bidang logika dan hal-hal logis.

Pada awalnya, dia berpikir bahwa Alquran yang turun 14 abad yang lalu itu hanya membahas berbagai masalah di masa lalu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun seiring dengan menguatnya arus Islam di Barat, Miller pun terdorong untuk mempelajari Alquran lebih mendalam. Tujuannya adalah mencari celah kesalahannya, sekaligus membuktikan ketidakotentikan kitab suci umat Muslim itu.

“Mulai hari itu, saya membaca Alquran untuk mencari celah-celah kesalahan kitab ini. Melalui usaha ini, saya berharap dapat mengangkat derajat pemeluk agama Kristen di hadapan umat Islam,” kata Miller saat itu.

Karena Alquran diturunkan 14 Abad yang lalu di padang pasir, Miller sempat berpikir kitab ini sangat terbelakang dengan segala kekurangan.

”Namun semakin saya membaca, saya malah semakin menemukan kebenaran yang membuat saya terkesima. Saya menyadari bahwa Alquran ternyata membahas berbagai masalah yang sama sekali tak ditemukan di kitab samawi lainnya,” katanya.

Kitab ini membuat Miller semakin penasaran untuk mempelajari lebih mendalam. Ketika membaca sura An-Nisa’, ayat 82, Miller mengaku terkejut. Ayat tersebut menyebutkan;

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”

Apa yang dialami oleh Miller bukanlah yang pertama kali terjadi bagi seorang non-muslim. Alquran adalah samudera yang tak ada batasnya dan mengandung mutiara ilmu yang tak ada habis-habisnya untuk digali.

Sebagai seorang ilmuwan, Gary Miller memahami bahwa mengenali dan membandingkan berbagai pendapat adalah salah satu metode ilmiah dalam rangka membuktikan kebenaran.

“Alquran dengan ayat-ayat yang sangat lugas mengajak manusia untuk berpikir. Di dunia ini, tak ada seorang penulis pun yang mampu menulis sebuah buku, kemudian dengan penuh keyakinan meminta semua pihak untuk membuktikan kesalahan-kesalahannya,” katanya.

Di saat mempelajari Alquran, Miller menanti ayat yang menyinggung peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Misalnya seperti wafatnya Sayidah Khadijah atau kehidupan anak-anaknya.

Namun, dia malah dikejutkan oleh surat yang bernama Maryam. Sedangkan dalam kitab Injil dan Taurat, tak ada satupun surat khusus dengan nama Maryam. Selain itu, Alquran menyebut nama Isa Al-Masih sebanyak 25 kali, sedangkan kitab ini hanya menyebut nama Rasulullah Muhammmad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebanyak 5 kali. Bahkan, tak ada surat yang menyebutkan nama putri atau istri Rasulullah.

Meski demikian, Miller belum mantap dengan apa yang didapatkannya. Ia pun kembali melanjutkan mencari kesalahan-kesalahan Alquran. Kali ini, dia dikejutkan oleh ayat lainnya, yaitu Surat Al Anbiya ayat 30, yang berbunyi :

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…”

“Ayat ini menyinggung masalah ilmiah yang penemunya mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1973. Ayat ini menjelaskan teori “Big Bang” yang menghasilkan penciptaan dunia, langit, dan bintang-bintang,” jelasnya.

Menurutnya, bagian akhir ayat tersebut menyebutkan, air adalah sumber kehidupan. Ini merupakan salah satu keajaiban penciptaan alam yang baru dipahami oleh sains modern. Ilmuwan modern membuktikan bahwa sel hidup terbentuk dari sitoplasma atau zat separuh cairan lekat, sedangkan bagian inti sitoplasma bersumber dari air.

”Dengan mempelajari ayat ini, saya sama sekali tidak lagi mempercayai klaim-klaim bohong yang menyebut Alquran sebagai buatan Muhammmad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam semata. Bagaimana mungkin Rasulullah yang tak bisa menulis dan membaca sebelum diturunkannya Alquran, 1400 tahun yang lalu, tiba-tiba dapat berbicara soal materi dan gas yang membentuk dunia?,” katanya.

Akhirnya, riset panjang ini menyebabkan Dr. Gary Miller tunduk dan menerima Islam sebagai agama yang benar. Dia kini aktif menulis berbagai makalah terkait mukjizat-mukjizat sains yang tercantum dalam Alquran. Di antara karya-karya Miller berjudul “Alquran yang Menakjubkan”, “Perbedaan Alquran dan Kitab Injil”, dan “Pandangan Islam tentang Metode-Metode Pemberian Kabar Gembira”.

Di samping berbicara mengenai mukjizat dan keagungan Alquran, Dr. Gary Miller juga membahas masalah lainnya. “Di antara mukjizat Alquran adalah menyampaikan ancaman-ancaman untuk manusia di masa mendatang yang tak bisa diprediksikan oleh manusia. Hal ini tak bisa diprediksi oleh manusia karena manusia seringkali menjadikan eksperimen sebagai tolak ukur kebenaran,” katanya.

Alquran juga mengidentifikasi sahabat dan musuh umat Islam. Selain itu, kitab ini juga memperingatkan persahabatan dengan orang-orang musyrik dan mengingatkan bahwa umat kristiani adalah sahabat yang paling dekat dengan umat Islam. Lebih dari itu, Alquran mengemukakan data yang konkret dan ini adalah di antara metode Alquran yang luar biasa.”

”Alquran juga menarik perhatian para pembacanya pada hal-hal yang spesifik, bahkan kitab ini juga menyampaikan informasi-informasi baru. Informasi semacam ini tak pernah disinggung dalam kitab samawi lainnya. Sebagai contoh, surat Al-Imran ayat 44 menyampaikan peristiwa undian untuk mengasuh Sayidah Maryam AS,” katanya.

Ayat tersebut menyebutkan, “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.”

Pada tahun 1977, Miller terlibat debat terbuka dengan penceramah Islam terkenal; Ahmad Deedat. Logikanya jelas dan pembenarannya tampak berdasarkan niat baik untuk mencapai kebenaran tanpa kebanggaan beragama atau prasangka buruk. Banyak orang yang kemudian memperkirakan bahwa ia akan segera memeluk Islam setelah debat itu.

Pada tahun 1978 Miller memutuskan memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul Ahad Omar. Dia bekerja selama beberapa tahun di Universitas Minyak & Mineral di Saudi Arabia dan kemudian mengabdikan hidupnya untuk da’wah melalui program TV dan ceramah-ceramah umum tentang Islam.

”Wahai umat Islam, kalian tak mengetahui betapa Allah SWT telah melimpahkan kemuliaan kepada kalian, yang tak dimiliki oleh agama-agama lain. Untuk itu, bersyukurlah karena kalian telah menjadi muslim. Berpikirlah secara mendalam untuk mengungkap kebenaran-kebenaran yang indah dalam Alquran. Saya mempelajari Alquran secara mendalam, dan kitab inilah yang menyebabkanku mendapatkan hidayah Illahi,” pesannya. (wh)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *