Ketua MPR: Masyarakat Mulai Cemas Penyebaran Virus Corona

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (Foto Tribunnews)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta Kementerian Kesehatan harus menyosialisasikan kemampuan negara dalam menangkal dan mencegah penyebaran virus corona. Langkah ini  sangat penting untuk mencegah terjadinya kepanikan di masyarakat.

“Ingat masyarakat tidak hanya peduli pada pemberitaan tentang dampak virus corona Wuhan atau novel coronavirus (2019- nCoV), tetapi juga mulai cemas,” tegas politikus Golkar yang akrab disapa Bamsoet itu, Senin (2/2/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kecemasan masyarakat itu direfleksikan oleh warga Natuna ketika menyikapi keputusan pemerintah menetapkan Natuna sebagai lokasi karantina bagi 250 WNI yang dievakuasi dari China. Penolakan warga Natuna dinyatakan dalam unjuk rasa, Sabtu (1/2/2020).

Menurut Bamsoet, sebagai bagian dari langkah pencegahan, ia minta Kementerian Tenaga Kerja dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM memonitor mobilitas puluhan ribu tenaga kerja asing (TKA) asal China.

Bamsoet menuturkan kecemasan itu sangat wajar mengingat sebagian besar masyarakat begitu awam tentang virus corona dan cara menangkalnya. Sedangkan pemberitaan tentang ekses virus ini sangat intens dan mulai menebarkan rasa takut.

Apalagi, sambung dia, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menetapkan status virus korona Wuhan sebagai darurat dunia, yang ditindaklanjuti banyak negara dengan ragam tindakan preventif menangkal penyebaran virus itu.

Lebih lanjut Bamsoet juga mengapresiasi langkah Menkes Terawan Agus Putranto dan jajarannya untuk menenangkan masyarakat. Namun, langkah-langkah itu belum efektif karena insidentil atau sepintas lalu, sementara pemberitaan tentang ekses dan penyebaran virus korona demikian intens akhir-akhir ini. “Informasi tentang kemampuan negara menangkal virus itu pun masih simpang siur dan tak jarang dibumbui hoaks,” jelas dia.

Karena itu, sebagai Ketua MPR dirinya mendorong Kemenkes segera menyiapkan penjelasan atau informasi publik tentang kemampuan negara menangkal penyebaran virus korona di dalam negeri.

Informasi resmi itu hendaknya seragam dan disebarluaskan atau disosialisasikan ke semua daerah oleh jajaran Dinas Kesehatan di setiap provinsi serta kabupaten/kota.

“Melalui penjelasan atau informasi resmi yang seragam, diharapkan tidak ada lagi kesimpangsiuran, hoaks atau spekulasi lainnya tentang virus korona di Indonesia. Langkah seperti ini juga bertujuan mencegah panik di masyarakat,” urai Bamsoet.

Presiden Joko Widodo menegaskan seluruh 243 Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dievakuasi dari Wuhan, China, dalam keadaan sehat, namun tetap perlu mengikuti observasi sesuai protokol kesehatan internasional.

“Observasi sehingga betul-betul dinyatakan mereka ‘clean’ (bersih), bersih, sehingga dapat kembali ke keluarga masing-masing. Itu protokol kesehatan yang harus diikuti,” ujar Jokowi di Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2020).

Sebanyak 243 WNI itu adalah 238 orang yang sebelumnya menetap di China dan lima orang tim pendahulu (advance) dari pemerintah Indonesia.

Jokowi juga berterima kasih kepada masyarakat Natuna, karena lokasi di Kepulauan Riau itu menjadi tempat karantina sementara bagi 243 WNI untuk menjalani observasi protokol kesehatan.

“Saya juga berterima kasih ke masyarakat Natuna yang juga sudah memberikan lampu hijau karena ini saudara-saudara kita sendiri. Memang kemarin ada beberapa alternatif, ada yang kemarin, Morotai misalnya, Biak. Tidak semua pulau bisa dipakai,” ujar dia.

Sebanyak 238 WNI telah tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2) siang, setelah sebelumnya transit di Batam. Jika ditambah dengan tim “advance” maka total WNI yang diangkut pulang sebanyak 243 orang.

Di luar itu, ada tujuh orang yang batal diterbangkan ke Tanah Air dari Wuhan dengan sejumlah alasan. Pemerintah sebelumnya berencana mengevakuasi 245 WNI dan lima orang tim “advance” dari Wuhan.

“Yang tiba pastinya 238 orang WNI. Empat orang lainnya mengundurkan diri dan tiga orang lainnya tidak lolos pemeriksaan oleh Pemerintah China,” kata Menkes Terawan Agus Putranto.

Para WNI dipulangkan menggunakan pesawat carter Airbus A330 milik maskapai Batik Air dengan kapasitas mencapai 392 penumpang. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *