Mengkhawatirkan, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal I-2020

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto Jawapos)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku khawatir pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 nanti bakal meleset lagi dari target. Kekhawatiran tersebut mengacu pada Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 sebesar 5,02%. Capaian itu meleset dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,3%.

Airlangga mencermati sejak awal tahun ini, perekonomian Indonesia sudah mengalami guncangan akibat dampak wabah virus corona. Karena itu dia tak mau sembarangan mengeluarkan pernyataan terkait prediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Kuartal I-2020 ini nanti kita lihat dulu karena masalah virus corona, lagian kita belum bisa mengevaluasi karena terlalu pagi, karena ini seluruhnya terpengaruh,” kata Airlangga ditemui di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Untuk diketahui, perlambatan ekonomi tak terlepas dari imbas wabah virus corona yang sudah mulai terasa sebab jumlah kunjungan wisatawan mancanegara disebut Airlangga makin menunjukkan penurunan.

Bukan hanya dari wisman China, namun juga dari hampir seluruh negara terjadi penurunan serupa. “Kita kekurangan turis bukan hanya dari China tetapi banyak negara lain yang juga mengurangi traveling-nya,” ujar Airlangga.

Namun demikian, kata Airlangga, pemerintah bakal mengupayakan yang terbaik agar pertumbuhan ekonomi bisameningkat dari tahun sebelumnya. Salah satu opsi yang mungkin akan diambil pemerintah dalam waktu dekat ini ialah dengan menurunkan harga tiket pesawat.

“Tentu kita akan membuat skenario-skenario baru, jadi bagaimana untuk misalnya menahan penurunan sektor tourism, terutama di daerah-daerah tujuan turis seperti Bali, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, kita akan buatkan program pemerintah, salah satunya yang sedang kita evaluasi itu, bisa ga tiket pesawat diturunin atau disubsidi, sehingga turis domestik kita dorong ke atas,” urai Airlangga.

Menurut dia, selain menurunkan harga tiket pesawat, pemerintah juga berencana memperkuat industri pariwisata lewat program Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).

“Kita juga akan mempertimbangkan atau menyarankan bahwa MICE domestic didorong terutama juga dari pemerintah sendiri baik itu kementerian agar kegiatannya itu diarahkan ke daerah-daerah tujuan wisata tersebut,” lanjut Airlangga.

Ekonom Senior Mari Elka Pangestu menyebutkan bahwa mewabahnya virus corona berpotensi menurunkan perekonomian China sehingga akan berimbas pada perekonomian Indonesia.

“Kita lihat dari hitung-hitungannya kalau perekonomian China turun 1 persen maka perekonomian Indonesia itu kenanya 0,3 persen,” ujar Mari di  Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Mari mengatakan hal tersebut dapat terjadi karena China merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia khususnya melalui permintaan batubara dan kelapa sawit yang akan turun.

“Karena masuknya dari harga dan permintaan komoditas terutama batu bara dan kelapa sawit yang demand-nya besar di China,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia menyatakan bahwa dampak virus corona terhadap penurunan ekonomi tanah air juga melalui sektor pariwisata yaitu menurunnya wisatawan dari China maupun negara lain.

“Misalnya satu tahun dampaknya maka ada dua juta wisatawan dari China yang tidak datang dengan spending rata-rata 1.000 dolar AS per orang yang artinya itu 2 miliar dolar AS yang tidak masuk ke devisa kita,” jelasnya.

Di sisi lain, Mari menuturkan pemerintah masih harus terus memantau perkembangan dari penyebaran virus corona yang akan memberikan dampak untuk perekonomian Indonesia maupun global. “Kalau dampak ekonomi mungkin kita harus melihat apa yang akan terjadi karena masih banyak yang tidak diketahui atau yang tidak pasti,” katanya.

Sementara itu Presiden Joko Widodo menyatakan tetap bersyukur karena Indonesia mampu mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Berada pada angka 5,02 persen sepanjang tahun 2019, walaupun melambat dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 5,17 persen, menurut presiden bukan pekerjaan mudah.

Bagi Jokowi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara G20. Jokowi juga mengapresiasi komunikasi antarpemangku kepentingan di sektor keuangan yang terjalin baik, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sangat pruden. (rah/ berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *