Saat Pergi, Titipkanlah Anak Istri Kepada Allah

Ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina




Oleh: Wahyudi al Maroky

اللهم إني أستودعك نفسي وأهلي ومالي وأمانتي وخوايتم عملي

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ya, Allah aku titipkan kepad-MU; diriku, keluargaku, hartaku, amanat-amanatku, dan akhir-akhir dari amalku.

Banyak diantara kita yang sering berdoa sebelum pergi. Namun banyak diantara kita yang sering lupa berdoa untuk orang-orang yang kita cintai dan menitipkan mereka kepada Allah sebelum pergi. Padahal begitu dahsyatnya efek doa itu sebagaimana sepenggal kisah inspiratif dimasa Khalifah Umar.

Suatu ketika Khalifah Umar bertemu dengan seorang lelaki yang menggendong anaknya. Ia sangat heran kenapa orang ini sangat mirip sekali dengan anaknya. Padahal selama ini ia belum pernah menjumpai seorang yang begitu mirip dengan anaknya. Bahkan anak-anaknya sekalipun tak begitu mirip dengannya.

Sebagaimana dikisahkan dalam kitab MAN YA’ISY BA’DAL MAUT (Orang yang hidup setelah mati) karya Ibnu Abi Dunya. Begitu “kepo”nya, akhirnya sang Khalifah Umar pun bertanya kepada lelaki itu. Mengapa anda sangat mirip sekali dengan anak ini, bagaimana bisa terjadi? Lalu lelaki itu menceritakan kisahnya.

“Ya, amirul mukminin. Anak ini dilahirkan oleh ibunya yang sudah meninggal”. Mendengar pernyataan itu, khalifah Umar terkejut. Bagaimana mungkin?

Lelaki itu menjawab. “Benar wahai amirul mukminin. Kala itu, saat aku akan pergi berjihad, istriku sedang hamil tua dan sudah dekat waktu melahirkan. Aku menceritakan kepada istriku tentang rencanaku ingin ikut pergi berjihad”. Ketika itu istri lelaki tersebut meminta suaminya untuk tidak berangkat jihad karena sedang hamil tua. “Bagaimana dengan anak ini nanti,” tanya sang istri.

Dengan tenang, lelaki itu menghibur istrinya. “jangan khawatir wahai istriku. Anak kita ini, sudah aku titipkan kepada Allah.” Lalu lelaki itu pun berdoa, “Ya Allah aku titipkan anak ini kepada-Mu” maka pergilah lelaki itu ikut berjihad.

Ketika pulang, lelaki itu pun terkejut. Ia mendapati keadaan bahwa istrinya sudah meninggal dan dikuburkan di baqi. Ketika malam datang, lelaki itu bersama saudaranya mendapatkan pemandangan yang beda di kuburan baqi. Ada cahaya diatas kuburan itu.

Lelaki itu merasa heran dan mengajak keponakannya untuk mendatangi kuburan itu. Dan ternyata itu adalah makam istrinya. Saat itulah kuburan terbuka dan nampak istrinya sedang duduk dan melahirkan anaknya. Lalu terdengarlah suara “wahai orang yang menitipkan anaknya kepada Allah, ambillah titipanmu itu”. Maka lelaki itu pun segera mengambil anaknya. Lalu makam itupun menutup kembali. Beberapa ulama berpendapat, seandainya saja saat itu ia menitipkan juga istrinya kepada Allah, bisa jadi istrinya masih dijaga oleh Allah.

Dari kisah tersebut, dapat kita petik beberapa pelajaran penting;

PERTAMA, lelaki itu tak pernah ragu akan pertolongan Allah. Sebagaimana lelaki itu tak ragu dalam berjihad menolong agama Allah. Sebagaimana firman Allah, “Barang siapa menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya di muka bumi”.

KEDUA, sebaik-baik penjaga diri kita dan keluarga kita adalah kepada Sang Pemilik alam semesta dan kehidupan, itulah Allah. Para penjaga keamanan dirumah kita itu memang perlu untuk menjaga keamanan, namun mereka pun belum tentu hidup sampai kita kembali.

KETIGA, jangan lupa berdoa dan menitipkan orang-orang yang kita cintai kepada Allah meski dirumah kita sudah dijaga petugas keamanan terbaik sekalipun. Doa itu penting, selain sebagai ibadah, juga wujud ketaqwaan kita kepada Allah.

Saat kita menitipkan kepada Allah, artinya kita menitipkan kepada Dzat yang akan menjaga titipanya.

Allah berfirman :

فاالله خير حافظا وهو أرحم الراحمين

Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga, Dan dialah yang paling menyayangi dari yang menyayangi (QS. Yusuf : 64)

Dalam hadits Riwayat Ibnu Majah,Ibnu Hiban,ATh-Thobaroni adalah Rasulullah saw ketika akan menitipkan siapa saja yang ingin bepergian, beliau SAW selalu membaca:

((استودعُ الله دينكَ وأمانتَكَ وخواتِيمَ عملك))

Aku titipkan kepada Allah, Agamamu, amanahmu dan akhir-khir dari amalku.

Kemudian beliau SAW bersabda

((إنَّ الله إذا استُودعَ شيئاً حَفِظَهُ))

Sungguh Allah jika dititipi sesuatu pasti akan menjaganya.

Walhasil, kita sering berdoa sebelum pergi. Namun banyak diantara kita yang sering lupa berdoa untuk orang-orang yang kita cintai dan menitipkan mereka kepada Allah sebelum pergi.

Sedangkan ketika berangkat dari rumah, kita tak tahu apa yang akan terjadi terhadap diri kita. Juga kita tak tahu apa yang akan terjadi terhadap orang-orang yang kita cintai. Semoga Allah menjaga orang-orang yang kita cintai… Aamiin.

*)disarikan dari materi Kuliah Subuh bersama KH. Yasin Muthohar

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *