Tiga Dosa Yudian Wahyudi Kepada Masyarakat

Yudian Wahyudi (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id,- Kepala BPIP Yudian Wahyudi kembali bikin gaduh karena pernyataannya bahwa agama adalah musuh terbesar Pancasila. Sebagai Kepala BPIP ia tidak selayaknya berbicara seperti itu, membenturkan agama dengan Pancasila.

Pernyataan ini yang membuat masyarakat dan para tokoh menyayangkannya. Bahkan karena pernyataannya tidak diterima Ummat Islam, MUI minta Jokowi mencopotnya dari jabatannya sebagai kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP). Tak kurang dari Wakil Presiden juga minta agar Yudian Wahyudi mengklarifikasi pernyataannya. Namun sejauh ini Yudian Wahyudi sulit dihubungi. Terlalu banyak “dosa” yang dibuatnya sehingga bikin gaduh.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Berikut ini adalah tiga  “dosa” Yudian Wahyudi yang bikin geger.

  1. Larang cadar di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Semasa menjabat rektor UI Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian sempat membuat kebijakan melarang penggunaan cadar bagi mahasiswi di UIN Sunan Kalijaga. Laranag menggunakan cadar di UIN pun menuai kontroversi.

Ia mengeluarkan surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 perihal pembinaan mahasiswi bercadar tertanggal 20 Februari 2018. Kebijakan Yudian menuai protes dari berbagai pihak, meski ada juga yang mendukung.

Ia beralasan pelarangan itu demi menjaga ideologi mahasiswa dan mahasiswi UIN Kalijaga serta memudahkan kampus dalam kegiatan belajar mengajar.

Misalnya, Yudian curiga mahasiswi yang bercadar akan dengan mudah menggunakan joki saat ujian tanpa bisa diketahui.

“Jadi harus bijak melihat ini. Anak-anak baru itu datang dari kampung, lulus dari sekolah malah ‘digarap’ sama orang luar kampus, doktrin ideologi tertentu. Kita harus selamatkan agar tidak tersesat,” kata Yudian saat dihubungi wartawan, 6 Maret 2018.

  1. Loloskan disertasi seks di luar nikah

Sebelumnya, Yudian Wahyudi juga sempat menjadi pusat pemberitaan setelah institusi yang dipimpinnya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta meloloskan disertasi prorgram pascasarjana yang melegalkan seks di luar nikah.

Bahkan, Wakil Ketua Komisi VIII DPR dari fraksi Gerindra Sodik Mudjahid meminta Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mencopot Rektor dan Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Kalijaga Yogyakarta, imbas disertasi Abdul Aziz.

Rektor dijabat oleh Yudian Wahyudi, sementara Direktur Pascasarjana dijabat Noorhaidi. Sodik menilai mereka tidak peka terhadap keadaan sosial masyarakat Indonesia ketika meluluskan disertasi tentang hubungan seks di luar pernikahan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam karya Abdul Aziz.

“Presiden melalui Menteri Agama, diminta mencopot Direktur Pascasarjana dan Rektor UIN Sunan Kalijaga dan menggantinya dengan guru besar yang bukan hanya kredibel dari sisi akedemis, tapi juga mempunyai kepekaan sosial dan komitmen yang tinggi kepada Pancasila dan moral bangsa Indonesia,” tutur Sodik melalui keterangan tertulis, Rabu (4/9).

  1. Agama sebagai musuh Pancasila

Seperti disinggung diatas,  Yudian Wahyudi kembali menuai kontroversi setelah ia mengeluarkan pernyataan jika agama sebagai musuh Pancasila.

Menurut Yudian, Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah diterima oleh mayoritas masyarakat, seperti tercermin dari dukungan dua ormas Islam terbesar, NU dan Muhammadiyah sejak era 1980-an.

Tapi memasuki era reformasi asas-asas organisasi termasuk partai politik boleh memilih selain Pancasila, seperti Islam. Hal ini sebagai ekspresi pembalasan terhadap Orde Baru yang dianggap semena-mena.

“Dari situlah sebenarnya Pancasila sudah dibunuh secara administratif,” kata Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi.

Belakangan juga ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Mereka antara lain membuat Ijtima Ulama untuk menentukan calon wakil presiden. Ketika manuvernya kemudian tak seperti yang diharapkan, bahkan cenderung dinafikan oleh politisi yang disokongnya mereka pun kecewa.

“Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan,” papar Yudian yang masih merangkap sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Jogjakarta.

Akibat pernyataannya tersebut, Yudian mendapat kritikan dari berbagai pihak. Termasuk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), politisi, dan pimpinan partai. Bahkan Wapres Ma’ruf Amin juga meminta agar Yudian Wahyudi memberikan klarifikasi. (fur/dari berbagai sumber).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *