Wishnutama: Potensi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 38,2 Triliun

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat menyambut kedatangan wisatawan China di Bandara Minangkabau, Senin (26/1/2020). (Foto Kompas)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebutkan potensi kerugian di sektor pariwisata akibat serangan virus corona mencapai 2,8 milliar dolar AS atau Rp 38,2 triliun.

“Karena ini kan masih bergerak, kita bisa tahu ruginya berapa kalau corona sudah berhenti kalau kita ‘average’ (rata-rata) setahun dari China saja dengan dua juta jumlah wisatawan kan sudah 2,8 miliar dolar AS kerugian misalnya,” ujar Wishnutama seusai rapat koordinasi dengan Menhub dan operator penerbangan di Kemenpar, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dia menjelaskan angka tersebut jika dihitung dari kunjungan jumlah wisatawan China ke Indonesia selama satu tahun di mana rata-rata mencapai dua juta wisatawan mancanegara.

“Jadi, memang ini mengukurnya tidak sesederhana kalau sudah semua selesai, tapi yang kita tahu China wisatawannya dua juta. Artinya kalau terjemahkan ke devisa 2,8 miliar dolar AS, tinggal hitung aja nanti berapa lama masa virus berkembang,” paparnya.

Menurut dia potensi kerugian tersebut karena pada masa-masa Februari hingga Maret biasanya para wisatawan tengah memesan pesawat ataupun hotel (booking period) persiapan liburan musim panas.

“Kalau Februari sampai Maret ini kan ‘booking period’. Sekarang  wisatawan sedang pesan transportasi dan hotel untuk liburan musim panas. Ini juga akan punya dampak, kalau misalnya virus corona ini April selesai, itu imbasnya ke liburan musim panas,” urainya.

Namun, lanjut dia, angka pasti kerugian bisa dihitung setelah dampak dari virus corona selesai, tetapi setelah itu juga masih terdampak efek sampingnya. “Belum lagi dampak lainnya atau dampak setelah virus ini selesai dan juga ada tren menurun juga keinginan orang untuk berwisata,” katanya.

Bandara-bandara yang menjadi hubungan internasional, seperti Singapura dan Hong Kong juga menjadi sepi. “Dan hubungan-hubungan bandara Singapura dan Hong Kong meskipun tidak dari China ada kecenderungan sepi sekarang. Itu juga punya dampak,” ujar Wishnutama.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, kontribusi kunjungan wisatawan mancanegara China termasuk tertinggi, yakni dua juta wisman dengan total belanja 14.000 dolar AS per kunjungan atau Rp192 juta.

Sementara itu, target perolehan devisa dari sektor pariwisata direncanakan mencapai 21 miliar dolar AS pada 2020 atau lebih besar 1 miliar dolar AS dari realisasi 2019 sebesar 20 miliar dolar AS atau Rp 275 triliun.

Sebelumnya ekonom senior Faisal Basri menyebutkan berdasarkan data terbaru dari World Tourism Organization (UNWTO) ada sekitar 150 juta perjalanan ke luar negeri dari China.

Mereka membelanjakan tak kurang dari 277 miliar dollar AS, juga terbesar di dunia. Pelancong dari AS yang di urutan kedua, pengeluarannya jauh di bawah China, hanya 144 miliar dollar AS. Bagi Indonesia pelancong dari China merupakan yang terbanyak kedua setelah Malaysia.

“Pada tahun 2018, pelacong dari China mencapai 2,1 juta orang atau 13,5 persen dari keseluruhan turis mancanegara yang datang ke Indonesia,” ungkap Faisal, Selasa (11/2/2020).

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan dampak virus corona terhadap penurunan ekonomi Tanah Air juga melalui sektor pariwisata yaitu menurunnya wisatawan dari China maupun negara lain.

“Misalnya satu tahun dampaknya maka ada dua juta wisatawan dari China yang tidak datang dengan spending rata-rata 1.000 dolar AS per orang yang artinya itu 2 miliar dolar AS yang tidak masuk ke devisa kita,” urai Mari di Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Di sisi lain, Mari menuturkan pemerintah masih harus terus memantau perkembangan dari penyebaran virus corona yang akan memberikan dampak untuk perekonomian Indonesia maupun global.

“Kalau dampak ekonomi mungkin kita harus melihat apa yang akan terjadi karena masih banyak yang tidak diketahui atau yang tidak pasti,” tegas Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia ini. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *