Singapura Terancam Hadapi Resesi Ekonomi Akibat Virus Corona

Landmark Singapura. (Foto: dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



SINGAPURA, hajinews.id – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan ekonomi Singapura dapat memasuki resesi akibat wabah Covid-19 atau virus corona. Saat ini Singapura sedang bersiap-siap menghadapi pukulan keras di kuartal mendatang.

“Dampaknya akan signifikan setidaknya dalam beberapa kuartal mendatang. Ini adalah wabah yang sangat hebat,” kata Lee Hsien Loong dalam wawancara video yang diunggah di halaman akun Facebooknya, Jumat (14/2/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Saya tidak bisa mengatakan apakah kita akan mengalami resesi atau tidak. Itu mungkin, tapi pasti perekonomian kita akan terpukul,” ujar Lee dalam sambutannya kepada media di bandara utama Changi, Singapura, seperti dilansir Reuters.

Lebih lanjut Lee mengatakan, bisnis di bandara terpukul dengan pengurangan sepertiga jumlah penerbangan.

Singapura pada dasarnya telah melarang semua pengunjung dari China, sumber wisatawan terbesarnya, sementara beberapa negara telah menyarankan untuk tidak bepergian ke Singapura yang memiliki salah satu jumlah keseluruhan infeksi virus tertinggi di luar China pada angka 58.

Sektor manufaktur dan perdagangannya mungkin juga dilanda gangguan ekonomi yang meluas di China akibat wabah tersebut.

Singapura baru saja menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari tingkat pertumbuhan terendah dalam satu dekade tahun lalu yakni 0,7 persen ketika wabah menyebar ke pusat bisnis Asia itu pada akhir Januari lalu.

Pemerintah Singapura akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal keempat pada Senin (17/2/2020), dan para ekonom mengantisipasi revisi untuk kisaran perkiraan pertumbuhan 2020 sebesar 0,5 hingga 2,5 persen.

Sedangkan pada Selasa (18/2/2020), pemerintah Singapura akan merilis paket kebijakan ekonomi khusus untuk mengurangi dampak wabah virus corona .

Pemerintah Singapura memutuskan untuk menerbitkan paket kebijakan ekonomi khusus karena menilai wabah corona kali ini lebih buruk dibandingkan wabah SARS pada 2003 silam.

Menteri Pembangunan Nasional Singapura Lawrence Wong mengatakan, meningkatnya ancaman ekonomi Singapura disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya, karena China selama ini lebih berorientasi pada konsumsi dan layanan.

“Saya pikir Anda dapat mengantisipasi dampak yang lebih besar secara keseluruhan yang kemudian akan berdampak pada Singapura juga,” kata Wong seperti dilansir Bloomberg, Kamis (13/2/2020).

Wong mengungkapkan, pemerintah Singapura sedang bersiap menghadapi dampak virus corona yang lebih besar dengan mengeluarkan kebijakan anggaran khusus.

Namun, Wong menolak mengungkapkan besar paket kebijakan ekonomi. Dia juga enggan mengatakan apakah bantuan ini akan lebih besar dari yang dikucurkan pemerintah saat epidemi SARS senilai S $ 230 juta (US$ 166 juta) yang juga menghancurkan ekonomi Singapura pada saat itu.

Paket bantuan SARS sebelumnya berisi potongan pajak properti dan program pinjaman sementara untuk perusahaan kecil dan menengah. Paket kebijakan ekonomi tersebut dapat membantu mereka dengan masalah arus kas jangka pendek. Di luar sektor-sektor tertentu seperti pariwisata dan perhotelan yang telah melemah, Wong menilai dampak yang lebih luas bisa cukup parah.

“Kami sedang mempersiapkan paket yang kuat pada anggaran yang akan datang untuk membantu perusahaan kami dan juga untuk membantu para pekerja tetap dalam pekerjaan mereka,” kata Wong.

Pukulan terbesar dari wabah virus corona diperkirakan akan menyebabkan pariwisata Singapura anjlok hingga 30 persen. Dalam sebuah laporan minggu lalu, DBS Group Holdings Ltd. mengatakan pihaknya melihat penurunan 1 juta wisatawan, sama dengan sekitar S $ 1 miliar dalam pengeluaran, untuk setiap tiga bulan larangan perjalanan di Cina tetap diberlakukan.

Tercatat saat ini di Singapura ada 47 kasus virus corona yang dikonfirmasi, salah satu jumlah terbesar yang terjadi di luar Cina. Menanggapi meningkatnya jumlah pasien virus corona ini, pemerintah pun meningkatkan kewaspadaan ke level oranye, tingkat tertinggi kedua dan yang sama yang digunakan selama wabah SARS 2003. (rah/ berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *