Presiden China Dituntut Mundur

Presiden China Xi Jinping. (Reuters)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Di tengah parahnya wabah virus corona yang melanda China, seorang aktivis hak asasi manusia di China Xu Zhiyong berani bersuara dengan mengkritik Presiden Xi Jinping sekaligus menuntut mundur dari jabatannya.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan 4 Februari lalu di situs web yang diblokir di China, Xu seperti dilansir dari Reuters, Senin (17/2/2020), mendesak Presiden Xi untuk mengundurkan diri. Alasannya, pemerintah China gagal dalam penanganan krisis, mulai dari dari protes anti-pemerintah Hong Kong hingga epidemi corona yang berasal di pusat kota Wuhan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Xu penanganan wabah virus corona yang sudah terjadi sejak Desember 2019 hingga kini tidak bisa dilakukan dengan baik oleh pemerintah.

“Persediaan medis sangat terbatas, rumah sakit penuh sesak dengan orang, dan sejumlah besar dari mereka yang terinfeksi tidak dapat memverifikasi kasus mereka. Anda mengatakan bahwa Anda secara pribadi mengarahkan penyebaran, itu berantakan,” tulis Xu. “Pak Xi Jinping, tolong beri jalan,” tulisnya lagi.

Lebih lanjut Xu juga mengkritik pembatasan pelaporan media China tentang epidemi yang berpusat di Wuhan. Termasuk langkah penguncian ketat yang diterapkan untuk mengatasi wabah tersebut.

Kritikan Xu itu membuat dirinya ditangkap oleh aparat kepolisian China. Menurut rekan Xu yang bernama Hua Ze, Xu Zhiyong telah ditangkap akibat seruannya ini. Ia ditangkap polisi Beijing dengan bantuan polisi di Guangzhou.

Ze mengungkapkan, Xu sebelumnya sudah melarikan diri sejak Desember setelah pertemuan di kota Xiamen Selatan yang berfokus pada diskusi tentang hak asasi manusia di China. Empat aktivis lain yang menghadiri pertemuan itu juga sudah ditangkap sebelumnya. Dengan gerakan tersebut, Xu dijatuhi hukuman empat tahun penjara karena bekerja dengan kelompok itu pada tahun 2014.

Hingga Selasa ini (18/2/2020), jumlah korban tewas akibat virus corona di China sudah mencapai 1.800 lebih. Selain itu, setidaknya kini kasus virus corona sudah menjangkiti sebanyak 72.300 orang di seluruh negeri.

Presiden Xi sebelumnya meyakinkan bahwa negaranya melakukan semua yang dapat dilakukan untuk menaklukkan virus corona tipe baru yang telah menewaskan banyak orang, termasuk seorang dokter yang mencoba memberi peringatan namun diancam oleh polisi.

“China secara bertahap telah mencatat kemajuan dan yakin dapat mengalahkan epidemi tanpa konsekuensi jangka panjang terhadap pembangunan ekonomi,” kata Xi kepada Presiden Donald Trump melalui sambungan telepon, seperti dilaporkan stasiun televisi negara awal Februari.

Sambungan telepon ke Gedung Putih itu dilakukan setelah bank sentral China berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi ekonomi guna meredam hantaman akibat wabah tersebut.

Presiden Xi sebelumnya juga telah mengumumkan “perang” terhadap virus itu, dengan mengatakan China telah merespons dengan segala kekuatannya dan “langkah-langkah pencegahan dan kontrol yang paling teliti dan ketat”.

Seruan yang menggema datang di tengah curahan kesedihan dan kemarahan di media sosial atas kematian dokter mata Li Wenliang.

Li (34) adalah satu dari delapan orang yang ditegur oleh polisi di pusat Kota Wuhan, pusat penyebaran penyakit menular itu, bulan lalu karena menyebarkan informasi “ilegal dan salah” tentang virus mirip flu.

Pesan-pesan media sosialnya yang memperingatkan bahwa virus corona baru “mirip SARS” yang berasal dari China dan menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia pada 2002-2003, telah memicu kemarahan polisi.

China dahulu dituduh berusaha menutupi SARS. Li terpaksa menandatangani surat pada 3 Januari yang menyatakan bahwa ia “sangat mengganggu ketertiban sosial” dan diancam dengan tuduhan.

“Kami sangat berduka atas kematian dokter Wuhan Li Wenliang… Setelah semua upaya penyelamatan, Li meninggal pada pukul 2:58 pagi,” kata People’s Daily, media Partai Komunis yang berkuasa di China, melalui unggahan di akun Twitter.

Banyak pengguna media sosial menggambarkan Li sebagai pahlawan, dan menuduh pihak berwenang tidak kompeten pada tahap awal wabah yang kini telah merenggut lebih dari 400 nyawa di Wuhan. “Nyalakan lilin dan berikan penghormatan kepada pahlawan,” tulis seseorang di media sosial Weibo.

Beberapa media menggambarkan Li sebagai pahlawan yang “bersedia untuk mengatakan kebenaran” tetapi ada tanda-tanda bahwa diskusi tentang kematiannya disensor. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *