Harga Emas Terus Melonjak, Bisa Tembus Rp 1 Juta per Gram

Ilustrasi: Emas logam mulia Antam. (Foto Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Harga emas Antam, pada Senin (24/2/2020), yang dipantau di Jakarta melalui laman Logam Mulia melonjak Rp 5.000 menjadi Rp 809.000 setelah sebelumnya naik Rp 11.000 di angka Rp 804.000/gram.

Sedangkan harga jual atau pembelian kembali (buy back) emas Antam juga naik Rp 6.000 di angka Rp 731.000 per gram.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Transaksi harga jual dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen (untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP). PPh 22 atas transaksi buy back dipotong langsung dari total nilai buy back.

Berikut harga pecahan emas batangan tercatat di Logam Mulia Antam :
– Harga emas 0,5 gram : Rp429,000
– Harga emas 1 gram : Rp809,000
– Harga emas 2 gram : Rp1,567,000
– Harga emas 3 gram : Rp2,329,000
– Harga emas 5 gram : Rp3,865,000
– Harga emas 10 gram : Rp7,665,000
– Harga emas 25 gram : Rp19,055,000
– Harga emas 50 gram : Rp38,035,000
– Harga emas 100 gram : Rp76,000,000
– Harga emas 250 gram : Rp189.750.000
– Harga emas 500 gram : Rp379.300.000
– Harga emas 1.000 gram : Rp758.600.000

Potongan pajak harga beli emas sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen (untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non-NPWP). Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai kenaikan harga emas saat ini disebabkan oleh perekonomian global yang tidak menentu akibat wabah virus corona (Covid-19) di Cina serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Ibrahim menduga, harga logam mulia tersebut pada tahun 2020 akan terus meningkat  hingga menyentuh level Rp 1 juta per gram. “Nah pelemahan mata uang rupiah akan kembali ke Rp 14 ribu dan ini akan diuntungkan untuk orang melakukan invetasi emas, karena logam mulia bisa kembali naik dan bisa saja logam mulia bisa kembali ke 1 juta per-gramnya,” kata dia, Ahad  (23/2/2020).

Ibrahim mengatakan, aksi Bank Indonesia (BI) pada beberapa hari lalu yang menurunkan tingkat suku bunga acuannya menjadi 4,75 persen ini belum sanggup untuk membuat rupiah menjadi perkasa. Oleh karena itu, melemahnya rupiah bisa membuat harga emas semakin tinggi.

“Nah ini wajar harga emas cenderung mengalami penguatan,” ucapnya.

Faktor lain menguatnya harga emas karena mewabahnya virus corona dibeberapa negara selain Cina, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Filipina.

“Nah tingkat Asia ini sudah sangat luar biasa, bahkan sampai saat ini WHO berfokus kepada apa yang terjadi di Korea Selatan yang sudah mengakibatkan begitu banyak merasakan dampaknya, di sisi lain pun negara-negara di luar Tiongkok telah terimbas terkena virus (Corona),” katanya.

Ibrahim menduga bahwa wabah virus corona akan berlangsung selama satu semester pada 2020. “Kemungkinan besar pada Q1 dan Q2 pertumbuhan ekonomi global tidak sesuai dengan ekspektasi bank dunia maupun IMF,” ujarnya.

Padahal kata Ibrahim, masalah perekonomian global sebelumnya sudah mulai reda, yakni perang dagang Amerika Serikat dan Cina yang telah teken perjanjian fase pertama.

“Tapi kenyataannya setelah virus corona menyebar ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi global terus mengalami perlambatan, sehingga ada dugaan virus corona lebih jahat dibandingkan perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok,” tuturnya.

Oleh karena itu ia berharap kepada Bank Sentral negara-negara maju bisa menggelontorkan stimulus guna memukul kembali dampak virus corona bagi perekonomian. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *