Beredar Lagi Hadits Palsu Puasa Rajab “Made In Indonesia”

Hadits palsu (ilustrasi)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Masrifan Djamil

Pekan yang lalu di web dan medsos saya baca banyak postingan (yang diklaim sebagai) hadits Nabi Muhammad ﷺ, tentang keutamaan bulan Rajab, puasa Rajab, dll.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Banyak pemegang gadget (WA) asal share, mungkin berpikir “wah ini bagus”, padahal isinya tidak masuk akal, misalnya hanya memberitahu bahwa besok tanggal 1 Rajab, haram tubuhnya masuk neraka. Puasa Rajab pahalanya begini dan begitu dan lain sebagainya.

Mengapa penting untuk kita ketahui derajat suatu hadits yang kita terima, kita pelajari dan akan kita amalkan, dan di-share di medsos?. Karena bila hadits itu palsu, dan saudara/teman kita menyebarkan, maka amat berbahaya bagi keselamatan ybs di dunia dan akherat. Kalau dia tahu bahwa “hadits” yang di-sharenya itu palsu, berarti dia ikut memalsukan hadits, jelas yang menyebarkan hadits palsu ikut masuk neraka bersama pembuatnya.

Dua hadits sahih dan peringatan Allah ﷻ ini menjadi acuan, jangan sampai kita terburu-buru share postingan yang diklaim hadits:

Pertama:
Hadits dari Al Mughirah, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (ﷺ) bersabda:

إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR Bukhari dan Muslim, derajat hadits adalah sahih).

Kedua:
Dari ‘Ali رضي الله عنه, bahwa Nabi ﷻ bersabda:

مَنْ رَوَى عَنِّى حَدِيثًا وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ

“Siapa yang meriwayatkan dariku suatu hadits yang ia menduga bahwa itu dusta, maka dia adalah salah seorang dari dua pendusta (karena meriwayatkannya).” (HR. Muslim dalam muqoddimah kitab shahihnya pada Bab “Wajibnya meriwayatkan dari orang yang tsiqoh -terpercaya-, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah, derajat hadits adalah shahih).

Ketiga:
Firman Allah ﷻ tentang ancaman keras terhadap 0rang-orang yang menyelisihi perintah Rasulullah ﷺ

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”. (QS An Nuur [24]: 63).

SARAN BAGI SAUDARA-SAUDARA DAN TEMAN-TEMAN:

(1). Tanyakan ustadz di majelis taklim anda dulu kalau menerima share di WA (yang paling umum, atau facebook) tentang hadits, TAMPAK BAGUS ISINYA, bagaimana duduk soalnya hadits yang anda terima di genggaman (HP), karena bisa membawa anda ke surga atau neraka, kalau mengamalkan dan menyebarkannya.

(2). Kalau haditsnya ternyata sahih atau hasan, sebarkan dan amalkanlah. Tetapi kalau dhoif (diragukan oleh banyak ulama ahli hadits – KITA ITBA’, MENGIKUTI SAJA ULAMA AHLI HADITS, KARENA KITA AWAM), atau malah PALSU, karena antara lain ada perawi –periwayat hadits- yang tidak tsiqoh, tidak bagus hafalannya, ahli maksiyat, dikenal sebagai PEMALSU HADITS oleh Ulama ahli hadits, atau putus tidak bersambung ke Nabi ﷺ, maka jangan di-share dan mari kita abaikan saja

Terima kasih telah bersedia membaca hal yang penting untuk keselamatan kita ini, dan mohon dishare.

MMD, 2 Rajab 14401/ 26 Februari 2020.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *