Bursa Indonesia Sudah Kehilangan Rp 1.000 Triliun Lebih

Ilustrasi IHSG. (Foto: Katadata)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, Hajinews.id – Nilai kapitalisasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) terkuras dalam jumlah besar dari awal tahun hingga perdagangan sesi I, Jumat (28/2/2020). IHSG secara year to date sudah jatuh sebanyak 10,57% dan merupakan salah satu yang terburuk di kawasan Asia. Nilai kapitalisasi bursa saham sudah hilang Rp 1.103,17 triliun.

Akhir 2019 nilai kapitalisasi IHSG senilai Rp 7.265,02 triliun. Pada sesi I perdagangan hari ini, nilai kapitalisasi Rp 6.161,85 triliun. Pada perdagangan hari ini, saat dibuka IHSG langsung masuk zona merah turun 1,8% ke 5.436,172. Aksi jual yang terus berlangsung membuat bursa kebanggaan Indonesia ini jeblok hingga 4,47% ke 5.288,370. Koreksi tersebut merupakan yang terdalam sejak 5 September 2018.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

IHSG berhasil memangkas pelemahan tersebut dan mengakhiri perdagangan sesi I di 5.311,961, atau anjlok 4,04%. Sepanjang sesi I, nilai transaksi tercatat Rp 3,21 triliun dan asing tercatat membukukan net buy Rp 61,59 miliar.

Pelemahan nyaris 4,5% membuat IHSG lebih buruk dibandingkan bursa utama Asia hari ini. Bursa saham Jepang anjlok 4,1%, bursa saham China dan Korea Selatan merosot lebih dari 3%, sementara bursa Hong Kong lebih dari 2%.

Aksi jual yang terus melanda pasar keuangan dalam negeri, terpicu oleh anjloknya bursa saham AS (Wall Street) pada perdagangan Kamis kemarin, yang membuat sentimen pelaku pasar semakin memburuk.

Indeks Dow Jones ambles 4,4%, sekaligus membukukan kinerja harian terburuk sejak Februari 2018. Sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah 4,4% dan 4,6%, keduanya membukukan kinerja harian terburuk sejak Agustus 2011.

Laporan kasus virus corona terbaru di AS memicu Kecemasan akan penyebaran yang lebih luas di Negeri Paman Sam, membuat pelaku pasar keluar dari aset-aset berisiko dan memilih masuk ke aset aman seperti obligasi AS dan emas.

Kasus terbaru di AS tersebut berbeda dengan kasus-kasus lainnya, dimana para pasien positif corona dapat diketahui penyebabnya, seperti punya riwayat berpergian ke China, atau pernah melakukan kontak dengan pasien yang positif corona.

Pusat Pencegahan dan Pengendali Penyakit (Center of Disease and Prevention/CDC) mengonfirmasi adanya pasien positif virus corona di California Utara, tetapi belum diketahui bagaimana bisa terjangkit. Pasien tersebut dilaporkan tidak pernah berpergian atau berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki risiko membawa virus corona.

Akibatnya, CDC memperingatkan kemungkinan terjadinya “penyebaran di masyarakat”, yang memicu kecemasan di pasar.

Yang paling ditakutkan oleh pelaku pasar adalah “produk turunan” dari virus corona yakni pelambatan ekonomi global. China yang merupakan asal virus corona hampir dipastikan akan mengalami pelambatan ekonomi, begitu juga negara-negara lainnya yang sudah terjangkit terlebih dahulu seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Singapura.

Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir juga seiring dengan bursa saham global yang mengalami koreksi.

“Pelemahan IHSG beberapa hari ini sejalan dengan tekanan yang terjadi di berbagai bursa saham dunia yang dilatarbelakangi oleh sentimen negatif penyebaran virus Corona yang semakin meluas ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat,” kata Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Sekar menuturkan, OJK akan memperhatikan secara ketat perkembangan dan dinamika pasar saham baik global, regional maupun domestik. OJK juga akan terus berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangan.

“OJK bersama Pemerintah dan BI telah dan akan terus mensinergikan kebijakan untuk memberikan stimulus dan menjaga kepercayaan publik khususnya investor,” ujar Sekar.

IHSG pada akhir pekan ini diprediksi masih tertekan aksi jual. Tim Riset Samuel Sekuritas memperkirakan tekanan jual pada bursa domestik masih belum akan mereda mengingat peningkatan wabah covid-19 yang terus meningkat di luar China dan dapat berpotensi negatif terhadap rantai ekonomi global.

Pada penutupan sesi pertama Jumat ini, IHSG melemah 223,73 poin atau 4,04 persen ke posisi 5.311,96. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 41,64 poin atau 4,66 persen menjadi 851,12.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 255.286 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,52 miliar lembar saham senilai Rp 3,21 triliun. Sebanyak 30 saham naik, 359 saham menurun, dan 73 saham tidak bergerak nilainya. (rah/ berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *