Din Syamsudin Kritik Ketidakjujuran dalam Tangani Corona

Jokowi dan Din Syamsuddin (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id,- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. M. Din Syamsuddin mengkiritik cara pemerintah yang tidak jujur dan tidak terbuka dalam menangani kasus virus corona. Bahkan Ia mempertanyakan mengapa  pemerintah melibatkan Badan Intelijen Negara dalam kasus corona sebagai lembaga yang dinilai tidak logis dan tidak pas (appropriate). Justru yang perlu dilibatkan adalah Perguruan Tinggi dengan berbagai jurusannya, baik untuk observasi, analisa, maupun penyiapan teknologi relevan.

“Ketakjujuran dan ketakterbukaan Pemerintah tentang Wabah Corona, padahal itu merupakan masalah dan ancaman bersama, membawa kita tidak akan memecahkan masalah, dan hanya akan menimbulkan masalah baru,” kata Din Syamsuddin.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Pengakuan bahwa ternyata Pemerintah sengaja menutup-tutupi informasi tentang persebaran Wabah Corona dimaksudkan untuk menghindari kegaduhan. Padahal kecenderungan menutup-tutupi masalah Wabah Corona justeru menimbulkan kecemasan bahkan kepanikan di kalangan masyarakat,” tambah Din.

Bagaimanapun, Din mengapresiasi langkah pemerintah dalam menangani pandemi Corona (COVID-19) yang mulai terbuka dan bekerja serius. “Memang agak terlambat, tapi untuk sebuah kemaslahatan tidak ada istilah terlambat, bahkan harus terus ditingkatkan,” kata Din Syamsuddin dalam pesan pendeknya melalui Whats App.

Jika dibandingkan langkah Pemerintah dengan langkah negara-negara maju seperti Inggeris, Italia, Amerika Serikat, atau Singapura yang bersifat jujur dan terbuka, bahkan tidak segan-segan menyatakan negara darurat Corona sehingga mendeklarasikan kota-kota tertentu dinyatakan tertutup (lockdown), akan jelas sekali beda antara keterbukaan dan ketertutupan, serta kejujuran dan ketakjujuran.

“Semula banyak orang, termasuk saya, yang waswas dan skeptis bahwa Pemerintah dapat mengatasi keadaan. Hal itu dialaskan pada kesan bahwa Pemerintah kurang serius bahkan meremehkan wabah tersebut seperti pada pernyataan pejabat tinggi bahwa kita tidak terkena karena kita sering membaca doa tertentu, atau korban meninggal di suatu tempat bukan karena Corona tapi flu babi, atau kita tidak terkena wabah karena Indonesia berada di iklim tropis, dan lain sebagainya. Dan yang paling tragis adalah sikap menuduh seseorang yang menyebarkan info tentang Corona sebagai menyebar berita hoax.”

Tapi itulah yang telah terjadi. Kritik ini menurut Din perlu disampaikan karena masalah yang dihadapi adalah masalah bersama, dan tidak ada yang boleh berpretensi dapat mengatasinya sendiri, bukan pemerintah dan bukan organisasi/lembaga manapun. Penyelesaian masalah haruslah dalam kebersamaan yang jujur dan terbuka antara berbagai elemen bangsa.

Selanjutnya Din mengajak merenungkan sebuah Hadits Nabi: “Berlaku jujurlah karena kejujuran membawa kepada kebenaran, dan kebenaran mengantarkan ke surga. Hindarilah ketakjujuran (kebohongan) karena ketakjujuran itu membawa kepada keburukan, dan keburukan mengantarkan ke neraka”. (fur).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *