Sandiaga: Perlu Rp 200 Triliun untuk Paket Ekonomi

Sandiaga Uno. (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Pengusaha Sandiaga Uno menilai pemerintah harus segera melakukan satu kebijakan yang komprehensif terkait situasi ekonomi saat ini. Pemerintah setidaknya butuh Rp 200 triliun untuk menyelamatkan ekonomi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

“Bicara mengenai situasi ekonomi, kita harus segera melakukan satu kebijakan yang komprehensif. Untuk ekonomi paket yang cocok untuk Indonesia perlu Rp 200 triliun secara keseluruhan paket ekonomi, di luar penanggulangan COVID-19,” kata Sandiaga, Kamis (26/3/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sandiaga mengatakan dana Rp 200 triliun itu bisa dibagi ke dalam empat tahap. Pertama, sebesar 25% atau Rp 50 triliun harus diberikan ke masyarakat kurang mampu melalui program Bantuan Langsung Tunai (BLT). “Sekitar 25% itu harus dilakukan direct transfer atau BLT kepada masyarakat yang ada di golongan rentan. Ini saya mendukung jika dari Rp 200 triliun 1/4-nya bisa diarahkan kepada 40% (masyarakat) terbawah,” tegasnya.

Kemudian kedua, 25% harus diberikan kepada masyarakat pekerja informal atau pekerja harian. “Bisa diwujudkan dalam beberapa bentuk salah satunya memastikan mereka untuk memberikan paket likuiditas, sehingga tidak perlu PHK,” jelas Sandiaga.

Ketiga, lanjut Sandiaga, sebesar 25% untuk yang kehilangan pekerjaan atau belum mendapatkan pekerjaan. Menurutnya, hal ini bisa melalui kartu pra kerja.

Adapun 25% yang keempat atau terakhir, bisa diberikan kepada sektor keuangan seperti perbankan karena sektor perbankan salah satu yang terdampak virus corona terkait masyarakat sulit membayar cicilan. “Banyak perbankan yang mengalami kesulitan karena masyarakat tentunya menghadapi COVID-19 ini akan kesulitan membayar cicilan, termasuk telepon,” terang Sandiaga.

Sementara itu saat ini pemerintah tengah menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) untuk masyarakat termiskin dan kelompok komunitas terdampak di antaranya pengemudi ojek dalam jaringan (daring) untuk menjaga daya belinya dalam menghadapi imbas COVID-19.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono di Jakarta, Kamis (26/3/2020), menjelaskan skema itu akan dirancang dalam stimulus ekonomi lanjutan. Menurut dia, ada sekitar 29,3 juta orang atau  rumah tangga termiskin di Indonesia yang akan digelontorkan BLT.

Dari jumlah itu, lanjut dia, data yang sudah valid di Kementerian Sosial ada 15,2 juta orang penerima bantuan pangan nontunai atau dikenal Program Sembako. Sedangkan, untuk 14,1 juta orang sisanya, kata dia, pemerintah sedang menghitung kembali sambil menggulirkan BLT untuk 15,2 juta orang tersebut.

Selain kepada masyarakat termiskin, BLT selanjutnya untuk kelompok komunitas terdampak. Sasaran pertama, lanjut dia, adalah para pekerja sektor informal seperti warung, toko-toko kecil, pedagang pasar, dan sebagainya.

Sasaran kedua adalah para pelaku usaha transportasi online seperti pengemudi Gojek dan Grab serta pekerja informal lainnya, termasuk pekerja harian di mal, pusat perbelanjaan, dan lainnya. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *