Skenario Terburuk: Jutaan Orang di Indonesia Terinfeksi Corona

Ilustrasi pasien corona dibawa petugas medis. (Foto: Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Selain di negara-negara lain, jumlah penderita virus corona atau Covid-19 di Indonesia terus melonjak setiap harinya, termasuk jumlah korban meninggal. Bila tak ada intervensi dari pemerintah pusat maka diperkirakan jumlah korban corona terus melonjak dan mencapai jutaan pada pertengahan Mei mendatang.

Berdasarkan skenario terburuk dari pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia yang dibuat tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoensia (FKM UI) yang ditujukan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), diprediksi hampir 2,5 juta kasus memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ada empat ahli yang menyusun draf skenario pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia atau Covid-19 Modelling Scenarios Indonesia. Mereka adalah Pandu Riono, Iwan Ariawan, Muhammad N. Farid, dan Hafizah Jusril.

Mereka pun membuat pemodelan penyebaran Covid-19 dengan empat skenario. Adapun perhitungan simulasi berdasarkan data sejak sebelum kasus pertama corona di Indonesia diumumkan oleh Presiden Jokowi pada awal Maret lalu.

Pakar epidemiologi UI, Pandu Riono mengungkapkan bahwa jauh sebelum kasus pertama diumumkan, sejak awal Februari pihaknya sudah memprediksi bahwa sudah ada orang yang terinfeksi.

“Hal itu berdasar data yang diperoleh dari rumah sakit di Indonesia bahwa sejak pekan pertama Februari ada peningkatan jumlah pasien pneumonia atau yang memiliki gejala mirip Covid-19, yakni demam, batuk, dan sesak napas,” jelas Pandu, Senin (30/3/2020).

Menurut Pandu setiap satu kasus positif Covid-19 bisa menginfeksi setidaknya dua orang lainnya. Berdasarkan dari pemodelan yang dilakukan menunjukkan grafik kasus penyebaran Covid-19 di Tanah Air berpotensi melesat signifikan jika tidak ada intervensi tinggi atau tegas dari pemerintah pusat.

Indikator yang digunakan adalah jumlah penduduk Indonesia adalah 268 juta. Dari jumlah penduduk tersebut, 52,9% populasi tinggal di wilayah urban; 14,8% tinggal di rumah kurang dari 8 meter persegi; angka terjadinya pneumonia (penyakit radang paru-paru) adalah 1,3 per 1.000 orang; 28,2% penduduk bepergian; 50,2% mencuci tangan dengan cara tidak benar.

Pandu menegaskan bahwa jika tak ada intervensi dari pemerintah maka jumlah total pasien Covid-19 yang harus mendapat perawatan intensif di hari ke-70 atau sekitar pertengahan Mei adalah hampir 2,5 juta pasien.  Angka kasus corona sebanyak itu merupakan skenario terburuk.

“Mendekati 2,5 juta pasien pada hari ke-70, itu adalah prediksi kumulatif. Pada saat itu (hari ke-70), kita duga 50 persen penduduk sudah terinfeksi. Jadi pada (model) ini adalah kasus yang butuh perawatan di rumah sakit, 2,5 juta yang terinfeksi dan butuh perawatan,” terangnya.

Sedangkan jika dengan intervensi pemerintah berupa imbauan untuk menjaga jarak sosial dan membatasi kerumunan massal dengan cakupan rendah, masih bisa terjadi 1,8 juta orang yang harus dirawat.

Sementara jika dengan intervensi moderat melalui tes massal dengan cakupan rendah dan mengharuskan jaga jarak sosial dengan penutupan seluruh kegiatan sekolah dan bisnis, maka orang yang butuh dirawat karena Covid-19 mencapai 1,2 juta orang.

Adapun bila dengan intervensi tertinggi, yakni karantina wilayah untuk membatasi pergerakan dan dengan tes massal skala luas, maka orang yang butuh perawatan intensif mencapai 600.000 orang.

“Intervensinya harus high. Jadi harus benar-benar ada regulasi, social distancing. Nah social distancing bukan hanya imbauan saja, tapi harus wajib dilakukan,” ujar Pandu seperti dilansir dari kompas.com.

Lebih lanjut dia mengingatkan bahwa perhitungan simulasi itu bukanlah menunjukkan prediksi infeksi Covid-19 di Indonesia tapi menunjukkan jumlah pasien yang harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Sementara itu prediksi efek terhadap kematian berdasarkan tingkat intervensi yang diterapkan pemerintah terhadap kondisi wabah corona atau estimasi jumlah kematian komulatif akibat corona di Indonesia yaitu 1. Tanpa intervensi: 240.244, 2. Intervensi redah: 144.266, 3. Intervensi moderat: 47.984, 4. Intervensi tinggi: 11.898. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *