Chatib Basri: Corona Makin Sulit Ditangani Kalau Masuk ke Pedesaan

Chatib Basri. (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ekonom senior yang juga mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan pemerintah harus fokus menangani wabah virus Corona baru atau COVID-19 yang terjadi di perkotaan karena sebagian besar penduduk tinggal di kota. Pemerintah mesti mencegah agar pandemi Corona tidak keluar dari wilayah perkotaan dan masuk ke pedesaan.

“Pemerintah harus fokus pada perkotaan karena 55 persen penduduk tinggal di perkotaan sehingga jika pemerintah tidak dapat melindungi ini sangat berbahaya,” kata Chatib di Jakarta, Senin (13/4/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Chatib mengatakan upaya untuk fokus mengatasi wabah COVID-19 di perkotaan salah satunya dengan memberikan jaring pengaman sosial yang mampu mencukupi kebutuhan dasar masyarakat. Hal itu seiring dikeluarkannya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga masyarakat di perkotaan yang mayoritas bekerja di sektor informal seperti pengemudi ojek online tidak dapat bekerja.

Chatib mengatakan jaring pengaman sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) harus mencukupi kebutuhan masyarakat agar mereka tidak bergeser atau kembali ke desa sehingga penyebaran COVID-19 dapat ditekan.

Dia menegaskan, wabah COVID-19 akan semakin sulit ditangani jika telah masuk ke pedesaan karena fasilitas kesehatan yang tidak memadai. “Jika tidak ada stimulus yang cukup di perkotaan, orang akan pergi ke daerah pedesaan. Fasilitas kesehatan di daerah pedesaan sangat buruk jadi sekali masuk akan sulit ditangani,” jelas Chatib.

Tak hanya itu, dukungan pemerintah untuk dunia usaha juga sangat penting karena diperkirakan tiga sampai enam bulan ke depan perusahaan-perusahaan akan mulai mengalami tekanan finansial.

Oleh sebab itu, peran pemerintah dibutuhkan dalam menekan potensi meningkatnya kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) karena perbankan harus tetap menyalurkan kredit kepada perusahaan.

Chatib mengatakan hal tersebut harus dilakukan sebagai upaya dalam rangka mengurangi potensi adanya pengangguran dalam jumlah besar ketika wabah COVID-19 telah berakhir. “Penting bagi sektor perbankan untuk terus memberikan kredit. Kalau kita tidak mendukung perusahaan terutama usaha kecil menengah maka mereka akan bangkrut lalu akan pengangguran besar-besaran,” ujarnya. (rah/Ant)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *