JAKARTA, hajinews.id – Bank Indonesia (BI) dalam rilis Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) mengungkap posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari mencapai US$ 405,7 miliar. Jika mengacu pada kurs referensi BI yakni JISDOR pada Rabu (15/4/2020) Rp 15.707/US$ maka total ULN Indonesia pada Februari lalu mencapai Rp 6,372,3 triliun.
Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) dalam info terbarunya di Jakarta Rabu (15/4/2020) menyebut utang tersebut mencakup ULN pemerintah, bank sentral dan swasta termasuk di dalamnya juga utang miliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dijelaskan, utang tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan guna membiayai kebutuhan perekonomian Tanah Air seperti membiayai ekspansi ekonomi seperti pembangunan infrastruktur, membayar bunga dan cicilan utang hingga menangani pandemi seperti sekarang ini.
Besaran utang luar negeri Indonesia itu tumbuh 5,4 pesen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,6 persen (yoy), terutama didorong oleh perlambatan ULN publik.
ULN yang dicatat dan dipublikasikan tiap bulan oleh bank sentral tersebut ternyata berasal dari berbagai pihak, baik negara, kelompok negara (sindikasi) hingga organisasi global seperti Bank Dunia (WB) dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Bila dilihat dari sumbernya lima negara kreditur terbesar Indonesia adalah Singapura, Jepang, Amerika, China dan Hong Kong. Kelimanya berkontribusi dalam menyalurkan kredit sebesar US$ 155,6 miliar. Angka tersebut setara dengan 38,3% dari ULN Indonesia.
Berikut Daftar Negara Kreditor Indonesia:
Negara Kreditor | Nilai |
Afrika | 0.821 |
Amerika | 25.721 |
Amerika Lainnya | 4.504 |
Asia Lainnya | 10.226 |
Australia | 1.000 |
Austria | 0.405 |
Belanda | 6.430 |
Belgia | 0.110 |
Eropa Lainnya | 3.129 |
Hongkong | 11.960 |
Catatan : nilai dalam satuan US$ miliar per Februari 2020
Dari kelima negara itu ada empat yang juga kebetulan menjadi investor strategi Indonesia (PMA) yakni Singapura, Jepang, China dan Hong Kong. Di sepanjang 2019 keempat negara tersebut telah memarkirkan uangnya ke Indonesia sebanyak US$ 18,44 miliar untuk lebih dari 13 ribu proyek di Tanah Air.
Tak hanya negara saja yang jadi kreditur untuk Indonesia. Organisasi global juga turut memberikan utang kepada Indonesia. Tiga organisasi global yang memberikan pinjaman kepada Indonesia adalah unit usaha Grup Bank Dunia yang dikenal dengan IBRD (US$ 17,7 miliar), Bank Pembangunan Asia atau ADB (US$ 10,6 miliar) dan Dana Moneter Internasional atau yang sering disebut IMF (US$ 2,7 miliar).
Organisasi Kreditor Indonesia:
Organisasi Kreditor | Nilai |
I.B.R.D | 17.725 |
A.D.B. | 10.620 |
I.M.F. | 2.713 |
I.D.B. | 1.207 |
I.D.A. | 0.919 |
I.F.A.D. | 0.182 |
Org. Internasional Lainnya | 0.159 |
N.I.B. | 0.009 |
E.I.B. | 0.003 |
Catatan : nilai dalam satuan US$ miliar per Februari 2020. Source: Bank Indonesia
Untuk pertanyaan siapa saja kreditor Indonesia sudah terjawab. Ketika membahas utang luar negeri, artinya hubungan dengan negara lain yang menggunakan mata uang yang berbeda. Lantas dalam mata uang apakah porsi ULN Indonesia paling banyak.
Jawabannya sudah bisa ditebak. Dolar AS. Porsi ULN RI dalam kurs dolar mencapai US$ 269 miliar atau lebih dari separuh total ULN Indonesia pada Februari 2020. Disusul oleh mata uang dalam negeri yakni Rupiah sebesar US$ 85,1 miliar, Yen sebesar US$ 23,4 miliar, Euro sebesar US$ 20 miliar dan SDR senilai US$ 4,08 miliar.
SDR bukanlah mata uang suatu negara melainkan ini adalah instrumen atau aset cadangan mata uang asing pelengkap yang dikelola oleh IMF. SDR merupakan kepanjangan dari Special Drawing Rights yang mewakili klaim mata uang yang dipegang negara anggota IMF dan dapat ditukar. SDR sendiri diciptakan untuk melengkapi kelangkaan pasokan valas lain terutama dolar AS dan juga logam mulia emas.
Posisi Utang Luar Negeri RI Berdasarkan Mata Uang:
Mata Uang | Nilai |
---|---|
USD | |
IDR | |
JPY | |
EUR | |
SDR | |
CNY | |
SGD | |
KRW | |
AUD | |
MYR | |
CHF | |
GBP | |
THB | |
HKD | |
SEK |