Ekonomi China Minus 6,8 Persen, Sri Mulyani: Ini Mengerikan!

Sri Mulyani (Foto: Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id-China yang selama ini menjadi kekuatan ekonomi dunia, ternyata tak mampu menahan dampak wabah COVID-19. Biro Statistik Nasional China melaporkan, pada kuartal I-2020 ekonomi nasional merela terkontraksi alias tumbuh negatif -6,8 persen year-on-year (YoY).

Ini cukup mengejutkan karena ini menjadi kontraksi pertama sejak China mencatat pertumbuhan ekonomi secara YoY pada 1992. Apalagi, China merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Selain China, diperkirakan perekonomian dunia akan mengalami kontraksi yang sangat menyedihkan tahun ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Memang, virus corona (Covid-19) berdampak pada ekonomi global yang mengalami tekanan serius. Bahkan IMF sempat menyebutkan, dampak virus corona bisa menyebabkan terjadinya krisis sosial. Dan sejumlah lembaga keuangan dunia memprediksi akan terjadi kontraksi ekonomi global pada 2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal tersebut adalah ramalan yang agak mengerikan. “Dan kita semua harus bersiap-siap menghadapinya,” kata Sri Mulyani, Jumat (17/4).

Sri Mulyani, yang juga mantan Direktur Bank Dunia mengatakan, sejumlah lembaga memangkas secara signifikan proyeksi perekonomian dunia dalam waktu yang singkat.

Berikut prediksi atau ramalan sejumlah lembaga internasional terkait pertumbuhan ekonomi dunia 2020:

  • JP Morgan memprediksi ekonomi dunia minus 1,1 persen
  • EIU memprediksi ekonomi dunia minus 2,2 persen
  • Fitch memprediksi ekonomi dunia minus 1,9 persen
  • IMF memprediksi ekonomi dunia minus 3 persen

“China negatif 6 persen dan dunia negatif 3 persen. Ini shock yang besar, dalam hal ini tidak bisa menafikan shock ini pengaruh besar ke ekonomi kita. Untuk Indonesia baseline 2,3 persen di 2020,” kata Sri Mulyani.

“Kalau ada shock yang jauh lebih besar, prediksi IMF ini kalau ada shock yang lebih maka ekonomi Indonesia kemungkinan tahun ini negatif 0,5 persen. Ini skenario berat. Makanya tidak mungkin semua tidak bisa dilakukan APBN sendiri,” tambahnya.

Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 masih lumayan tinggi. Namun pada kuartal II-2020 tantangan besar sudah menanti.

“Januari sampai Februari ada momentum pemulihan dari 2019. Konsumsi, investasi, bahkan ekspor menunjukkan perkembangan positif. Bahkan konsumsi sampai Maret minggu pertama masih bagus,” kata Sri Mulyani.

Dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 4,5-4,6 persen pada periode Januari-Maret 2020. “Masih kelihatan tinggi, meski di bawah 5 persen,” ujarnya. (wh/cnbc)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *