Daftar Donatur Palestina
JAKARTA, hajinews.id,- Dua hari lalu di Jakarta heboh tentang “nasi anjing” yakni nasi bungkus yang oleh pendonornya dibungkus kertas bertuliskan nasi anjing. Katanya, ini untuk membedakan dengan nasi kucing, yang porsinya kecil. Sedangkan nasi anjing porsinya lebih besar.
Nasi itu dibagikan kepada orang tak mampu di lima wilayah DKI Jakarta. Namun karena warga Warakas yang menerima nasi anjing protes, lalu lapor polisi, dan berakhir damai. Lalu pendonor dari yayasan ARK Qahal, mengubah namanya menjadi nasi semut.
Terlepas dari masalah hukum yang diadukan, banyak netizen berpendapat bahwa merujuk nama Qahal di dalam google, artinya adalah “umat Israel.” Karena itu netizen menyebut :” “Pantesan Yayasan Qahal yang membagikan namain Nasi Anjing. Karena Yahudi memang menganggap non Yahudi itu dengan sebutan Ghoyim, yang bermakna “lebih rendah daripada binatang,” kata netizen @dusrimulya. Artinya di luar umat Israel disetarakan dengan anjing, atau lebih rendah darinya, karena tidak mau tunduk pada taurat.
Pendapat ini sama dengan apa yang dikatakan netizen lain dalam bahwa mengapa dikatakan nasi anjing sebagai lebih besar dari nasi kucing dan anjing adalah binatang setia, hanyalah alibi untuk mengelabuhi masyarakat.
Seotang netizen bertanya: benarkah anjing adalah binatang yang setia? Netizen itu menulis sbb:
Dalam pandangan Alkitab diperumpakan sebagai makhluk yang tidak bisa menerima sesuatu yang Qudus.
Matius 7:6
7:6 Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.
Hasil penelurusan kami terkait Gerakan Nasi Anjing.
Setidaknya ada dua akun IG yang mempublis aksi Gerakan Nasi Anjing
Yakni Akun IG QahalCeria dan Akun IG ArkQahalJakarta
Apa arti dari Qahal?
Silahkan Googling dengan keyword arti kata Qahal
Penjelasan pertama yang didapat merujuk tulisan Kompasiana yang berjudul Missi Gereka dalam Negara. https://www.kompasiana.com/wahyusiregar/58332cc3d5927363118b457d/missi-gereja-dalam-negara?page=all
Di dalam Perjanjian Lama, kata yang biasa dipakai untuk gereja adalah kata “qahal” yang pada umumnya dipakai untuk menyebut “umat Israel”.
Kehidupan di dalam “qahal” adalah kehidupan di bawah peraturan dan perjanjian Allah. Maka dapat dikatakan bahwa “qahal” adalah suatu perkumpulan orang Israel untuk tujuan kudus. Misalnya untuk mendengarkan Hukum Taurat Tuhan.
Sama seperti dalam Perjanjian Baru, maka kata “qahal” juga memiliki ciri-ciri:
Mengapa mereka menamai nasi anjing?
Penjelasan mereka di media sosialnya memperumpamakan Anjing sebagai lambang setia dan tergantung hidup tuannya.
Dugaan saya itu bukanlah alasan sebenarnya tapi mereka ada alasan teologis.
Alasan teologisnya,
Dalam Injil karangan Matius Yesus pernah perumpamaan Orang Non Israel (wanita Kanaan) yang menerima pengajaran Yesus.
Yesus pernah merujuk istilah “anjing” dalam bentuk diminutive (makna kecil): κυναριον – Kunarion. Dia menggunakan istilah “Kunarion” (anjing kecil/ anjing rumah) ini untuk maksud tertentu, seperti yang pernah dilakukan-Nya terhadap seorang perempuan Kanaan. Pada kisah ini, Tuhan Yesus sedang merujuk kembali makna hakiki כֶּלֶב – Keleev (anjing) yang merupakan penggabungan kata dari Nomina: כֹּל – Kol, artinya: seluruhnya/ sepenuhnya/ all/ everything dan nomina: לֵב – Lev, artinya: hati/ heart.
* Matius 15:26
Lai Tb, Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing (Kunarion).”=
Istilah “manusia” (Ibrani, אָדָם – “‘Adam”; Yunani: ανθρωπος – Anthropos) menurut bangsa Israel merujuk dirinya saja yang adalah ‘manusia’ sedangkan bangsa selainnya adalah “anjing” (Ibrani, כֶּלֶב – “Kelev”; Yunani: κυων – Kuon).
Sumber : http://www.sarapanpagi.org/anjing-vt636.html
(fur)
