HAJINEWS.ID- Inilah kebiasaan yang musti ditinggalkan. Kita mungkin pernah sengaja memberi sesuatu kepada seseorang lalu meminta didoakan. Seolah-olah pemberian kita minta imbalan.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا ۞ إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلا شُكُورًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Al-Insan: 8-9)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
ومَن طلب من الفقراء الدعاء أو الثناء خرج من هذه الآية
“Barangsiapa meminta doa atau pujian dari orang yang miskin, maka dia keluar dari golongan yang tertera dalam ayat ini.” (Al-Fatawa, 11/111)
وذلك لأن الدعاء من أعظم الجزاء وأبلغ الثناء ، فإذا طلبه المُنفِق فكأنما أراد العوض
Hal ini dikarenakan doa itu termasuk balasan yang paling besar dan pujian yang paling menyanjung. Sehingga ketika orang yang berinfak memintanya seakan-akan dia ingin minta ganti dari yang dia infakkan. (sumber Al-Ukhuwwah). (fur)