Memelihara Keluarga

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh :  Drs.H.Supandi M.Si M.Pd
Pengurus PD IPHI Kab.Kuningan Jawa Barat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saudaraku yang dirahmati Allah SWT.  Islam adalah agama rahmatan lil alamin, agama yang paling lengkap dalam mengatur kehidupan untuk mendapakan kebahagiaan setiap orang. Untuk memperoleh kebahagiaan tersebut harus sesuai dengan teori dan tuntunan syariat Islam.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Salah satu tuntunan yang telah ditetapkan oleh syariat agama kita yaitu kehidupan berkeluarga. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak–anak yang merupakan bagian dari unit terkecil di masyarakat. Kita lahir tumbuh dan berkembang dalam keluarga. Betapa berartinya sebuah keluarga dalam perjalanan hidup kita ini.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT.  Sering kita menyaksikan betapa beratnya anak – anak yang kehilangan keluarga atau lepas hubungan dengan keluarga. Persoalan keluarga menempati peringkat pertama pemicu stress yang menimpa seseorang.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Ada penggalan doa yang nyaris tak pernah kita lewatkan setiap usai salat.

Artinya : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang – orang yang bertakwa.” (Q.S. Al Furqon : 74)

Ayat munajat yang diambil dari surat Al Furqon ini, setidaknya merupakan cermin, bahwa kita sangat ingin memperoleh dan memiliki keturunan yang baik.

Seorang preman atau penjahat sekalipun, pelaku kriminal, penipu siapa pun pasti menginginkan anak keturunannya menjadi orang baik – baik. Itu suara nurani.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Semua orang tentu mengharapkan memiliki keluarga dan keturunannya yang sholeh terlebih saat ini, terutama dengan tantangan zaman yang semakin keras dan deras arus informasi dan komunikasi menerpa nilai dan norma agama dan moral.

Penyair mengatakan bahwa, “Anak – anakmu bukanlah anakmu, tapi mereka adalah anak zamannya”. Syair tersebut menggambarkan bahwa zaman sangat mempengaruhi terhadap kepribadian dan karakter anak.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Mendidikan anak dan keluarga untuk tetap berada dalam jalan hidayah Allah SWT sebenarnya banyak bertumpu pada bagaimana kualitas keimanan dan ketakwaan kita sebagai orang tua dan bagaimana kesholehan kita.

Allah SWT berfirman :

Artinya : “Hai orang – orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Q.S. At Tahrim : 6)

Perintah untuk mengawal keluarga agar tidak terjerat ke dalam api neraka (tidak celaka), berawal dari pemeliharaan diri sendiri (anfu sakum) , atau pihak orang tua, barulah pemeliharaan diarahkan kepada sanak keluarga (akliikum)

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Kesalehan orangtua ternyata memiliki akibat pada kebaikan keturunannya. Dalam surat Al Kahfi ayat 82 digambarkan jawaban Nabi Khidir ketika Nabii Musa As bertanya, “Kenapa ia menolak mengambil upah memperbaiki sebuah rumah yang hampir runtuh ?” Jawaban Khidir adalah “Kaana abuu huma sholihan” adalah orang tua mereka orang sholeh.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Ada korelasi antara sikap kita kepada orang tua dengan sikap anak kepada kita. Sabda Rasulullah SAW yang artinya : “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba – hamba yang ia tidak akan berbicara kepada mereka dihari kiamat, tidak akan mensucikan mereka dan tidak akan melihat mereka.” Sahabat bertanya,”Siapakah ya Rasulullah ?” Mereka adalah yang tidak peduli dengan orang tuanya, membenci keduanya dan tidak mau peduli dengan anaknya. “ (H.R. Ahmad dan Tabrani)

Apa artinya ? Kebaikan kita kepada orang tua, juga punya hubungan dengan sikap baik anak kita kepada kita sendiri. Pelajaran yang paling sederhana dalam hal ini adalah nasihat Rasulullah yang artinya :
“Berbaktilah kalian kepada orang tua kalian niscaya anak keturunan kalian akan berbakti kepada kalian.” (H.R. Tabrani)

Memperbaiki hubungan orang tua menjadi sebab tidak langsung ketaatan dan kesalehan anak. Ini sunnah ilahiyan ketetapan ilahi.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Ibnu Hajar menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Aku masuk surga dan aku mendengar seseorang yang membaca Alquran, aku bertanya, “Suara siapa ini ?”

Malaikat menjelaskan bahwa itu adalah Haritsah bin Nu’man. Rasulullah lalu bersabda itu karena sikap berbaktinya “Haritsah” . Dalam riwayat Haritsah adalah seorang pemuda yang berbakti kepada ibunya.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT. Nikmat terindah bagi keluarga yang tumbuh dalam ketaatan, Allah SWT akan mempertemukan mereka di surga yang abadi.

Firman Allah SWT:

“Dan orang – orang yang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal mereka.” (Q.S. At Thur : 21)

Demikianlah keberadaan orang tua yang sholeh akan menjadi sebab masuknya anak – anak dan keluarga yang lain ke dalam surga.

Wallahualam bi shawab

(fur)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *