Melihat Maroko sebagai Pusat Keilmuan Islam

Bangunan bersejarah di Meknes Maroko (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HAJINEWS.ID- Anda pernah mendengar Ustadz Abdul Somad pernah menyelesaiakn studi S2 di Institut Darul Hadits Hassania Kerajaan Maroko? Ya inilah negara yang yang berada di seberang selat Eropa. Negara ini sering dijuluki Maghribi alias barat karena letaknya secara geografis berada di ujung barat laut Benua Afrika.

Islam pertama kali dibawa ke Maroko pada 680 M saat invasi Arab di bawah pimpinan Uqba ibn Nafi, seorang jenderal Dinasti Umayyah di Damaskus. Ekspansi Islam ke Maroko dimulai ketika negeri itu ditaklukkan oleh Musa bin Nusair pada masa al-Walid I bin Abdul Malik (705-715 M), khalifah keenam Dinasti Umayyah. Selain dikenal sebagai Negeri Maghribi, Maroko juga dikenal sebagai Madinatul Irfan atau Kota Ilmu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Di negeri ini, tradisi keilmuan Islam berkembang dengan pesat baik zaman dulu hingga kini. Di antaranya lahir ulama-ulama terkenal seperti Syaikh Muham mad al-Shonhaji, seorang penulis kitab Matn al-Ajurumiyah yang mengulas ilmu tata bahasa Arab dan banyak digunakan oleh pesantren di negeri Islam.

Selain itu, lahir pula Ibnu Batutah, se orang penjelajah ulung dalam sejarah Islam. Ia berhasil menjelajahi berbagai negara di belahan dunia ini. Dalam bi dang tafsir, muncul ulama ahli tafsir yang masyhur dalam mazhab Maliki, Imam al-Qadhi Abu Bakar bin al-‘Arabi yang kondang disapa Ibnul ‘Arabi.

Ulama satu ini merupakan ahli tafsir papan atas dengan karyanya yang berjudul Ahkam al-Qur’an yang menjadi rujukan penting dalam kajian Ulum al-Qur’an dan Fiqh. Selain sebagai ahli tafsir, Imam Ibnul ‘Arabi juga merupakan ahli Hadits, fiqh (hukum), tarikh (sejarah), nahwu (tata bahasa Arab), dan sebagainya.

Tradisi keilmuan di Maroko hingga kini masih diakui di dunia Islam. Banyak lembaga-lembaga keilmuan yang berdiri di wilayah ini. Di antaranya Universitas Malik Sa’di, Universitas al-Qarawiyyin, Universitas Muhammad V, Dar al-Hadits al-Hassaniyah, dan Universitas Maulay Ismail Meknes.

Universitas Malik Sa’di terletak di Te touan, tempat kelahiran penjelajah Mus lim Ibnu Batutah, sekitar 294 kilo meter da ri Rabat, ibu kota Maroko. Universitas al-Qarawiyin merupakan salah satu lem baga pendidikan Islam tertua di dunia yang didirikan pada 857. Universitas al- Qa rawiyyin memiliki empat kampus dan yang terbesar terletak di Fez, kota ilmiah Maroko.

Sementara Universitas Muhammad V juga termasuk universitas terkemuka di Maroko yang mencetak pemikir-pemi kir Islam modern yang terletak di Rabat. Sementara, Dar al-Hadits al-Hassaniyah merupakan salah satu perguruan unggulan di Maroko yang terletak di Rabat dan berada di bawah kendali Kementeri an Wakaf dan Urusan Islam Maroko.

Di era Dinasti Almohad (1150- 1269M), ilmu arsitektur berkembang dengan pesat. Di Kota Fez, Rabat, dan Marrakesh, tampak dinding-dinding megah membentang. Kepemimpinan Almohad di Maroko berbarengan dengan masa keemasan ilmu pengetahuan yang terus merambat.

Almohad mampu mendirikan Masjid Kutubiya di Marrakesh yang tak hanya untuk memuat 25 ribu jamaah saat beribadah, tapi juga terkenal se bagai pusat pendidikan. Di sana terdapat banyak buku, manuskrip, dan toko buku.

Kota Marrakesh juga dijadikan sebagai pusat pengamatan astronomi. Selain itu, Marrakesh memiliki atraksi sejarah yang menarik seperti Taman Agdal yang terbentang sepanjang dua mil di selatan Casbah yang dibangun pada era Dinasti Almohad. Taman-taman di sana dialiri air irigasi dari pegunungan.

Salah satu pencapaian terbesar Di nasti Almohad adalah rumah sakit Mar rakesh atau Bimaristan Amir al-Muminin al-Mansur Abu Yusuf. Di bawah kepemimpinan Almohad utamanya Khalifah Abu Yaqub, pemerintah tak hanya mendorong pembangunan sekolah dan perpustakaan. Mereka juga memperhatikan kesejahteraan para alim ulama. Ibnu Rushdi, Ibnu Tufail, Ibnu Zuhr, serta ilmuwan lainnya bisa mene mukan tempat yang aman untuk mengembangkan ilmu.

Selain Marrakesh, kota lainnya yang tumbuh pesat keilmuannya adalah Fes. Kota ini dihormati karena keunikan dan keindahannya. Masjid Universitas Qara wiy yin yang menjadi pusat intelektual berada di kota ini. Kota ketiga terbesar di Maroko ini menjadi kota pertemuan berbagai etnis, baik Arab, Berber, Yahudi, dan Spanyol. Daerah ini merupakan kota penting dalam budaya ilmu pengetahuan Islam.

Pangeran Merinid sempat menjadikan Fes sebagai ibu kota pemerintahan dan menarik para pelajar dari berbagai negeri untuk belajar di Djami al-Qarawiy yin dan Masjid Baru Fes. Meski sempat mengalami kemuduran karena ibu kota maroko sempat dipindah ke marrakesh, dan sekarang hanya sebagai kota provinsi, Fes tetap menyimpan ba nyak sejarah panjang negeri maroko. Ia tetap menjadi pusat keagamaan tradisional.

Al-Qarawiyyin dibangun pada 859 dan menjadi pusat pendidikan tinggi Maroko. Al-Qarawiyyin memberi pengaruh besar pada perkembangan ilmu di Mediterania dan Eropa. Ulama yang belajar dan mengajar di sana, antara lain Ibnu Khaldun, Ibnu al-Khatib, al-Bitruji, Ibnu Harazim, Ibnu Maymoun, dan Ibnu Wazzan.

Al-Qarawiyyin dibiayai keluarga kerajaan dan menerima murid dari mana saja. Para pelajar tinggal di bangunan asrama tiga lantai yang cukup untuk menampung 60 hingga 150 pelajar. Para pelajar sama sekali tidak dipungut biaya makan maupun akomodasi. Di tempat ini mereka belajar aneka ilmu seperti tata bahasa, ilmu logika, matematika, astronomi, sejarah, dan kimia. (dbs/rol)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *