Mencontoh Amalan Rasulullah ﷺ di 10 Malam Terakhir Ramadhan

Ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Dr. Masrifan Djamil, Ketua Bidang LITBANG PP IPHI

Dari Al-Qur’an surah Al-Qadr ayat 3-5 kita yakini bahwa di suatu malam di bulan Romadhan ada lailatul qadar yang lebih baik dari amalan 1000 bulan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Para ulama menjelaskan bahwa amalan ibadah di malam itu baik ibadah mahdhah maupun muamalah yang bernilai ibadah (diniati hanya semata-mata karena Allah, lillahi ta’ala) lebih baik dari pada malam yang tidak ada lailatul qadar. Ini sungguh keutamaan lailatul qadar yang luar biasa, fadhilah dan rahmat Allah ﷻ kepada umat Nabi Muhammad ﷺ yang umurnya hanya antara 60-70 tahun (lebih pendek dari umat-umat terdahulu).

Menghadiri shalat Shubuh dan Isya berjamaah

Imam Syafi’i menyatakan bahwa dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menyatakan:

أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ

Sesungguhnya menghidupkan malamnya ialah mendatangi shalat isya’ berjamaah di masjid dan bertekad untuk menghadiri shalat berjamaah di masjid pada sholat subuh.

Demikian juga pendapat Imam Malik Ibnul Musayyib. Rujukannya ialah hadits dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi).

Namun di masa pandemi COVID-19 saat ini, KARENA WAJIB MENGHINDARI PENYAKIT MENULAR SEBAGAIMANA PERINTAH RASULULLAH ﷺ (hadits sahih tentang thoun / wabah) berarti hukumnya wajib, sedangkan shalat jamaah isya’ dan subuh di masjid hukumnya sunnah muakkad, dan shalat tarawih hukumnya adalah sunnah, maka sesuai sunnatullah penularan COVID-19 adalah kontak dekat, kumpul orang banyak, maka kita mengerjakan qiyamullail ini di rumah saja.

Menghidupkan malam 10 terakhir dengan qiyamul-lail

Janjinya Allah bagi yang menghidupkan malam Ramadlan adalah diampuni dosanya yang telah lalu. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah rodliyallahu ‘anhu).

Imam Nawawi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih.

Istilah lain dari para ulama ialah qiyamul lail. Maka di masjidil haram, seruannya ialah “Hayya ‘alal qiyaam”.

Membangunkan keluarga, kencangkan ikatan sarung, membaca (tadarus) Al-Qur’an dan dzikir

Keluarga beliau dibangunkan agar terjaga dan beribadah, dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an dan dzikir serta berdoa.

Rasulullah ﷺ diriwayatkan oleh istrinya sbb:

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ –

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (HR Bukhari dan Muslim, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).

Melakukan shalat malam, khususnya di 10 malam terakhir lebih ditingkatkan

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah rodliyallahu ‘anhu)

Sekarang umat sudah lebih paham, tentang bagaimana shalat malam (tarawih), maka sudah usang perdebatan berapa rakaat shalat malam (shalat tarawih). Bahkan shalat tarawih yang dilakukan secara kilat (23 rakaat termasuk 3 rakaat witir hanya 7 menit) telah menuai kritik dari umat maupun ulama. Trend terakhir banyak masjid mencari imam shalat yang hafal Al-Qur’an, dengan qiro’ah yang bagus, karena ingin berjamaah di belakangnya dengan khusyu’, tidak terburu-buru.

Jadi umat semakin paham agama yang sebenar-benarnya. Bahkan sejak 10 tahun terakhir, banyak masjid menyelenggarakan i’tikaf dengan terorganisir, disediakan oleh jamaah masjid minuman hangat dan makan sahur. Masjid-masjid menjadi terang benderang dan ramai jamaah yang membaca Qur’an, shalat dan menelaah kitab/buku. Namun tahun ini kita sedih dan prihatin, tidak bisa i’tikaf di masjid karena pandemi itu. Semoga Allah ﷻ tetap memberi pahala sebagaimana kita telah istiqomah setiap tahun di 10 malam terakhir Ramadhan selalu i’tikaf di masjid, karena udzur syar’i.

Nabi ﷺ bersabda:

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ طُولُ الْقُنُوتِ
“Sebaik-baik shalat adalah yang lama berdirinya.” (HR. Muslim)

Di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah rodliyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ melarang shalat terburu-buru (mukhtashiron). Bisa dibaca di Kitab Bulughul Maram.

Berdoa pada malam, khususnya di 10 malam terakhir

Rasulullah ﷺ menjawab pertanyaan istrinya sbb:

أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Nabi ﷺ, “Jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, At-Tirmidzi, derajat hadits sahih)

Syekh Yahya bin Mu’adz pernah berkata:

ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

“Bukanlah orang yang arif (bijak) jika ia tidak pernah mengharap ampunan (pemaafan) dari Allah.”

Semoga kita mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar dan dimudahkan beramal saleh di dalamnya.

Dikumpulkan oleh HM. Masrifan Djamil
Ketua Bidang LITBANG PP IPHI

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *