Karut-marut Lambatnya Bansos dan BLT Jokowi

Presiden Jokowi (Foto: Biro Pers Setpres)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Masyarakat terdampak pandemi Corona alias Covid-19 hingga sejauh ini sangat banyak yang belum menerima penyaluran bantuan sosial (Bansos) tunai dan bantuan langsung tunai atau BLT desa dari pemerintah. Padahal rakyat sudah sangat-sangat membutuhkan untuk sekadar menyambung hidup di tengah pukulan ekonomi yang sangat berat akibat Covid-19.

Aturan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai dampak dari wabah Covid-19 juga telah membuat gelombang PHK massal yang mencapai jutaan pekerja yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kericuhan penyaluran bansos dan BLT akibat data pemerintah yang kacau menyebabkan rakyat juga yang pada akhirnya harus menjadi korban karena belum dapat menerima bantuan yang selama ini digembar-gemborkan oleh pemerintah. Presiden Jokowi pun akhirnya tak bisa menepis  terjadinya sengkarut dalam penyaluran bantuan yang disebabkan buruknya data dan juga prosedur penyaluran bantuan dari pemerintah.

Bahkan Jokowi juga mengakui terang-terangan bahwa hingga saa ini baru sebagai kecil masyarakat yang menerima bantuan. Jokowi kemudian meminta agar penyaluran BLT Desa dan Bantuan Sosial Tunai (BST) dapat disederhanakan agar masyarakat dapat menerima bantuan lebih cepat.

“Tadi pagi sudah saya perintahkan kepada Menko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), kepada Menteri Sosial dan juga kepada Menteri Desa untuk mempercepat proses penyaluran BLT Desa maupun Bansos Tunai dengan cara menyederhanakan prosedurnya, memotong prosedurnya,” kata Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (16/5/2020).

Menurut perhitungan Jokowi, jumlah bantuan yang disalurkan oleh pemerintah masih di bawah 30 persen dari total bantuan yang harusnya dikucurkan.

“Perlu saya sampaikan bahwa sampai hari ini BLT Desa yang tersalurkan ke masyarakat baru 15 persen, artinya masih ada 85 persen yang belum diterima oleh masyarakat. Kemudian juga untuk Bansos Tunai, BST ini juga baru kurang lebih, informasi yang saya terima, 25 persen yang diterima oleh masyarakat sehingga masih ada 75 persen yang belum diterima,” katanya.

Karena itu, tiga menteri yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Menteri Sosial, Juliari P Batubara, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, telah ditugaskan untuk menyederhanakan prosedurnya. Sehingga, masyarakat segera menerima bantuan sosial ini baik itu BLT Desa maupun Bansos Tunai.

Baik BST dan BLT Desa, menurut Jokowi, punya nilai yang sama dengan masa pemberian bantuan yang juga sama. “BST, Bansos Tunai sebesar Rp 600 ribu yang akan diberikan tiga bulan berturut-turun dan juga BLT Desa sebesar Rp 600 ribu yang juga diberikan selama tiga bulan berturut-turut,” katanya.

Ia mengaku sudah memperhatikan riuh-rendahnya masyarakat yang masih belum mendapatkan BLT Desa dan Bansos Tunai, padahal pemerintah sudah mengucurkan berbagai program bansos karena pandemi Covid-19.

“Dengan adanya wabah Covid-19 ini pemerintah telah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat berupa pertama penggratisan listrik untuk pelanggan 450 VA dan juga diskon 50 persen untuk pelanggan 900 VA. Kedua juga bantuan Kartu Sembako untuk 20 juta penerima, dan juga ada Program Keluarga Harapan yang diberikan kepada 10 juta keluarga, keempat diberikan Bantuan Langsung Tunai Desa dan kelima Bantuan Sosial Tunai,” katanya.

Ia pun meminta agar masyarakat dapat menanyakan ke ketua RT, RW dan kepala desa untuk menindaklanjuti pemberian bantuan itu.

Untuk diketahui, terdapat sejumlah program jaring pengaman sosial stimulus Covid-19 yang sudah diluncurkan pemerintah senilai total Rp 110 triliun. Dari program-program tersebut, terdapat 4 jenis bantuan sosial (bansos) yang dikelola Kementerian Sosial.

Dua bansos dari Kemensos bersifat reguler atau sudah biasa diberikan sebelumnya yaitu Program Keluarga Harapan dengan target 10 juta penerima manfaat dengan besaran manfaat yang berbeda-beda sesuai kualifikasi penerima dan program sembako untuk 20 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan nilain masing-masing Rp 200.000 per KPM.

Bansos kedua adalah bansos non-reguler khusus Covid-19 yang terdiri atas bansos sembako bagi wilayah Jabodetabek dengan target 1,9 juta KK dengan besarnya Rp 600.000 untuk masing-masing KK selama tiga bulan serta BLT untuk 9 juta KK di luar Jabodetabek.

Bansos berikutnya berbentuk Kartu Prakerja di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian yang ditujukan untuk 5,6 juta penerima dengan total anggaran Rp20 triliun yang diberikan pada April-Desember 2020.

Adapun bansos keenam adalah bantuan listrik yaitu menggratiskan pemakaian listrik untuk 450 VA dan diskon 50 persen untuk pemakaian 900 VA pada April-Juni 2020. Terakhir, bansos ketujuh berupa Bantuan Langsung Tunai dana desa di bawah Kementerian Desa bagi 12,3 juta KK dengan nilai Rp600 ribu per bulan per KK pada April-Juni 2020. (rah)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *