Totalitas Puasa untuk Meraih Takwa

KH Cholil Nafis. Foto: Ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: KH Cholil Nafis
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI

Puasa itu arti mencegah (imsak) dan menahan. Artinya, menahan diri dari yang membatalkan puasa berupa makan, minum dan menyalurkan syahwat kepada pasangan yang sah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun, bagi orang mukmin yang beriman kepada Allah SWT, puasa tidak cukup hanya perangkat zhahir tapi harus juga dilangkapi dengan puasa batin, yaitu mencegah seluruh organ tubuh dari maksiat.

Seperti mencegah pandangan dari yang haram, mulut tak bicara bohong, ghibah dan fitnah, tak mendengarkan yang dilarang Allah sehingga semua organ tubuh selalu dalam taat. Bahkan hati pun berpuasa sehingga mencegah dari berkhayal dan memikirkan dunia yang menjauhkan diri dari ingat Allah SWT.

Totalitas puasa inilah yang dapat meraih takwa. Jika puasa hanya sifatnya zhahir maka puasa tak memiliki efek apapun kecuali haus dan lapar. Dan, ini hanya menggugurkan kewajiban puasa tanpa berdampak untuk mengubah kehidupan kepada yang lebih baik kecuali lapar dan haus. Inilah yang banyak dialami oleh orang yang berpuasa pada umumnya.

Karakter utama dalam menjalankan ibadah puasa adalah kejujuran. Jujur dalam menjalankan ibadah semata-mata karena Allah SWT sehingga terjalin keintiman. Dan, itu yang akan mendapat pahala tanpa tara. Jujur adalah landasan awal bagi manusia untuk meraih kebahagiaan karena karena jujur yang melahirkan ketenangan.

Sifat pelaksanaan puasa adalah rahasia makhluk dengan khalik. Dalam ibadah puasa seorang manusia rela meninggalkan sesuatu yang dihalalkan demi mendapat ridhanya. Berpuasa itu merupakan latihan untuk menjadi hamba yang sebenarnya. Jika sesuatu yang halal dapat ditinggalkan demi ridha-Nya apalagi sesuatu yang diharamkan.

Makanya saat berpuasa tak layak dan tak ada guna puasanya jika masih menggunjing, memfitnah dan mengadudomba orang. Baik perbuatan itu secara langsung atau melalui coretan jempol di medsos. Mari kita berpuasa dari makanan, minuman dan syahwat juga puasa dari maksiat serta puasa dari kesibukan duniawi yang dapat melalaikan dzikir kepada Allah SWT demi menggapai takwa. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *