Ketika Ekonomi Lebih Berharga Dari Nyawa Manusia

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



KETIKA EKONOMI LEBIH BERHARGA DARI NYAWA MANUSIA
Waspada Gelombang Kedua Covid-19
by Tarmidzi Yusuf
Pengamat Politik Islam

Rencana pelonggaran alias relaksasi PSBB ancaman atau happy ending?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rasanya sulit relaksasi PSBB berakhir happy ending. Penerapan PSBB di lapangan tak ubahnya seperti bukan PSBB.

Lalu lintas masih padat. Bandara berjubel. Pasar ramai. Super market penuh pengunjung.

Toko pakaian penuh pembeli baju lebaran. Pasar tradisional mulai macet oleh lalu lintas.

Kerumunan orang di pasar-pasar seperti tidak ada PSBB. Interaksi antar manusia tinggi.

Yang berbeda. Misalnya, check point semu dan work from home bagi orang kantoran. Sedangkan orang non kantoran ‘bebas’ beraktivitas dan berinteraksi.

Mirisnya, masjid di lockdown. Umat Islam manut. Wajar bila ada sebagian umat Islam yang curiga dengan pemerintah. Malah ada yang memplesetkan PSBB itu Pakde sering bohong besar. ?

Selain itu kurva covid-19 belum menurun. Tanda-tanda kapan berakhirnya covid-19 belum ada yang berani mengkonfirmasi.

Penerapan PSBB setengah hati. PSBB sudah longgar akan makin dilonggarkan. Siap-siap gelombang kedua yang terpapar covid-19 lebih banyak lagi.

Jerman dan Arab Saudi buktinya. Setelah dilonggarkan kedua negara tersebut muncul gelombang kedua yang terinfeksi covid-19. Akhirnya Jerman dan Arab Saudi lockdown lagi

Saya justru salut dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ditengah wacana pelonggaran PSBB Anies Baswedan sebaliknya. Memperketat PSBB. Hanya orang berkatepe Jakarta bisa masuk Jakarta. Sehingga muncul guyonan PSBB itu Presiden selanjutnya bernama baswedan. ?

Sementara daerah lain terbawa irama pemerintah pusat. Berlomba-lomba relaksasi PSBB.

Hati-hati jebakan batman. Prediksi saya bila benar PSBB yang sudah longgar akan lebih dilonggarkan lagi banyak orang terpapar covid-19.

Waspada dan berhati-hatilah! Jangan merespon berlebihan bagi yang berada di zona merah dengan shalat idul fitri berjamaah di masjid atau lapangan.

Jika ekonomi yang menjadi alasan dilonggarkannya PSBB dinilai terlambat dan sia-sia. Kenapa tidak dari awal karantina wilayah atau lockdown total.

Nasi sudah jadi bubur. Pemerintah gagap dan tak sigap. Ekonomi tambah hancur. Rakyat menderita.

Pemerintah sibuk mempertahankan eksistensi kekuasaan dibandingkan menyelamatkan nyawa rakyat.

Ekonomi ambruk bukan oleh covid-19. Ekonomi sudah ambruk sebelum ada covid-19. Pasca ada covid-19 ekonomi makin hancur-hancuran.

Baru pada rezim ini ekonomi lebih berharga dari nyawa manusia.

Saatnya kita berdoa di 10 hari terakhir Ramadhan untuk keselamatan Indonesia dan umat Islam dari wabah covid-19.

Wallahu ta’ala a’lam

Bandung, 25 Ramadhan 1441/18 Mei 2020

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *