Rizal Ramli Bandingkan New Normal Jokowi versus Akhir Orba Soeharto

Rizal Ramli. (Foto Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ekonom senior yang juga mantan Menteri Kemaritiman, Rizal Ramli, mencermati situasi terkini di era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang bakal menerapkan kebijakan “new normal” di tengah pandemi virus Corona yang membahayakan.

Selain mencermati, Rizal Ramli juga menggulirkan narasi sindiran yang membandingkan zaman Jokowi saat ini dengan akhir masa Orde Baru mantan Presiden Soeharto. Rizal Ramli yang dikenal kerap kritis terhadap pemerintahan rezim Jokowi seolah melihat “lubang menganga” dari rencana penerapan kebijakan new normal.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rizal Ramli mengomparasikan dengan kejadian yang meletus  menjelang runtuhnya rezim Orba dan hadirnya masa reformasi 1998. Kondisi kehidupan masyarakat yang kian hari semakin resah dan sulit dalam menghadapi krisis dampak pandemi Covid-19 ini, menjadikan Rizal Ramli  punya momen kembali mengkritisi rezim saat ini.

Dalam tweet yang dilontarkan dari akun Twitter pribadinya, @RamliRizal, ia membeberkan gambaran dalam krisis politik 1998 yang dihadapi mantan Presiden Soeharto dibandingkan dengan situasi yang terjadi sekarang.

“Pada akhir Mei 1998, Presiden Soeharto punya 2 pilihan: memaksakan terus berkuasa, korban rakyat akan berkali-kali lipat. Akhirnya Soeharto memilih jalan negarawan, mengorbankan egonya, agar korban rakyat tidak bertambah. Klo terjadi hari ini, pilihan apa yg akan diambil ya?” tulis tweet Rizal Ramli, Rabu (27/5/2020).

“Presiden Soekarno, Habibie dan Gus Dur menghadapi dilema itu. Memaksakan terus berkuasa, korban rakyat banyak sekali. Semua pemimpin hebat itu, akhirnya memilih jalan negarawan dgn mengundurkan diri. Kira2 klo terjadi hari ini ditengah ketidak-mampuan luarbisa, apa yg terjadi?” lanjut Rizal Ramli dalam cuitannya.

Kicauan Rizal Ramli itu pun langsung ditanggapi warganet. Baik itu yang pro maupun yang kontra.

“Yang jadi pemimpin sekarang tdak punya kapasitas sebagai pemimpin negara pak. Jadi pemimpin itu karena systemnya curang, Mungkn dia juga gak tau konsekwensi statement yang plintat plintut itu akan mengakibatkan kekacauan bagi rakyat. Jadi mana mungkin dia mengundurkan diri,” tulis tanggapan akun @totokjulianto.

“Rakyat mana yg kaco…? Paling yg kaco rakyat yg gk suka jokowi.. betul kan..?” sahut akun @Abhiemicoe2.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh menilai, kebijakan pemberlakuan new normal diambil pemerintah karena tak sanggup menopang dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sebab, sektor ekonomi tak dapat beraktivitas normal di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Memang pemerintah sepertinya tidak bisa menopang dampak ekonomi bila melakukan PSBB secara terus menerus dan menyeluruh sehingga memang mungkin pilihannya adalah melakukan new normal,” ujar Nihayatul, Senin (25/5/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *