Jelang New Normal, Petisi Minta Sekolah Ditunda Makin Membesar

Foto: Tribunews
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Markarim diminta oleh para orang tua murid untuk menunda tahun ajaran baru sekolah selama pandemi covid-19. Permohonan penundaan itu dituangkan dalam sebuah petisi via laman change.org yang dibuat oleh seorang ibu bernama Hana Handoko.

Dalam petisi itu, Hana menuliskan, pengalaman adalah guru berharga, jika kita bisa belajar dari negara lain, bahwa ternyata tidak aman untuk membuka kembali lingkungan sekolah ditengah pandemi covid-19.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Alangkah baik dan bijaksana, jika pemerintah, khususnya menteri pendidikan berpikir sebijaksana mungkin tentang dibukanya kembali tahun ajaran baru,” tulis petisi itu, seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (28/5).

Petisi itu juga menulis, meski sekolah dibuka dengan protokol new normal, namun penularan covid-19 secara masih juga masih menghantui.

Nadiem diminta mengambil pelajaran dari Perancis atau Finlandia, di mana setelah sekolah-sekolah di buka, anak-anak banyak yang terpapar covid-19.

“Dari dua kasus ini, besar harapan saya sebagai seorang ibu agar pemerintah menunda tahun ajaran baru atau setidaknya memperpanjang kegiatan belajar secara online dari rumah. Supaya anak-anak sebagai penerus bangsa tidak harus kehilangan nyawanya akibat hidup damai dengan Covid-19 dan juga meminimalkan kenaikan PDP dan OPD,” ungkapnya.

Sampai hari ini, Jumat (29/5/2020) pukul 08.21 WIB, petisi sudah ditandatangani oleh 42.111 orang.

Sebelumnya, Nadiem sudah menegaskan bahwa tahun ajaran baru belum tentu dimulai pada bulan Juni. Hal itu disampaikan Nadiem saat melakukan rapat kerja virtual dengan Komisi X DPR RI, Jumat (22/5/2020).

“Mohon menunggu dan saya belum bisa memberikan statement apapun untuk keputusan itu. Karena dipusatkan di gugus tugas. Mohon kesabaran. Kalau ada hoax-hoax dan apa sampai akhir tahun, itu tidak benar,” katanya.

Sebelumnya, Kemenko Perekonomian lewat kajian awal pemuihan ekonomi yang akan dilakukan secara bertahap menyebut bahwa kegiatan pendidikan di sekolah sudah boleh dilakukan pada 15 Juni 2020. Namun, dengan sistem shift sesuai jumlah kelas.

Menurut Nadiem, di tengah pandemi ini, keputusan kapan akan dimulai tahun ajaran baru bukan ada di tangannya.

“Keputusannya kapan, dengan format apa, dan seperti apa, dan karena ini faktor kesehatan, itu masih di gugus tugas,” ujar Nadiem.

Dia menegaskan, Kemendikbud sebagai eksekutor pendidikan, selalu siap dengan semua skenario. Skenario apapun masih terus diskusikan dengan para pakar, dan keputusannya berada di tangan gugus tugas.

Pandemi Covid-19 juga sangat berdampak pada sistem pembelajaran yang dilakukan di rumah. Dampak ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh negara.

“Memang kita harus jujur dan pragmatis, belajar di rumah jelas punya dampak negatif ke pembelajaran. Bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh negara. Tapi kami yakin, keluar dari krisis ini ada hikmah dan pembelajaran, dan keluar dari mindset atau pola pikir yang baru, yang akan jadi katalis di revelousi pendidikan,” kata Nadiem. (wh/cnbc)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *