CEDeS: Yang Dibutuhkan Bukan New Normal tapi New Leader

Edy Mulyadi (Foto/Net)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS) yang juda aktivis dakwah Edy Mulyadi menilai banyaknya pasien positif virus Corona baru (Covid-19) hingga menimbulkan korban jiwa di Tanah Air menunjukkan pemerintah tidak mampu dalam mengatasi Corona.

“Ekonomi hancur lebur, rakyat makin babak belur. Bendera putih pun dikibarkan,” ujar Edy Mulyadi, Jumat (29/5/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Edy, bukannya menuntaskan wabah virus yang berasal dari Wuhan, China, ini pemerintah justru seolah sibuk mengotak-atik narasi dan diksi untuk menenangkan masyarakat padahal membahayakan.

“Pemerintah minta rakyat hidup berdamai dengan Covid-19. Lalu narasinya diubah jadi kompromi dengan corona, sekarang ada lagi, new normal,” tegas Edy menyesalkan.

Edy mengamati beragam narasi tersebut sejauh ini tak sejalan dengan kurva penyebaran Covid-19 yang masih terus bertambah jumlahnya setiap hari. Oleh karena itu dia menilai saat ini Indonesia tak butuh new normal atau melonggarkan PSBB dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Yang rakyat butuhkan sekarang bukan new normal, tapi new leader. Jangan biarkan kapal besar ini karam diamuk badai karena nakhoda sama sekali tak kompeten,” tegas Edy.

Serupa dengan Edy, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar heran dengan rencana rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berencana menerapkan tatanan hidup baru atau new normal di saat pandemi Covid-19 masih merajalela dan angka kematian juga masih tinggi.

Ansory mengatakan, ada beberapa alasan kenapa new normal belum tepat diberlakukan. Di antaranya rata-rata kematian covid 19 saat ini antara 20 sampai 25 orang per hari. Padahal saat awal memasuki PSBB minggu kedua April lalu rata-rata kematian antara 8 sampai 12 orang per hari.

“Bagaimana mau masuk new normal sementara korban kematian akibat covid 19 ini belum terkendali,” tegas Ansory seperti dilansir dari jpnn, Jumat (29/5/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *