Kejadian ini yang membuat Walikota Tri Risma Harini marah bukan main, dan kemarahannya viral di media. Apalagi Risma mengklaim dua mobnil itu dia yang mengusahakan, dengan komunikasi langsung Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Ketua DPR Puan Maharani.
Ternyata penjelasan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur malah makin menyudutkan Risma. Risma diduga salah paham dengan pemberian bantuan dua mobil tersebut.
![](https://hajinews.id/wp-content/uploads/2020/05/walikota-risma-300x188.jpg)
Mobil itu ternyata diberikan BNPB atas permintaan Pemprov Jawa Timur dan Pangdam V Brawijaya. Dengan bukti surat tertanggal 11 Mei 2020, dengan nomor : 00/34/COVID-19/V/2020.
Kepala BPBD Jatim Suban Wahyudiono dalam sesi konferensi pers, Jum’at (29/5/2020) malam, memberikan kronologis perihal bantuan mobil tersebut.
“Bantuan mobil BNPB ditujukan ke Provinsi Jatim. Gugus Tugas Jatim bersurat ke Gugus Tugas Pusat,” terangnya.
Surat tersebut bunyinya perihal permohonan dukungan percepatan penegakan diagnosis Covid-19. Di mana ada 15 unit yang diminta oleh Pemprov Jatim.
“Disamping surat, Gubernur telpon ke Jenderal Doni Monardo beserta Pangdam soal bantuan mobil PCR,” lanjutnya.
Setelah berkirim surat tersebut BPBD Jatim kemudian diarahkan oleh Gugus Tugas Pusat untuk berkomunikasi dengan Deputi I. “Diarahkan ke pak Dodi dan pada tanggal 27 dikirim unit mobil dengan 2 mesin PCR,” kata Suban.
Setelah itu mobil tiba di Surabaya pada Rabu (27/5/2020) pagi di Rumah Sakit Lapangan yang ada di Jalan Indrapura. “Mobil kemudian langsung beroperasi di RS Unair,” lanjutnya.
Keesokan harinya mobil lanjut diarahkan ke luar Kota Surabaya. Yaitu, di Sidoarjo dan Lamongan. “Mobil lab tidak hanya untuk Surabaya. Tapi juga daerah lain seperti Lumajang dan Tulungagung karena butuh bantuan,” imbuhnya. Keterangan ini boleh jadi membuat Risma makin marah atau sebaliknya makin dipermalukan. (fur/dbs).