Keutamaan Orang Miskin yang Sabar

foto : Orang Miskin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Keutamaan Orang Miskin yang Sabar

Oleh :  Ustad Yazid bin Abdul Qadir Jawas,

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan kejelekan amalan-amalan kami. Siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwa tidakada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Alhamdulillaah, segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi kita Muhammad juga kepada keluarga dan para Sahabatnya.

Miskin dan kaya keduanya sama-sama merupakan cobaan dan ujian bagi seorang hamba. Orang yang miskin diuji dengan kefakirannya, apakah ia dapat bersabar ataukah tidak. Sementara orang kaya diuji dengan kekayaannya, apakah ia dapat bersyukur, ataukah kufur terhadap nikmat Allah . Allah berfirman:

Dia (sulaiman )pun berkata, Ini termasuk karunia Rabb-ku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Rabb-ku Mahakaya, Maha mulia.(QS. An-Naml:40)

Allah Ta’ala juga berfirman,

Maka adapun manusia, apabila Rabb-nya mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, Rabb-ku telah memuliakanku. Namun apabila Rabb-nya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, Rabb-ku telah menghinakanku. Sekali-kali tidak!…(QS. Al-Fajr:15-17)

Renungkanlah ayat di atas! Apakah benar bahwa setiap orang yang diberikan harta berarti Allah Ta’ala memuliakannya, sedangkan orang yang disempitkan hartanya berarti dihinakan oleh Allah?

Sebenarnya tidak demikian, yang benar bahwa kemuliaan seorang hamba yang sesungguhnya yaitu dengan dia beribadah kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya dan taat kepada-Nya. Dan sebaliknya, kehinaan yang sebenarnya yaitu jika seorang hamba tidak beribadah kepada Allah dan tidak taat kepada-Nya, serta banyak berbuat dosa dan maksiat. Setelah kita mengetahui ayat tersebut, maka baik kekayaan maupun kemiskinan sama-sama ujian dari Allah Ta’ala.

Dan yang paling beruntung di antara mereka adalah yang bertakwa kepada Allah Ta?ala dengan mentauhidkan Allah dan menjauhkan syirik, serta benar dalam melaksanakani badah kepada-Nya. Orang kaya beribadah dengan cara bersyukur, artinya dalam melaksanakan perintah Allah Taala dan menjauhi larangan-larangan-Nya, menggunakan harta dan kekayaannya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepadaAllah dan Rasul-Nya , menuntut ilmu, melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat, sedekah, membantu sanak kerabat yang miskin dan papa, menolong fakir miskin dan orang-orang yang susah, memberikan makan kepada orang-orang yang lapar dan membutuhkan, meminjamkan harta kepada orang-orang yang kesulitan, melaksanakan ibadah haji, umrah,dan ibadah-ibadahlainnya. Dan orang miskin beribadah dengan cara bersabar atas apa yang menimpanya. Artinya dia sabar atas kefakiran dan kemiskinan yang telah ditakdirkan oleh Allah Taala, tetapi dia tetap berusaha mencari nafkah dengan sungguh-sungguh dan dia senantiasa mensyukuri nikmat Allah yang dikaruniakan kepadanya, merasa puas dan cukup dengan apa yang Allah karuniakan. Meskipun rezekinya pas-pasan, ia tetap bersyukur serta melaksanakan ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah, dan berdoa kepada Allah .Kedua perkara ini, yaitu syukur dan sabar terkumpul dalam sabda Rasulullah

?Sangat menakjubkan urusan seorang Mukmin itu. Sungguh, semua urusannya adalah kebaikan baginya, dan hal ini tidak terjadi, melainkan pada seorang Mukmin. Apabila mendapat kegembiraan, ia bersyukurdan itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim (no. 2999),Ahmad (VI/16), ad-Darimi (II/318), dan Ibnu Hibban (no.2885?at-Taliiqaatul Hisaan), lafazh ini milik Muslim, dari Sahabat Shuhaib)

Para ulama berbeda pendapat mana yang lebih afdhal (utama): orang kaya yang bersyukur ataukah orang miskin yang bersabar atas apa yang menimpanya?? Pertanyaan ini pernah ditanyakan kepada Ibnul Qayyim , beliau bertanya kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah lalu beliau memberikan jawaban yang menenangkan hati yaitu yang paling afdhal di antara mereka ialah yang paling takwa kepada Allah. Jika keduanya sama dalam ketakwaannya maka sama pula derajat keduanya. Wallaahu A?lam. Madaarijus Saalikiin(II/461), cet. Daarul Hadits-Kairo.)

Oleh karena itu, yang kita pahami atau menjadi ibrah (pelajaran) dalam masalah ini ialah bagaimana seorang Muslim mewujudkan ibadah hanya kepada Allah, mentauhidkan Allah dan menjaukan syirik, melaksanakan ketaatan kepada Allah, bertakwa kepada-Nya.Karena kemuliaan manusia di sisi Allah yaitu dengan takwa kepada-Nya, apakah dia orang kaya atau dia orang miskin, semua wajib ibadah kepada Allah, Allah berfirman,

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamudari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha mengetahui, Mahateliti. (QS. Al-Hujuraat:13)

Jadi orang yang mulia di sisi Allah Taala adalah orang yang bertakwa, apakah dia orang kaya atau dia orang miskin. Dan yang perlu diingat bahwa dalam hidup dan kehidupan manusia mesti ada orang kaya dan orang miskin. Karena Allah telah menetapkan demikian di dalam Al-Qur-an. Akan tetapi, kita tidak tahu apakah seorang yang miskin itu sudah ditakdirkan demikian selama-lamanya. Betapa banyak orang yang tadinya fakir dan miskin, kemudian setelah dia ikhtiar, berusaha, dan berdoa, diberikan oleh Allah rezeki yang melimpah ruah. Demikian juga sebaliknya betapa banyak orang yang tadinya kaya raya, kemudian perusahaannya bangkrut, lengser dari jabatannya, atau mengalami krisis dalam usahanya, atau perdagangannya rugi, kemudian dengan hal tersebut mendadak menjadi miskin, bahkan mempunyai hutang yang banyak. Ini adalah kehidupan, terkadang orang di atas terkadang dibawah,terkadang untung terkadang rugi,terkadang menang dan terkadang kalah. Hari-hari itu berputar diantara manusia.

Sebagaimana Allah berfirman, Hari-hari itu Kami pergi lirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)(QS. Ali-?Imraan: 140)

Dan seandainya seseorang sudah berusaha dengan maksimal untuk mencapai taraf hidup yang layak, akan tetapi dia tetap saja fakir miskin, maka dia harus berusaha bagaimana menjadi orang miskin yang sabar dan bersyukur. Allahul Musta aanwa alaihit  Tuklaan (Hanya kepada Allah saja kita memohon pertolongan dan hanya kepada-Nya kita tawakkal).

Pengertian Fakir Miskin

Menurut bahasa, fakir ialah orang yang membutuhkan. Dan miskin ialah orang yang hina dan lemah. Ibnu Hazm (wafat th. 456 H) mengatakan, Bahwa fuqaraa (jama dari fakir) mereka adalah yang tidak mempunyai sesuatu pun sama sekali, sedangkan masaakiin (jama dari miskin) mereka adalah orang- orang yang mempunyai sesuatu tapi tidak mencukupi kebutuhannya. l-Muhalla(VI/148, masalah no.720).

Lafazh (penamaan) fakir dan miskin apabila disebutkan secara mutlak masing-masing, misalnya lafazh Fakir, maka masuk di dalamnya miskin. Apabila disebut miskin, maka masuk di dalamnya fakir. Dan apabila disebut secara bersamaan lafazh fakir dan miskin, maka maknanya berbeda. Seperti kalimat Islam dan Iman. Orang-orang miskin adalah orang yang hidupnya tidak berkecukupan, tidak punya kepandaian untuk mencukupi kebutuhannya,tidak ada yang tahu bahwa dia miskin, dan dia tidak mau meminta-minta kepada manusia. Pengertian ini sesuai dengan sabda Rasulullah:

Orang miskin itu bukanlah mereka yang berkeliling minta-minta kepada orang lain agar diberikan sesuap dan dua suap makanan dan satu-dua butir kurma. Para Sahabat bertanya, Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa yang dimaksud orang miskin itu?? Beliau menjawab, Mereka ialah orang yang hidupnya tidak berkecukupan, dan tidak ada yang menyadari (kemiskinannya) sehingga tidak ada yang memberinya sedekah (zakat), dan mereka tidak mau minta-minta sesuatu pun kepada orang lain.?(HR.Al-Bukhari(no.1479))

Orang miskin yang tidak minta-minta yang lebih kita utamakan untuk diberikan zakat dan sedekah Allah berfirman,

(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakiryang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah sehingga dia tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.(QS. Al-Baqarah: 273)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa di berkata Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan (hlm. 118), cet. Ke-4 Daar Ibnul Jauzi, th. 1431H,

Maksudnya, sudah selayaknya kalian mencari fakir miskin untuk kalian berikan sedekah kepadanya, mereka adalah orang-orang yang terhalang dirinya dari melakukan jihad di jalan Allah , dan senantiasa taat kepada-Nya, dan mereka tidak memiliki (jalan untuk mewujudkan) kehendak mencari nafkah, atau malah mereka tidak memiliki kemampuan untuk bekerja, sedang mereka menahan/menjaga diri dari meminta-minta, yang bila mereka dilihat oleh orang-orang bodoh, maka pastilah mereka akan menduga (menyangka) bahwa mereka orang kaya, karena mereka tidak minta-minta secara umum, dan bila mereka harus meminta, mereka meminta karena sangat terpaksa, mereka tidak memaksa dalam memintanya. Inilah golongan dari fakir miskin yang lebih afdhal (utama) kalian memberikan infak untuk memenuhi kebutuhan mereka, membantu mereka kepada maksud dan tujuan mereka dan kepada jalan kebaikan, dan sebagai rasa terima kasih kepada mereka atas sifat sabar yang mereka miliki, serta (kuatnya) harapan mereka hanya kepada Allah Maha Pencipta, bukan kepada makhluk. Walaupun demikian, berinfak dalam segala jalan kebaikan dan menutupi semua kebutuhan di mana saja, maka semua itu adalah kebaikan, dan pahala serta ganjarannya ada di sisi Allah.

KEUTAMAAN ORANG MISKIN YANG SABAR

Jangan bersedih dan jangan berduka cita jika Anda ditakdirkan menjadi orang fakir miskin dan jangan dulu senang jika ditakdirkan menjadi orang kaya.Miskin dan kaya bukan ukuran seseorang hina atau mulia. Lebih baik menjadi orang yang miskin harta,tetapi kaya hati. Dari pada kaya harta, tetapi miskin hati dengan minimnya iman dan amal shalih. Rasulullah bersabda,

(Hakikat) kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda. Namun kaya (yang sebenarnya) adalah kaya hati (merasa ridha dan cukup dengan rezeki yang dikaruniakan).HR.Ahmad (II/243,261,315), Al-Bukhari(no.6446), Muslim (no.1051), dan Ibnu Majah(no.4137), dari Sahabat Abu Hurairah

Al-Hafizh Ibnu Hajar (wafat th. 852 H) berkata, Orang yang disifati dengan kaya hati yaitu orang yang merasa cukup atas apa yang telah Allah rezekikan kepadanya, tidak tamak dalam menambah harta tanpa ada kebutuhan, dan tidak meminta-minta. Tetapi dia ridha terhadap apa yang Allah berikan kepadanya, seakan-akan ia orang yang punya (kaya) selamanya. Sedangkan orang yang disifati dengan miskin hati yaitu lawannya, tidak merasa cukup atas apa yang Allah beri kepadanya, bahkan ia selalu meminta lebih dengan segala cara yang mungkin dilakukan. Lalu jika ia tidak dapat apa yang diminta, lantas bersedih dan menyesal, seakan-akan ia orang fakir harta dan tidak kaya, karena tidak merasa cukup dengan apa yang telah Allah beri.”

Kekayaan hati tumbuh dari sikap ridha kepada ketentuan Allah Ta?ala dan tunduk terhadap perintah-Nya, karena mengetahui bahwa apa yang di sisi Allah itulah yang lebih baik dan lebih kekal Ia berpaling dari meminta-minta. Betapa bagusnya seorang yang berkata:

“Kekayaan jiwa itu apa yang mencukupi kebutuhanmu Jika lebih dari itu, maka kekayaan tersebut akan kembali menjadi kefakiran Fat-hul Baari Syarh Shahiih al-Bukhaari(XI/272).

Lihatlah kehidupan Rasulullah dan para Sahabatnya , beliau hidup di Madinah dalam keadaan miskin, padahal beliau adalah pemimpin para Nabi dan Rasul. Demikian pula para Sahabat banyak yang miskin, tetapi mereka menjadi sebaik-baik manusia setelah Nabi mereka,bukan karena harta dan kekayaan, tetapi karena iman,ilmu dan amal shalih.

Ummul Mukminin Aisyah berkata;

Keluarga Nabi Muhammad tidak pernah kenyang semenjak berpindah ke Madinah, dari makan gandum selama tiga malam berturut-turut sampai beliau wafat. Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 5416) dan Muslim (no. 2970(20)).

Orang miskin yang sabar, bertakwa, dan taat beribadah kepada Allah Taala, maka ia adalah orang yang paling mulia. Orang yang tidak tahu keadaan mereka pasti menyangka bahwa mereka adalah orang- orang kaya, karena mereka sabar dan menjaga diri, tidak meminta-minta kepada manusia. Satu orang miskin yang bersabar (bertakwa) lebih baik daripada orang kaya yang tidak bersyukur (bertakwa) yang jumlahnya seisi dunia, walaupun orang lain banyak yang menghina orang miskin tersebut dan merendahkannya.

Dari Sahl bin Saad as-Saidi ,  Kemudian lewat seorang laki-laki fakir dari kaum Muslimin. Maka Rasulullah bertanya kepada para Shahabat, Bagaimana pendapat kalian tentang orang (fakir) yang lewat tadi? Meraka menjawab, Dia (orang Islam yang fakir), layak bila pinangannya ditolak, apabila minta pertolongan tidak ditolong, bila berkata tidak didengar.

Lalu Rasulullah bersabda,

“Orang ini lebih baik daripada orang kaya itu sepenuh bumi semuanya.HR. Al-Bukhari (no. 5091, 6447-Bab Fadhlil Faqr (keutamaan fakir)).

Orang miskin yang sabar maka kesabarannya itu bisa menjadi sebab keselamatan agamanya. Rasulullah bersabda,

Hampir tiba waktunya sebaik-baik harta orang muslim ialah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan di lembah. Orang itu pergi menjauhi fitnah untuk menyelamatkan agamanya. HR.Al-Bukhari(no. 19), dariAbu Saidal-Khudriy

Apabila seseorang dikaruniakan oleh Allah kesabaran dalam menghadapi hidup ini, apa lagi ia sabar di atas kemiskinan, maka ini adalah sebuah nikmat dan karunia yang besar. Abu Said al-Khudri berkata, Nabi bersabda Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya, barangsiapa merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya, dan barangsiapa yang melatih dirinya untuk bersabar, maka Allah akan memberikan kesabaran kepada dirinya, dan tidak ada pemberian yang lebih baik dan lebih luas bagi seseorang daripada kesabaran. HR. Al-Bukhari (no. 1469), danMuslim(no. 1053), dari Abu Sa?id al-Khudriy

Doa orang-orang yang miskin yang shalih dan taat sebagai sebab kaum Muslimin mendapatkan kemenangan dan pertolongan atas musuh-musuh islam. Rasulullah ber sabda, Bukankah kalian mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian??HR. Al-Bukhari(no. 2896), dari Sa?adbin Abi Waqqash

Beliau juga bersabda, ; Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan sebab orang-orang lemah di antara mereka, yaitu dengan do?a, shalat, dan keikhlasan mereka.HR. An-Nasa-i (VI/ 45) dari Saad bin Abi Waqqash Orang yang sabar diatas kemiskinan dan menahandiri dari meminta-minta kepada orang lain, maka AllahTaala akan menjaganya. Sabar di atas kemiskinan dan menahan diri dari meminta-minta kepada manusia adalah salah satu sebab m?asuk sur?ga. Rasulullah bersabda, Siapakah yang mau menjamin untukku untuk tidak meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain, dan aku akan menjamin ia dengan Surga? Maka Tsauban berkata, Saya. Maka dia tidak pernah meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain.HR. Abu Dawud (no. 1643), Ahmad (V/276), dan Ibnu Majah (no. 1837), dari Sahabat Tsauban

Rasulullah bersabda, 

Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Dan mulailah dari orang yangmenjaditanggunganmu.Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari kelebihan harta yang dimilikinya. Barang siapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barang siapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya. (HR. Al-Bukhari (no. 1427), Ahmad (III/403, 434))

Sungguh beruntung orang yang diberikan hidayah masuk ke dalam agama Islam, lalu diberikan rezeki yang cukup serta merasa qanaah (puas) dengan karunia yang Allah Ta?ala berikan kepadanya. Rasulullah bersabda,  Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberikan rezeki yang cukup, dan dia merasa puasdengan apa yang Allah berikan kepadanya (HR. Muslim (no. 1054) dari Sahabat Abdullah bin Amr)

Orang miskin yang sabar dan rajin beribadah kepada Allah Ta?ala, mentauhidkan-Nya, menjauhkan syirik, melaksanakan sunnah, menjauhkan bidah, selalu taat dan menjauhkan maksiat, maka mereka akan masuk surga terlebih dahulu daripada orang muslim yang kaya. Rasulullah bersabda, ?Orang-orang faqir kaum Muslimin akan memasuki Surga sebelum orang-orang kaya (dari kalangan kaum Muslimin), (perbedaan lamanya) setengah hari, yaitu lima ratus tahun.?(HR. At-Tirmidzi (no. 2353, 2354) dan Ibnu Majah (no. 4122) dari Abu Hurairah)

Kalau penulis sebutkan tentang keutamaan orang miskin yang sabar dan bertakwa kepada Allah, bukan berarti bahwa tidak boleh orang menjadi kaya. Di dalam Islam tidak ada larangan orang menjadi kaya, tetapi jangan sampai kekayaannya menyibukkan dia dari beribadah kepada Allah, jangan sampai melalaikan dia dari menuntut ilmu syari dan mengamalkannya. Dan jangan pula melalaikan dia dari mengingat Allah dan berdzikir kepada Allah Taala. Tentang Dalil bolehnya orang Islam menjadi kaya diantaranya bahwa Rasulullah pernah mendoakan seorang Shahabat beliau, Anas bin Malik, yang telah membantu Nabi selama sepuluhtahun. Beliau bersabda, Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah baginya dari rezeki yang Engkau karuniakan kepadanya.(HR. Al-Bukhari (no. 6334, 6344, 6378, 6380) dan Muslim (no. 2480, 2481)).

Rasulullah bersabda, Harta yang terbaik ialah yang dimiliki oleh seorang yang shalih.(HR. Ahmad (IV/197, 202), ath-Thahawi (no. 6056, 6057-Syarh Musykilil Aatsaar))

Sikap yang benar menurut syariat Islam bagi orang yang mengalami kefakiran dan kemiskinan.

1. Wajib Mengimani Qadha dan Qadar dan Wajib Meyakini Bahwa Allah Maha Mengetahui, Maha Adil dan Maha Bijaksana dalam Setiap Perkara yang di takdirkan-Nya

Hendaknya orang yang diuji dengan kefakiran dan kemiskinan yakindengan sebenar-benar yakin bahwa Allah Taala Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Adil ,Maha Kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah meletakkan setiap perkara pada tempatnya. Karena, Dia-lah Allah Yang Maha Mengetahui kondisi makhluk-Nya, Maha Mengetahui akibat-akibat yang timbul dari mereka, Dia-lah yang menciptakan kita dan memberi rezeki kepada seluruh makhluk, dan Allah juga Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik dan terburuk untuk hamba-Nya. Bisa jadi seorang manusia senang terhadap suatu perkara, misalnya kekayaan, tidak berjihad di jalan Allah, namun itu mudharat (bahaya) untuk dia. Dan sebaliknya bisa jadi dia benci atau tidak senang terhadap suatu perkara, misalnya kemiskinan atau berjihad di jalan Allah, namun perkara itu baik untuk dia. Maka dari itu Allah menyebutkan dalam Al-Qur-an,

Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.?(QS. Al-Baqarah: 216)

Allah berfirman,

Sungguh, Rabb-mu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki); sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya.(QS. Al-Israa:30)

Allah berfirman,

Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha teliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha melihat.(QS.Asy-Syuuraa:27)

Ibnu Katsir berkatadalam menafsirkan ayat ini, Seandainya Allah memberikan kepada mereka rezeki di atas kebutuhan mereka, niscaya hal itu akan membawa mereka berlaku sewenang-wenang dan saling menzhalimi satu dengan yang lainnya karena angkuh dan sombong. Akan tetapi Allah memberikan rezeki kepada mereka sesuatu yang dipilih-Nya untuk kemaslahatan mereka. Allah Maha Mengetahui tentang hal tersebut. Allah menjadikan kaya orang yang berhak menerima kekayaan dan menjadikan fakir kepada orang yang berhak menerima kefakiran.(Tafsiir Ibni Katsiir(VII/206),tahqiqSami Salamah, cet. Daar Thaybah).

Maka, apabila seorang yang miskin melihat dan memikirkan dengan pandangan yang benar bahwa semua yang terjadi ini ada hikmahnya, maka kesedihannya pun akan hilang dan dia yakin bahwa ini yang terbaik untuk dia. Akan tetapi, jika seorang itu tetap sedih maka dia akan malas dalam berusaha, bekerja dan mencari nafkah.

2. Sabar Atas Ujian Yang Menimpa

Seseorang yang ditimpa kefakiran dan kemiskinan wajib bagi dia untuk bersabar atas ujian yang menimpanya. Jangan sampai dia marah atau tidak ridha dengan takdir Allah . Dan hendaknya dia mengeluhkan kemiskinannya kepada Allah sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur-an tentang Nabi Yaqub,

Dia (Yaqub) menjawab, Hanya kepada Allah akumengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.(QS. Yusuf: 86)

Dan ketahuilah, bahwa sabar tatkala terjadi musibah pertama kali memang pahit rasanya,tetapi kesudahannya sangat manis. Karena itu, Allah menjadikan orang orang yang bersabar kesudahannya sangat manis dan indah. Yang dimaksud sabar ialah ketika pertama kali terjadi musibah. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya sabar itu ketika pertama kali terjadi musibah. (HR. Al-Bukhari (no. 1283), Muslim (no.926).)

3. Jangan Melihat kepada Orang yang Lebih Kaya

Hendaknya orang yang fakirdanmiskin tidak melihat kepada orang yang lebih kaya dari padanya, tetapi hendaklah dia melihat ke bawah, kepada orang yang lebih fakir dan lebih miskin dari pada dia.Nabi memerintahkan untuk melihat kepada orang-orang yang di bawah agar dia tidak menyepelekan/ meremehkan nikmat Allah (seperti penghasilan, kesehatan, rumah, dll) yang telahAllah berikan kepadanya. Rasulullah bersabda,

Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu karena yang demikian itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telahdiberikan kepada kalian.

4. Jangan Minta-minta kepada Orang Lain, Kecuali karena Sangat Terpaksa

Hendaknya orang yang fakir dan miskin jangan sekali-kali minta kepada makhluk untuk menghilangkan kemiskinannya kecuali dalam keadaan yang sangat darurat. Dari Qabishah bin Mukhariq Al-Hilali, ia berkata, Rasulullah bersabda

Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang:(1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup,dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, ?Sifulan telah ditimpa kesengsaraan hidup, ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram,dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram. (HR. Muslim (no. 1044), Abu Dawud (no. 1640), Ahmad (III/477, V/60), an-Nasa-i (V/89-90), ad-Darimi (I/396))

Hadits ini menunjukkan bahwa meminta-minta hukumnya adalah haram, tidak dihalalkan, kecuali untuk tiga orang:(1) Seseorang yang menanggung hutang dari orang lain, baik disebabkan menanggung diyat orang maupun untuk mendamaikan antara dua kelompok yang saling memerangi. Maka ia boleh meminta-minta meskipun ia orang kaya. (2) Seseorang yang hartanya tertimpa musibah, atau tertimpa paceklik dan gagal panen secara total, maka ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. (3) Seseorang yang menyatakan bahwa dirinya ditimpa kemelaratan, maka apabila ada tiga orang yang berakal dari kaumnya memberi kesaksian atas hal itu, maka ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. (Hukum Meminta-minta dan Mengemis dalam Syariat Islam, penerbit Pustaka At-Taqwa)

Rasulullah juga bersabda, Barangsiapa meminta-minta (kepada orang lain) tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api. Rasulullah juga bersabda, Barangsiapa meminta harta kepada orang lain untuk memperkaya diri, maka sungguh, ia hanyalah meminta bara api, maka silakan ia meminta sedikit atau banyak. (HR. Muslim (no. 1041), Ahmad (II/231)).

Rasulullah bersabda:

Meminta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu.(At-Tirmidzi (no. 681), Abu Dawud (no. 1639))

Sesungguhnya minta-minta kepada manusia adalah satu kehinaan, merusak kehormatan, merusak kemuliaan diri, merusak wibawa seseorang, dan yang yang paling besar adalah merusak Tauhid.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728H) berkata, Seorang hamba mesti mendapatkan rezeki dania membutuhkan rezeki. Apabila ia meminta rezeki kepada Allah maka ia menjadi hamba Allah dan butuh kepada-Nya. Apabila ia meminta kepada makhluk maka ia menjadi hamba makhluk dan butuh kepadanya. Oleh karena itu, meminta-minta kepada makhluk hukum asalnya HARAM, dibolehkan oleh syariat dalam kondisidarurat.? (Al-Ubuudiyyah (hlm. 70) tahqiq Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Atsari, cet.Ke-6 Daarul Mughni th. 1433 H.).

Tentang masalah hukum minta-minta,hukum asalnya adalah HARAM. Dibolehkan minta-minta karena ada kebutuhan yang sangat mendesak dan darurat. Sesungguhnya minta-minta pada hakikatnya adalah

(1) kezhaliman terhadap hak Rububiyyah Allah ,

(2) kezhaliman terhadap hak orang yang diminta, dan

(3) kezhalimanpada hak orang yangmeminta.

Adapun kezhaliman terhadap hak Rububiyyah, disebabkania mengorbankan dirinya, permintaannya, kefakirannya, dan kehinaannya kepada selain Allah. Semestinya ia memintahanya kepada Allah saja, ia meminta kepada selain Allah, berartiia meletakkan permintaan bukan pada tempat nya dan bukan kepada yang berhak diminta. Ini adalah kezha liman.

Adapun kezhaliman kepada orang yang diminta, yaitu ia meminta kepada orang yang kekayaan itu tidak ada padanya. Dia telah menyusahkan orang lain untuk menunaikan apa yang ia minta, dan jika ia berikan ia beri dengan rasa tidak senang dan benci.

Adapun kezhaliman kepada dirinya, maka ia telah mengorbankan kehormatan dirinya dan menghinakan dirinya kepada selain Allah, ia telah menurunkan derajat dirinya kepada kedudukan yang paling rendah dan paling hina. Dia telah menjual dirinya dengan cara minta-minta. Dia telah menjual kesabarannya, tawakkalnya, dan kerendahan terhadap rizki Allah dengan minta-minta kepada manusia. Ini pada hakekatnya adalah kezhaliman kepada dirinya?(Diringkas dari perkataan Ibnul Qayyim dalam kitabnya,Madaarijus Saalikiin(II/242) cet. Darul Hadits?Kairo.)

5.Tawakkal Hanya Kepada Allah danTidak Bersandar kepada Sebab Rezeki

Jika seorang yang miskin sudah berusaha atau kerja, kemudian dia mendapatkan pekerjaan, usaha, atau dagang, maka janganlah sekali-kalidia bersandar kepada sebab pekerjaan, usaha, atau dagangannya, karena rezeki adalah dari Allah. Dan jangan juga dia merasa bahwa hasil pekerjaannya, usaha atau dagangannya itu berkat kemahirannya atau kecerdasannya.Itu tidak boleh. Janganlah seperti Qarun, tapi hendaknya ia bertawakkal kepada Allah . Karena sesungguhnya yang memberikan rezeki adalah Allah . Dia mendapat rezeki karena Allah yang memberi, bukan karena kepandaiannya, gelarnya, kehebatannya, dan lainnya. Semua rezeki datang karena Allah yang memberi, tapi harus ada sebab usaha. Maka wajib bagi kita bertawakkal kepada Allah . Dalam kondisi yang sulit seperti ini kita serahkan semua urusan kita kepada Allah. Jangan sampai kita minta-minta kepada manusia. Usaha sekedarnya dan tawakkal kepada Allah. Allah berfirman,

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluarbaginya. Dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sungguh, Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu.(QS. Ath-Thalaq:2-3)

Rasulullah bersabda, Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, sungguh kalian akan diberikan rezeki oleh Allah sebagaimana

Dia memberikan rezeki kepada burung. Pagi hari burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang. (HR. Ahmad (I/30, 52) , At-Tirmidzi (no. 2344))

Dan tawakkal adalah bersandarnya hati kepada Allah Taala dan menyerahkan urusan kepada-Nya.

6. Memiliki Sifat Qana’ah (Ridha dan Puas dengan Apa yang Allah Karuniakan)

Setiap Muslim dan Muslimah harus merasa puas, ridha, dan bersyukur dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya agar harta tersebut diberkahi oleh Allah. Rasulullah bersabda,

Sesungguhnya Allah mengujihamba-Nya dengan apa yang Dia karuniakan (rezekikan) kepadanya, maka barangsiapa yang ridha (menerima dan merasa puas) dengan rezeki yang diberikan kepadanya, maka (pasti) Allah akan memberkahinya dengan meluaskan (melapangkan) rezekinya. Dan barangsiapa yang tidak ridha dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya, maka (pasti) Allah tidak akan memberkahinya. (HR. Ahmad (V/24) dan al-Baihaqi dalamSyuabul Iimaan(no. 9274)).

Orang yang merasa cukup dan puas dengan rezeki yang Allah karuniakan kepada dia, meskipun dia hanya punya bekal makanan untuk hari itu saja, maka seolah-olah ia memiliki dunia dan seisinya. Rasulullah bersabda,

Barangsiapa di antara kalian berada di pagi hari dalam keadaan aman pada dirinya, merasa sehat badannya, dan mempunyai persediaan makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah diberikan dunia.(HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad(no. 300)).

7. Tidak Boleh Hasad terhadap Orang Lain

Jangan sampai tertanam dalam hati seorang Muslim sifat hasad (dengki, iri). Hasad yaitu membenci datang- nya nikmat Allah kepada orang lain. Hasad (dengki) hukumnya haram dalam Islam. Seorang Muslim dan Muslimah tidak boleh dengki karena dengki adalah sifat tercela, sifat orang-orang Yahudi, dan dapat merusak amal. Allah melarang seseorang mengharapkan segala apa yang Allah Taala lebihkan dan utamakan atas sebagian manusia dari sebagian yang lain. Allah berfirman,

Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.?(QS. An-Nisaa’: 32)

8. Selalu Bersyukur dan Bertakwa kepada Allah

Hendaknya orang yang fakir dan miskin berusaha untuk bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang tidak terhingga, kewajiban dia adalah mengingat nikmat-nikmat yang Allah berikan dan bersyukur atasnya, dan hendaknya dia bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Allah berfirman,

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka- sangkanya (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Hendaknya dia bersabar dan terus berdoa kepada Allah, maka Allah akan berikan jalan keluar dari musibah dan keadaan yang menimpa kita. Dan Allah akan tambah rezeki. Allah berfirman,

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. (QS. Ibrahim: 7)

9. Istighfar (meminta ampun kepada Allah) dan bertaubat kepada-Nya, dengan perkataan maupun perbuatan.Allah berfirman,

Maka aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampunan kepada Rabbmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.?(QS. Nuuh: 10-12)

10. Bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah.

Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman,

Wahai anak Adam! Luangkan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, maka Aku akan isi dadamu dengan kekayaan dan Aku akan menutupi kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku akan mengisi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutupi kefakiranmu. HR. Ahmad (II/358), at-Tirmidzi (no. 2466)

RASULULLAH TIDAK KHAWATIR UMMATNYA FAKIR ATAU MISKIN

Yang harus diingat oleh orang-orang fakir miskin adalah bahwa Rasulullah tidak takut ummatnya fakir atau miskin. Rasulullah bersabda,

Bergembiralah dan berharaplah apa yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian, tetapi aku khawatir jika dunia (kekayaan) dibentangkan (diluaskan) atas kalian sebagaimana yang pernah dihamparkan atas orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian berlomba-lomba memperoleh kekayaan itu seperti yang mereka lakukan, dan akhirnya kekayaan itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka.” (HR. Al-Bukhari (no. 3158, 4015, 6425) dan Muslim (no. 2961))

Di dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda,

Aku tidak khawatir atas kalian kefakiran (kemiskinan), akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian yaitu berlomba-lomba memperbanyak harta kekayaan. Dan aku tidak khawatir atas kalian berbuat dosa karena kekeliruan (tidak sengaja) akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian berbuat dosa dengan sengaja. (HR. Ibnu Hibban (no. 2479-Mawaariduz Zham-aan), al-Hakim (II/534))

Rasulullah dalam dua hadits ini tidak khawatir ummat Islam fakir atau miskin, tetapi yang beliau sangat khawatirkan yaitu ummat Islam berlomba- lomba mengumpulkan harta,tamak kepada dunia, sibuk mengejar harta kekayaan, dan bangga dengan kekayaan dunia. Berlomba-lomba dalam mengejar kekayaan dunia akan menyeret manusia kepada kerusakan agama dan dunia. Karena harta dan dunia adalah indah dan manis serta sangat dicintai oleh manusia, sehingga manusia mengorbankan apa saja untuk memperolehnya da nmereka sibuk mencarinya, sehingga diantara mereka ada yang mengorbankan agama dan aqidahnya demi dunia. Ada yang mengorbankan kehormatan dan keluarganya. Ada juga yang mengorbankan ibadahnya, sampai tidak shalat, tidak puasa, tidak menuntut ilmusyari karena mengejar dunia. Bahkan ada yang sampai membunuh saudaranya, saling memusuhi, dan berbuat kerusakan dimuka bumi dengan sebab tamak terhadap harta kekayaan. Allahummainnaa nas-alu-Ka al-afwawal aafiyah.

DOA BERLINDUNG DARI KEFAKIRAN

[1] Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada- Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kekikiran, pikun, kekerasan hati, lalai, berat tanggungan, kehinaan, dan kerendahan. Dan aku berlindung kepadamu dari kefakiran (kemiskinan), kekufuran, kefasikan, perpecahan, kemunafikan, sum?ah(memperdengarkan amalan kepada orang lain), riya?(memperlihatkan amalan kepada orang lain), dan aku berlindung kepadamu dari tuli, bisu, gila, penyakit lepra, belang, dan keburukan berbagai macam penyakit.?(HR. Al-Hakim (I/530) dan Ibnu Hibban (no. 2446?Mawaarid))

[2] Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada- Mu dari fitnah dan adzab neraka, fitnah dan adzab kubur, keburukan fitnah kekayaandan keburukan fitnah kefakiran. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan fitnah Dajjal. Ya Allah, bersihkanlah hatiku dengan salju dan air es, serta sucikanlah hatiku dari segala kesalahan

sebagaimana Engkau menyucikan baju putih dari kotoran. Dan jauhkanlah antara diriku dan kesalahan- kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah,sesungguhnyaaku berlindung kepada-Mudarikemalasan, perbuatan dosa, dan hu?tang.??(HR. Al-Bukhari (no. 6377))

[3] Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada- Mu dari kefakiran, kekurangan, kehinaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari menzhalimi atau dizhalimi.? (HR. An-Nasa-i (VIII/261) dan Abu Dawud (no. 1544))

[4] Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada- Mu dari susahnya bala, hinanya kesengsaraan, keburukan qadha, dan kegembiraan paramusuh. (HR. Al-Bukhari (no. 6347, 6616) dan Muslim (no. 2707).)

Orang fakir dan miskin yang baik adalah yang bertakwa kepada Allah, senantiasa beribadah kepada Allah dan taat kepada-Nya, melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, menjauhkan larangan dan tidak melanggar, serta sabar dan syukur kepada Allah .Mereka adalah orang-orang yang mulia meskipun mereka fakir dan miskin.

Mudah-mudahan apayang saya tulis bermanfaat bagi kaum Muslimin dalam kondisi sulit seperti ini. Kita berdoa kepada Allah agar kita dijauhkan dari kefakiran dan kemiskinan.

Yang perlu diingat bahwa rezeki sudah pasti dikaruniakan oleh Allah Yang Maha luas Rahmat-Nya. Allah memberikan rezeki kepadaseluruh makhluk- Nya,ada yang diluaskan rezekinya,ada juga yang disempitkan rezekinya oleh Allah, dan Allah Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya.Kita wajib ikhtiyar mencari rezeki, usaha, dan lainnya, tapi Allah yang menentukan semuanya. Dan apa yang Allah takdirkan buat kita itu yang terbaik buat kita.

Semoga Allah Ta?ala memberikan kita taufik pada setiap amal yang dicintai dan diridhai-Nya.Dan semoga Allah Ta?ala menjadikan kita sebagai muslim yang bersyukur kepada Allah dan bersabar atas segala cobaan dan ujian. Mudah-mudahan rezeki yang Allah karunia- kan kepada kita menjadi barokah,dapat mencukupi kebutuhan keluarga dan dapat juga kita berinfakdan sedekah dengan ikhlas semata-mata mengharapkan pahala dan ganjaran dari Allah .

Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad , keluarganya, para Shahabatnya,dan orang-orang yang mengamalkan dan membela Sunnah beliau sampai akhir zaman.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *