Ini Cara Jerman Menang Melawan Corona yang Bisa Dicontoh Indonesia

Nuseir Yasin atau Nas Daily. Foto: World Israel News
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



ARRABA, hajinews.id – Sukses negara Jerman menangani dampak COVID-19 menarik perhatian Nuseir Yassin atau yang lebih populer dengan Nas Daily. Konten kreator berdarah Arab-Israel ini memberikan analisa sukses Jerman menangangi pandemi yang bisa dicontoh oleh semua negara di dunia, termasuk Indonesia.

Menurutnya, Jerman merupakan salah satu negara yang paling baik dalam urusan menangangi dampak COVID-19. Keberhasilan Jerman ini, membuat Nuseir Yassin takjub.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Yang pertama, pemerintah negara itu menjamin bahwa setiap warga negara Jerman tidak akan terusir dari apartemen mereka karena tidak bisa membayar sewa. Ini karena, warga Jerman diperbolehkan membayar tahun 2022 jika situasi sudah membaik.

Yang kedua, tahun ini pemerintah Jerman menghapus pajak dan diperbolehkan membayarnya pada tahun 2021. Jika masih kesulitan,  pemerintah di sana sudah menyiapkan untuk rakyatnya dana segar sebesar 50 miliar Euro khusus untuk membantu seniman, wirausahawan, dan pekerja lepas.

Kemudian, bagi pemilik usaha kecil, pemerintah Jerman memberikan bantuan 70 persen untuk gaji karyawan plus 30 ribu Euro untuk bertahan selama pandemi. “Jadi kamu tidak perlu memecat karyawanmu,” terang pria yang pernah ditolak masuk Indonesia ini.

Di bagian yang paling inti, Nuseir mengatakan, bagi pemilik usaha berskala nasional, pemerintah Jerman akan memberikan pinjaman sebesar 60 miliar Euro. “Mereka menghabiskan 60 persen PDB nya untuk membantu ekonominya. Sedangkan negara lain hanya 10 persennya,” katanya.

“Semua ini mereka lakukan dalam hitungan minggu, bukan bulan atau tahun. Ini menjadikan rencana pemulihan (ekonomi) tercepat di dunia dan paling murah hati. Dan di waktu yang sama, kasus corona di Jerman menurun. Dan hidup perlahan-lahan mulai normal dengan tingkat kematian yang sangat rendah,” katanya.

Nuseir Yassin lahir pada 9 Februari 1992. Pria berpaspor Israel ini tumbuh besar di Arraba, sebuah daerah di distrik Lower Galilee, utara Israel, yang mayoritas penduduknya warga Arab.

Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ibunya seorang guru, sementara ayahnya berprofesi sebagai psikolog. Kendati memiliki 1 persen keturunan Yahudi-Eropa, Yassin dibesarkan sebagai muslim.

Usai lulus dari Harvard sebagai Sarjana Ekonomi, Yassin bekerja sebagai software developer untuk Venmo, perusahaan mobile payment sekaligus anak perusahaan PayPal.

Di sana, sebagaimana dikutip dari Business Insider, ia berpenghasilan USD 100 ribu per tahun. Meski memiliki penghasilan sebesar itu, Yassin memutuskan keluar dari Venmo pada 2016 dengan alasan jenuh terhadap rutinitas. Ia pun memutuskan keliling dunia dengan bermodalkan tabungan sebesar USD 60 ribu.(wh)

Berikut videonya:

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *