Ruang Isolasi di Hotel Asrama Haji Surabaya Terisi 126 dari 359

Asrama Haji Sukolilo Surabaya. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



SURABAYA, hajinews.id  – Sebanyak 99 tempat tidur untuk pasien COVID-19 dewasa dan anak-anak yang tersebar di 20 rumah sakit rujukan di Kota Surabaya, Jawa Timur, saat ini menganggur.

“Jadi kalau misalnya mau merujuk sudah tidak ada kesulitan,” ujar Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Selasa (9/6/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tempat tidur kosong itu terdiri dari 92 tempat tidur untuk pasien COVID-19 dewasa dan tujuh untuk anak. Dengan adanya sisa tempat tidur kosong, ujar Feny, panggilan Febria, maka tidak ada kesulitan bagi pasien COVID-19 yang harus dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Jumlah keseluruhan tempat tidur di rumah sakit di Surabaya khusus untuk pasien COVID-19 sebanyak 455 yang bertekanan negatif. Sedangkan sekitar 300 tempat tidur nontekanan negatif atau natural menggunakan exhaust fan. “Itu (jumlah kumulatif) seSurabaya. Total 20 rumah sakit rujukan di Surabaya.”

Ruang isolasi di Hotel Asrama Haji tersedia 359 dan saat ini terisi 126. Namun, Hotel Asrama Haji ini dikhususkan bagi pasien orang tanpa gejala yang terkonfirmasi. “Kalau di RS Husada Utama ada 71 tempat tidur di luar lantai 13-14 yang rencana (penambahan) kurang lebih 200, di luar itu,” jelas dia.

Selama ini, pasien COVID-19 dan nonCOVID-19 yang dirawat di kamar terpisah. Hal ini juga berlaku bagi pasien COVID-19 dan nonCOVID-19 yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). “Intinya kami sudah lama melakukan pemisahan itu, termasuk IGD COVID-19 dan nonCOVID-19.”

Kepala Dinas Kesehatan Surabaya ini menambahkan bawa hingga saat ini data kumulatif pasien terkonfirmasi yang dinyatakan sembuh sebanyak 867 orang. “Khusus hari kemarin, 8 Juni, 55 pasien terkonfimasi yang dinyatakan sembuh,” ungkapnya.

Sementara itu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya meminta penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diperpanjang alias dihentikan.

Diketahui, PSBB Surabaya jilid III berakhir pada Senin (8/6/2020). Sementara hingga kini kasus virus Corona atau Covid-19 di Kota Pahlawan itu masih tinggi.

Meski begitu, Risma tetap meminta pelonggaran dan penghentian PSBB Surabaya kepada Pemprov Jatim. Menurut Risma, ekonomi warga Surabaya harus tetap bergerak agar masyarakat dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19. Alasan itulah yang mendasari Risma mengajukan kepada Pemprov Jatim agar PSBB di Surabaya diakhiri. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *