New Normal, Gugus Tugas Minta Pesantren Tidak Buru-Buru Dibuka

Foto: Scholae
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan PenangananCovid-19Wiku Adisasmito menegaskan kegiatan di pondok pesantren masih belum boleh dilakukan. Masih ada kecemasan muncul klaster penularan virus corona (Covid-19) baru jika pesantren dibuka dalam waktu dekat.

“Itu tidak boleh [ponpes dibuka], maka dari itu Pimpinan Daerah harus mengendalikan semua itu, kalau tidak nanti kasusnya akan naik. Clear, Ponpes kan pendidikan, belum boleh,” ujar Wiku dalam tayangan Mata Najwa yang disiarkan di Trans7, Rabu malam (10/6).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Wiku, sektor pendidikan tidak perlu buru-buru segera dibuka. Baik di daerah yang masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mau pun yang sudah menuju new normal.

Pasalnya, anak merupakan salah satu kelompok usia yang rentan tertular Covid-19. Karenanya, keputusan sekolah kembali dibuka harus melalui kajian yang komprehensif serta simulasi yang tepat.

Di tempat yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku tidak akan terburu-buru membuka kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah. Ia juga tak segan kembali menutup Sekolah yang kedapatan membuka aktivitas sekolah dalam PSBB Transisi DKI Jakarta ini.

“Prinsipnya adalah bahwa Sekolah-Sekolah harus taat pada aturan. Bukan hanya sekolah, Madrasah, dan juga diatur nanti Pondok Pesantren,” kata Anies.

Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyatakan pembukaan sekolah akan kembali dibuka jika situasi dan kondisi dipastikan telah aman dari persebaran virus corona. Anies juga mengaku, sampai saat ini pihaknya belum menentukan tanggal pasti kapan aktivitas Sekolah kembali dibuka.

“Bahkan jangankan ke Sekolah, sekarang untuk ke Ragunan saja tidak boleh anak-anak, kami tidak mengizinkan,” kata Anies.

“Artinya kepedulian kepada anak-anak itu di dalam wujud aturan bukan sekadar pernyataan. Aturannya begitu, tiga kelompok: anak, ibu hamil, dan lansia,” tambahnya.

Sementara itu, beberapa Ponpes telah siap membuka kembali kegiatan belajar mengajar dengan mulai menerapkan protokol kesehatan, memasuki fase new normal atau tatanan kehidupan baru.

Seperti dua Ponpes di Jawa Timur, al-Falah Ploso dan Lirboyo, Kediri. Salah satu pengurus Pesantren al-Falah Ploso, M Ma’mun Mahfud mengatakan pihaknya saat ini tengah mempersiapkan hal-hal yang menjadi panduan new normal dalam proses pembelajaran. Pesantren al-Falah rencananya baru akan memulai proses pembelajaran awal Juli nanti.

Sementara Pesantren Lirboyo Kediri, Abdul Muid Shohib berencana membuka kembali pada 20 Juni mendatang. Muid menyampaikan, proses kedatangan santri sebelum dimulainya proses belajar mengajar di pesantren akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, dari sekitar 28 ribu santri pesantren Lirboyo, hanya ada sekitar 10 persen atau sekitar 2.500 santri yang akan kembali ke pesantren. (wh/cnn)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *