Elektabilitas Palsu Lahir Presiden Palsu

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



ELEKTABILITAS PALSU LAHIR PRESIDEN PALSU

By Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah Islam

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Survei pesanan. Hasilnya sesuai pesanan. Jalan pintas mendongkrak elektabilitas.

Soal survey objektif dan ilmiah bukanlah hal penting.

Yang penting calon yang mau ditampilkan mendapat simpati dan dukungan publik.

Alasan kenaikan elektabilitas bisa dicari. Media siap memoles ketidak populeran menjadi populer. Kedunguan menjadi kepintaran.

Prestasi kerja seorang gubernur seperti Anies Baswedan. Karena bukan jagonya cukong dan para pemodal prestasi Anies dihargai dengan kritikan dan cemoohan.

Ketika Pemprov DKI membagikan sembako. 1,6% tidak tepat sasaran. Yang disorot media dan dibesar-besarkan 1,6% sementara yang tepat sasaran 98,4% tidak di ekspos sama sekali. Warga merasakan kerja Anies. Pembenci Anies menutup-nutupi prestasi Anies dengan membully. Dua hal yang sangat bertolak belakang.

Hal yang mencolok perlakuan media dan politisi dapat kita lihat pada kasus baru covid-19. Tanggung jawab pemerintah pusat mana? Puas hanya dengan pengumuman kasus baru covid-19? Musim cuci tangan.

Kasus baru covid-19 bertambah tapi hanya Anies Baswedan yang disorot dan diserang. Padahal penambahan kasus baru 10 Juni 2020 kemarin Jakarta lebih rendah dari Jawa Timur.

Kasus baru Jakarta 157 orang, Jawa Tengah 139 orang. Top skor Jawa Timur 273 orang. Anehnya hanya Anies Baswedan yang disorot. Media bungkam terhadap Ganjar Pranowo dan Khofifah Indar Parawansa. Keberpihakan yang mencolok mata.

Lain Anies Baswedan lain pula Ganjar Pranowo. Perlakuan diskriminatif media mainstream, lembaga suvei dan para buzzer.

Ganjar Pranowo mengkapitalisasi dukungan melalui pencitraan ditengah pandemik dengan memakai kaos oblong, turun ke jalan ngatur lalu lintas dan datang ke bandara. Belum tentu dirasakan langsung manfaatnya oleh segelintir warga. Tapi media silih berganti memberitakannya.

Yang tidak berprestasi dibesar-besarkan media. Yang berprestasi seperti Anies Baswedan ditutup-tutupi.

Elektabilitas Ganjar Pranowo naik versi sebuah lembaga survei. Sementara Anies Baswedan turun. Aneh.

Pola-pola pencitraan Ganjar Pranowo copy paste pencitraan ala Jokowi.

Pencitraan, media, buzzer dan lembaga survei bekerja memoles jagonya cukong dan pemodal besar.

Pencitraan diolah sedemikian rupa oleh media, buzzer dan lembaga survei melambungkan nama jago yang diusung para cukong. Melambung di tengah awang-awang.

Elektabilitas dikerek melalui pencitraan, media, buzzer dan lembaga survei. Hasil nol besar. Mobil esemka buktinya.

Pola yang sama akan digunakan untuk 2024? Semoga rakyat tidak tertipu untuk yang kedua kalinya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *