LSI: Kesulitan Ekonomi Rakyat Bisa Meledak Jadi Kerusuhan Sosial

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar saat memaparkan riset terbaru lembaganya, Jumat (12/6/2020). (Foto: ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Lembaga penelitian Lingkar Survei Indonesia (LSI) Danny JA mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi ledakan emosi masyarakat karena kecemasan ekonomi akibat wabah virus Corona (Covid-19).

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar menegaskan, ancaman kelaparan dan pengangguran adalah sesuatu yang konkret dirasakan masyarakat, dan dianggap sebagai musuh yang nyata. Sementara melawan virus bagi rakyat kebanyakan adalah musuh yang tidak kelihatan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Mereka yang lapar, yang dihalangi kerja, tidak pula menerima bantuan sosial memadai dapat berubah menjadi mereka yang marah,” ujar Rully dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (12/6/2020).

Rully yang menyampaikan hasil penelitian LSI Denny JA terkait kecemasan masyarakat yang mulai bergeser dari pandemi Covid-19 menjadi ekonomi, menyatakan masyarakat yang marah dapat dengan mudah dipantik untuk memulai kerusuhan sosial.

Rully menjelaskan krisis kesehatan menjadi krisis ekonomi dan bisa berubah menjadi krisis sosial dan politik. “Kesulitan ekonomi publik ini perlu diantisipasi agar tak meledak menjadi kerusuhan sosial,” ungkap dia.

Lebih lanjut Rully juga mengingatkan bahwa jangan karena ingin menghidupkan ekonomi, justru membahayakan kembali kesehatan masyarakat. “Gelombang kedua virus tetap harus diwaspadai. Pembatasan sosial perlu dilakukan. Namun, dalam skala yang lebih kecil, pemerintah harus tegas membuka dan menutup kembali cluster yang rawan penyebaran. Protokol kesehatan tetap gencar diedukasi ke masyarakat, dan dikawal semua pihak,” terangnya.

Selanjutnya Rully menyarankan pemerintah untuk terus mengampanyekan protokol kesehatan atau adaptasi kebiasaan baru kepada masyarakat. Selain itu juga diharapkan sebanyak mungkin tokoh masyarakat diajak berkampanye.

LSI Denny JA dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil data sekunder dari lembaga-lembaga Galup Pol, yang berpusat di Amerika Serikat dan VoxPopuli Center. Dan mengambil responden sebanyak 240 yang semuanya mahasiswa. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *