Mengilhami

Drs.H. Achmad Zacky Siradj
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



MENGILHAMI

Oleh : Drs.H. Achmad Zacky Siradj ( Ketua Umum IKALUIN Jakarta dan Ketua Umum PB HMI Periode 1981-1983 )

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mengilhami sepertinya sudah menjadi bahasa gaul keseharian yang disamakan dengan memperoleh ide gagasan pemikiran, seperti ungkapan bahwa apa yang anda bicarakan tadi itu telah mengilhamiku, atau ungkapan lain misalnya, pertemuan yang baru saja saya ikuti telah banyak meilhami. Mungkin disebut dengan mengilhami karena sebelumnya belum pernah mengetahui dan setelah mengetahui lalu merasa termotivasi untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang sepertinya juga belum pernah dilakukan oleh yang lain.

Sejujurnya saya juga tidak mengerti mengapa kok bisa melakukannya dan mencapai hasil yang membanggakan, seperti ada yang mengilhami, hati, pikiran, tangan begitu ringan, begitu trampil melakukannya hingga berjalan begitu rupa, seakan tiada beban yang berarti, tiada hambatan yang merintangi, memancar membelah memecah mengurai mulus atas gerak hidup yang dijalani. Tentu ada yang mengilhaminya sehingga berjalan dengan begitu saja baik (yahdi mayyasya).

Berawal dari buah renungan atas kejadian demi kejadian yang dialami dan diderita negeri ini, mendadak sadar dan sedikit terperanjat karena ujug-ujug memiliki ide, gagasan yang boleh dikata cukup cemerlang, sehingga terbersit dalam lubuk hati yang paling dalam, tanpa ragu lagi bahwa, ada yang meilhami, sehingga kemudian muncul pula pertanyaan apakah kejadian itukah yang telah mengilhami, tentu jawabnya boleh ya, boleh bukan.

Dari sudut pandang tertentu ilham itu posisinya beriringan atau boleh disejajarkan, kendati beda tingkatan, dengan wahyu, sehingga mengilhami dalam hal ini memberikan ilham sama dengan memberikan wahyu dan yang memberikan itu adalah yang maha kuasa, Tuhan alam semesta.

Menelusuri tentang bagaimana kisah para nabi dan rasul sebelum memperoleh wahyu maka tercatat dalam sejarah, diawali dengan perenungan, pertapaan pengasingan diri untuk memaksimalkan kekuatan aqal pikirannya, berpikir keras membaca keadaan kehidupan masyarakat, yang nampaknya jauh dari membahagiakan malah boleh dikatakan tidak mendukung memiliki harkat dan martabatnya yang muliya. Dari situlah para nabi rasul mendapatkan wahyu sebagai pedoman petunjuk hidup yang harus diikuti dan ditaati. Demikian pula kiranya dengan para pemuka agama, wali,ulama-ulama besar, pemimpin-pemimpin negara bangsa, dapat menghadirkan pikiran-pikiran besar, ide-ide segar yang mencerahkan mencerdaskan, bahkan menghadirkan ungkapan kata yang penuh hikmah, fatwa-fatwa petuah-petuah yang bermutu yang memiliki daya jangkau melebihi zamannya, adalah juga melalui kontemplasi dan perenungan mendalam, sehingga ucapan dan pandangannya itu mengandung kepastian, ibarat kata bertuah, orang sunda bilang, saucap nyata saciduh metu (apa yang dikatakannya itu betul-betul terbukti).

Tapi juga tidak perlu kita sesali jika dewasa ini nampak kurang, atau langka, atau tidak ada, pemimpin dunia, pemimpin negara-negara bangsa yang dapat mengilhami, atau yang melahirkan pikiran-pikiran besar. Memang ada saat berganti ada pemimpin negara bangsa yang hebat menyeru kepada bangsa-bangsa untuk merdeka terbebas dari penjajahan, ada pemimpin negara yang menyeru agar setiap bangsa membangun agar mampu menunjukan kehidupan bangsanya hidup dengan kemandirian, ada juga pemimpin yang menyelesaikan perbedaan warna kulit, semua pemimpin tersebut membuktikan dalam kepemimpinannya dan mengilhami. Tapi juga ada pemimpin negara bangsa ini hanya sebagai tukang, tukang dagang, semua dihitung rugi untung, masih mending bila keuntungan itu untuk kesejahteraan masyarakat bangsanya bukan untuk dirinya dan kelompoknya, juga ada pemimpin yang menyatakan negara siap berperang, seakan ingin menguasai dunia dan yang lain orang harus musnah. Terlepas dari itu semua, tentunya kita tidak boleh lengah, malah harus tetap mewaspadai terhadap perkembangan yang ada.

Sesungguhnya disadari atau tidak, hendaknya diakui pula bahwa, dalam hidup keseharian kita inipun, merasa ada, hadir atau mungkin selalu hadir sesuatu yang mengilhami, kita mendapatkan petunjuk kemudahan dalam hidup, dan masing-masing kita pernah atau mungkin sering mendapat petunjuk-petunjuk kemudahan ini, dan yang pasti dengan kita selalu meperkuat menambah mepertebal keimanan kita akan senantiasa mendapat kemudahan hidup (wa mayyataqillaha yaj’allahu makhraja). Wa Allahu a’lam ( azs )

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *