INDEF: Bersiap Hadapi Resesi Ekonomi Tahun Ini

Enny Sri Hartati. (Foto/net)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ekonom senior Institute for Development on Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengingatkan seluruh lapisan masyatakat agar bersiap menghadapi periode resesi ekonomi pada tahun ini terkait belum meredanya pandemi virus Corona (Covid-19).

“Suatu negara akan memasuki tahap resesi apabila telah terjadi perlambatan ekonomi yang terjadi secara umum dalam dua kuartal berturut-turut. Resesi berpotensi terjadi karena PDB [produk domestik bruto] kuartal II/2020 sudah pasti minus,” ujar Enny seperti dikutip dari Bisnis, Kamis (25/6/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Enny menilai Indonesia akan memasuki periode resesi apabila hampir semua indikator sektor ekonomi mengalami perlambatan. Sektor-sektor tersebut antara lain industri manufaktur, perdagangan, transportasi, dan lainnya.

Menurut Enny perlambatan kinerja sektor ekonomi berimplikasi pada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang besar. Pasalnya, perusahaan atau penyedia kerja sudah tidak bisa menanggung gaji karyawan karena dampak dari pandemi Covid-19.

“Orang yang kesulitan mencari pekerjaan lebih banyak masyarakat bukan cuma mereka yang berpendidikan rendah, tetapi yang berpendidikan tinggi. Kita harus siap menghadapi kesulitan ekonomi,” terang dia.

Sedangkan ekonom Bank Permata Josua Pardede meyakini perekonomian Indonesia bisa mulai membaik pada kuartal tiga dan empat tahun ini asalkan realisasi dan penyerapan stimulus fiskal dalam penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional bisa dipercepat.

“Masih ada harapan dan potensi, kuartal ketiga pertumbuhannya positif atau cepat perbaikannya,” katanya di Jakarta, Jumat (26/6/2020).

Untuk itu, Josua mendorong celah-celah yang bisa menghambat untuk segera diperbaiki salah satunya verifikasi data dari setiap program penanganan dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Sedangkan dari sisi program perlindungan sosial, lanjut dia, validasi penerima bantuan sosial perlu diperbaiki agar program tepat sasaran dan tidak tumpang tindih antara Pusat dan Daerah.

Begitu juga dukungan bagi UMKM seperti subsidi bunga mengingat ada 60,66 juta rekening pelaku usaha mikro dan UMKM masih terdapat data ganda, sehingga verifikasi data dan dukungan teknologi informasi perlu dipercepat.

Tak hanya itu, kata Josua, bank-bank umum milik negara (Himbara) yang sudah mendapat kucuran dana sebesar Rp30 triliun dari pemerintah diharapkan untuk mengakselerasi realisasi kredit kepada pelaku usaha.

“Arahnya balik lagi ke pemulihan ekonomi, bagaimana anggaran yang dialokasikan ini bisa dioptimalkan penyerapannya sehingga kuartal empat tahun ini dan kuartal pertama tahun depan, pemulihan lebih jelas,” ujar dia. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *