Kini, Giliran Donald Trump yang Marah-Marah

Foto: Huffpost
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



WASHINGTON, hajinews.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump “mengamuk” lagi. Dalam serial Twitter-nya, ia menyebut dirinya “sangat-sangat” marah pada China atas apa yang terjadi sekarang ini.

Dalam akun @realDonaldTrump, Presiden AS ke-45 itu mengatakan kesal atas penyebaran virus corona yang makin menjadi-jadi terutama di AS. Pernyataannya ini dikeluarkan mantan pengusaha itu ketika AS menjadi negara dengan kasus terbanyak Covid terbanyak di dunia hingga 2,7 juta dengan total 130 ribu kematian.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ketika saya menyaksikan pandemi menyebarkan wajahnya yang buruk ke seluruh dunia, termasuk kerusakan luar biasa yang terjadi pada AS, saya menjadi semakin marah pada China,” tweet Trump, Selasa (30/6/2020).

Ia mengatakan orang-orang bisa melihatnya. Dan, kata dia, ia pun bisa merasakannya.

https://twitter.com/realDonaldTrump/status/1278099002345619462?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1278099002345619462%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.cnbcindonesia.com%2Fnews%2F20200701081735-4-169272%2Ftrump-ngamuk-marah-besar-ke-china-kenapa-lagi

Sebelumnya, Trump memang menuduh Beijing sebagai “biang keladi pandemi”. Hal ini meningkatkan ketegangan yang sudah terjadi antara kedua negara karena perang dagang terus berlangsung.

Sementara itu, ilmuan ternama AS Dr Antony Faucy, yang juga tim ahli Gedung Putih, menyebut Covid-19 di AS mungkin tak bisa dikontrol. Pernyataan itu, ia berikan saat dengar pendapat dengan parlemen AS.

Angka infeksi per hari diprediksi mencapai 100.000 orang per hari terutama joka penyebaran terus berlanjut seperti sekarang. “Saya tak bisa membuat prediksi yang akurat tapi ini akan sangat menganggu,” kata ilmuan top AS dikutip dari CNBC International.

“Kita mencatat 40 ribu lebih kasus setiap hari. Saya tidak akan terkejut jika angka ini naik menjadi 100.000 … Saya menekankan ini,” tegasnya.

Saat ini, AS memang mencatat 40 ribu kasus baru setiap hari. Angka ini merupakan dua kali lipat dibanding data tertinggi di bulan Mei yakni 22.800.

Saat ini hotspot penularan ada di negara bagian Selatan dan Barat AS. Sebanyak 50% kasus datang dari empat negara bagian, yakni Florida, California, Texas dan Arizona.

Ada pergeseran dari pusat infeksi semula yakni Washington dan sebagia negara bagian di Timur Laut seperti New York. Mengutip CNBC International, rata-rata kasus baru di AS adalah 39.750 per hari, selama tujuh hari terakhir atau naik lebih dari 40% dibandingkan seminggu sebelumnya.

“Saya sangat prihatin dan saya tidak puas dengan apa yang terjadi karena kita berada di arah yang salah, terutama jika Anda melihat kurva dari kasus-kasus baru,” kata Fauci lagi.

“Jadi kita benar-benar harus melakukan sesuatu tentang itu dan kami perlu lakukan dengan cepat.”

“Di negara-negara di mana pemerintah negara bagian melakukan dengan benar, kita melihat secara visual “fenomena tak terjadi apa-apa”,” katanya,

“Meski negara itu dalam status penguncian atau dibuka, kamu melihat orang-orang tidak bermasker, tidak menghindari kerumunan dan tidak menjaga jarak secara fisik.”

Sebelumnya, Covid-19 muncul pertama kali di Wuhan, China di akhir 2019. Pekan depan WHO menyebut akan mengirim tim khusus untuk menyelidiki ini ke China. (wh/cnbc)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar