Covid-19 di Gontor 2, Gus Jazil: Pemkab Ponorogo Harusnya Bantu Santri

Foto: Gontor
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Kabar adanya infeksi Corona di Pondok Pesantren Gontor 2, Jawa Timur mendapat perhatian lebih dari Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Menurutnya,  seharusnya pemerintah menggratiskan tes cepat atau rapid test untuk santri , apalagi pesantren tersebut menjadi klaster Covid-19.

Jazilul Fawaid dalam keterangan tertulisnya mengatakan, tidak mudah dan tidak murah untuk ukuran orangtua santri jika harus melakukan rapid test bagi anak mereka. “Biayanya hampir Rp 400 ribuan per anak,” kata pria yang juga Wakil Ketua Umum PKB itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jazilul Fawaid mengatakan hal itu karena dia punya tiga keponakan yang menjadi santri di Pesantren Gontor, di mana mereka diminta biaya rapid test dan bayar bis rombongan.

Pria yang juga akrab disapa Gus Jazil itu mengaku kecewa atas sikap Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni yang menyalahkan santri saat kembali ke pondok pesantren di Ponorogo tidak melengkapi diri dengan surat keterangan rapid test.

Dia memahami Kota Reog itu memiliki aturan, yakni mengharuskan para santri yang kembali ke pesantren agar melengkapi diri dengan surat keterangan rapid test.  “Tapi jangan seolah-olah menyalahkan santri, orangtua santri, dan pengasuh pesantren,” katanya.

Dia berharap Pemerintah Kabupaten Ponorogo tidak hanya memberi imbauan namun juga harus membantu para santri.

Semestinya para santri dibantu, disubsidi, bahkan digratiskan dalam masalah tes cepat Covid-19. Hal ini, katanya, bukan mengada-ada karena di tengah pandemik, pendapatan para wali (orang tua) santri menurun, sementara pengeluaran untuk anak mereka malah bertambah bila adanya kewajiban untuk rapid test dengan biaya sendiri.

“Belum lagi dengan kebutuhan lain seperti buku, seragam, dan uang asrama,” ucapnya.

Membantu rapid test kepada para santri itu sangat mungkin dilakukan sebab saat ini penyerapan anggaran di kementerian kesehatan dan dinas kesehatan masih tergolong rendah.

“Kalau masih rendah penyerapan anggarannya, kenapa tidak dialokasikan sebagian untuk para santri. Misalnya dengan mendirikan pelayan rapid test gratis untuk para santri,” kata Gus Jazil.

Skenario kedua untuk membantu para santri dalam soal tes cepat, menurut Gus Jazil, caranya yakni Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengusulkan atau bisa bekerja sama dengan pemerintah kabupaten atau kota dan provinsi dari asal santri. (wh)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *