Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 4,3% di Kuartal II-2020

Presiden Jokowi. (Dok Kementerian Sekretariat Negara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan mencapai -4,3 persen. Hal tersebut disampaikan Jokowi  saat memberikan arahan pada para gubernur terkait anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) di Istana Bogor, Jawa Barat.

“Meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 persen,” kata Jokowi dikutip dari Setkab.go.id, Kamis (15/7/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sejauh ini pertumbuhan ekonomi Indonesia belum akan menunjukkan ke arah perbaikan. Bahkan perekonomian nasional diproyeksi mengalami penurunan yang lebih tajam. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi angka pertumbuhan ekonomi nasional menjadi -4,3% di kuartal II-2020.

Sri Mulyani menyebutkan angka tersebut lebih dalam dari proyeksi awal sebesar -3,8%. Hal itu diungkapkannya usai rapat kerja (raker) bersama Banggar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengenai penanganan COVID-19 di gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan mencatat ekonomi pada kuartal II tahun ini berada di antara -3,5% sampai -5,1% dengan titik terdalam yang paling baru di level -4,3%. “Titik poinnya kita ada di minus 4,3% jadi lebih dalam dari yang kita sampaikan minus 3,8%,” ujar Sri Mulyani.

Disebutkan, penurunan ekonomi nasional yang lebih tajam ini dikarenakan beberapa sektor industri kinerjanya terkontraksi cukup dalam, mulai dari perdagangan, pertambangan, manufaktur, hingga transportasi.

Sri Mulyani menilai, relaksasi aturan sektor transportasi yang diberlakukan pemerintah belum banyak membantu roda perekonomian nasional di kuartal II-2020. “Transportasi itu walaupun sudah ada relaksasi tapi tidak pulih karena orang tidak melakukan traveling, walau terjadi tapi masih kecil sekali. Pertambangan berkontribusi negatif growth cukup dalam di kuartal II,” terang dia.

Dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan mendorong perekonomian pada kuartal III melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) serta Perpres Nomor 72 Tahun 2020.

Melalui beleid itu, Sri Mulyani memastikan adanya penyerapan anggaran. “Kita berharap di kuartal III mengejar, beberapa data yang kita peroleh sudah menunjukkan adanya titik balik, namun titik baliknya ini adalah akselerasi. Itu lah yang menjadi fokus presiden, belanja dari K/L, belanja dari daerah, perbankan sektor keuangan dan sektor korporasi bisa kembali,” kata bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar