Saat-Saat Menghembuskan Nafas Terakhir

sakaratul maut
Foto : Ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Saat-Saat Menghembuskan Nafas Terakhir (Sekaratul maut)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Pernahkah kita bertanya-tanya dalam hati: “Di pangkuan siapakah nanti kita akan menghembuskan nafas terakhir.. ?”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pertanyaan yang bikin merinding? Padahal seharusnya ini adalah pertanyaan yang paling manis. Karena berbicara tentang siapa yang paling berhak menjadi sandaran kepala kita ketika ruh kita hendak berpisah dari jasad, adalah pembicaraan perihal cinta.

Orang tempat kita bersandar terakhir haruslah orang yang mencintai kita dengan sungguh-sungguh. Yang ketika kita menghadapi sekaratul maut, dia tahu apa yang mesti dia lakukan.

Bukan sekedar menangis, bukan sekedar merengek terisak sambil menyebut nama kita untuk jangan meninggalkannya. Dia harus bisa mentalqin kita dengan kalimah thayibah :

LAA ILAAHA ILLALLAAH…

Mentalqin hamba yang sedang menghadapi perjuangan terakhirnya, butuh ilmu dan bimbingan. Siapa tahu kekasih kita wafat dalam pelukan kita. Siapa tahu kekasih kita meregang nyawa ketika sedang berada dalam pangkuan atau dekapan kita.

Sudah banyak kisah, ketika nafas seorang ayah tersengal-sengal menjemput ajalnya. Anak-anaknya hanya bisa menangis, tidak tahu harus bagaimana berbuat dan memperlakukan ayahnya.

Jutaan cerita ketika seorang istri tidak lagi bisa berkata apa-apa, hanya menetes air mata sambil berbisik menitipkan buah hatinya agar dirawat dan dibesarkan ayahnya dengan kasih sayang.

Suaminya hanya bisa menatap iba, tidak keluar sepatah kata pun sebagai pesan terakhir untuk diucapkan istrinya menjemput akhir hidupnya.

Sebuah wasiat indah, pengantar ruh menuju surga. Dari manusia paling utama yang namanya senantiasa disebut-sebut dengan penuh kasih sayang di setiap keping zaman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau berpesan :
“Talqinlah (diktelah/ tuntunlah) seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat : ‘Laa ilaaha illa Allah..”.(Hadits Shahih Riwayat Muslim).

Sungguh, kalimat yang terakhir diucapkan seorang hamba ketika menjelang wafatnya haruslah kalimat yang paling bagus, paling indah, paling utama. Dan tidak ada kalimat yang lebih indah daripada kalimat :

“Laa ilaaha illa Allah..”

Karena, kalimat inilah yang menjadi sebab Allah memasukkan seseorang ke surga. Ketika kalimat ini menjadi kata-kata terakhir yang keluar dari lisannya menjelang ajal. Beliau bersabda(Rasulullah) :

“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka dia akan masuk surga”. (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).

Lantas bagaimana cara mentalqin seorang hamba yang sedang hadapi ajalnya? Apakah kita bacakan ayat-ayat dari Al-Qur’an, bacakan tahlilan, atau berulang-ulang kita bisikkan kalimat :

“Laa ilaah illa Allah..?”

Tidak… Cukup sekali saja membisikkannya. Perhatikan, apakah dia bisa menirukannya. Jika sudah bisa menirukan, tahan lisan. Jangan sampai dia berkata-kata lagi selain :

“Laa ilaah illa Allah..”

Kalau dia mengigau lagi atau mengucapkan kata-kata, tunggu diamnya, bisikkan lagi :

Laa ilaah illa Allah”

Sampai kita tahu dia menirukannya. Begitu seterusnya sampai ruhnya terlepas dari jasadnya, sehingga kata-kata terakhir yang keluar dari lisannya adalah :

“Laa ilaah illa Allah..”

Dan dia menjemput kemenangan meraih husnul khatimah.

Mudah-mudahan Allah karuniakan kepada kita semua Husnul Khatimah dan masuk surga-Nya. Berkumpul dengan keluarga dan kekasih yang kita sayangi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *