MAKI: Butuh Peran Jokowi untuk Memulangkan Djoko Tjandra dari Malaysia

Foto: Antara
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Presiden Joko Widodo agar melobi Pemerintah Malaysia untuk memulangkan Djoko Tjandra.

Buronan kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali itu diyakini berada di Kuala Lumpur, Malaysia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ini karena pada Oktober 2019 lalu, seorang lawyer Indonesia bersama kliennya telah bertemu dengan Djoko Tjandra di lantai 105 gedung Signature 106 komplek Tun Razak Echange, Malaysia,” kata Koordinator MAKI, Boyamin Saiman.

Pertemuan itu, kata dia, dalam rangka menawarkan apartemen milik klien tersebut kepada DJoko Tjandra.

“Lawyer tersebut saya cukup mengenalnya karena pernah bergabung dengan kantor saya Boyamin Saiman Lawfirm,” kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu ( 19/7).

Selain itu, keyakinan tersebut juga berdasarkan keterangan dari Pengacara Djoko Tjandra, Anita Kolopaking yang menyebut bahwa kliennya berada di Kuala Lumpur, Malaysia.

Atas dasar itu, katanya, dibutuhkan peran Presiden Joko Widodo untuk melakukan loby dan diplomasi tingkat tinggi kepada Perdana Menteri Malaysia, Muhyidin Yassin untuk memulangkan Djoko Tjandra ke Indonesia.

Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Jokowi harus turun tangan pada persoalan tersebut.

Pertama, sebelumnya Mantan Jaksa Agung M.Prasetyo telah berupaya memulangkan jalur ekstradisi atas Djoko Tjandra, namun masih gagal.

Kedua, kata dia, selama ini telah terdapat upaya timbal balik yang baik dengan pemerintah Malaysia.

“Pemulangan Siti Aisyah dari Malaysia yang dituduh meracun Kim Jong Nam (di bandara KLIA Kuala Lumpur. Saat itu, Situ Aisyah telah disidangkan di Pengadilan Shah Alam Malaysia dengan ancaman hukuman mati,” katanya.

“Namun atas upaya lobi tingkat tinggi termasuk penyerahan kapal mewah Equaminity kepada Malaysia, maka Siti Aisyah bisa dibawa pulang ke Indonesia dan diterima langsung Presiden Jokowi di Istana Negara pada tanggal 12 Maret 2019,” tambahnya.

Selain itu, ia menduga terdapat hubungan erat dan perlakuan istimewa dari Nazib Razak, mantan Perdana Menteri Malaysia kepada Djoko Tjandra, sehingga proses pemulangannya akan sulit jika tidak melibatkan diplomasi tingkat tinggi.

“Terdapat hubungan baik Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyidin Yassin. Hubungan baik ini semestinya digunakan untuk memulangkan Djoko Tjandra dari Malaysia,”ucap Boyamin. (wh)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *